6.14 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Persepsi Nelayan Terhadap
Kelestarian Sumberdaya Ikan Bilih
Nelayan untuk setiap alat tangkap memiliki persepsi yang berbeda-beda. Oleh karena itu pengujian korelasi menggunakan uji Rank Spearman dengan
bantuan SPSS version 15.0 for Windows perlu dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi nelayan terhadap kelestarian
sumberdaya ikan Bilih. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nelayan terdiri dari faktor internal dan ekternal. Faktor internal adalah umur, tanggungan,
pendidikan, pengalaman, dan kategori penduduk. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari aturan, pendapatan, dan pekerjaan alternatif. Berikut ini hasil analisis
korelasi Rank Spearman Lampiran 7 untuk setiap alat tangkap.
1. Jaring Langli
Tabel pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nelayan terhadap kelestarian ikan Bilih di Danau Singkarak dapat dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28. Hasil Analisis Uji Rank Spearman Terhadap Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Persepsi Nelayan Langli
Faktor Koefisien Rank
Spearman Signifikan
Keterangan
Aturan 0,441
0,015 Berhubungan
Nyata Pendapatan
0,148 0,436
Tidak Berhubungan Nyata Umur
-0,202 0,284
Tidak Berhubungan Nyata Tanggungan
0,313 0,092
Berhubungan Nyata
Pendidikan 0,450
0,013 Berhubungan
Nyata Jarak
0.328 0,076
Berhubungan Nyata
Pengalaman -0,189
0,316 Tidak Berhubungan Nyata
Kategori Penduduk -0,275
0,142 Tidak Berhubungan Nyata
Pekerjaan 0,013
0,945 Tidak Berhubungan Nyata
Sumber: Hasil Analisis Data, 2011 Keterangan: Nyata pada taraf 10, Nyata pada taraf 5
Berikut ini diuraikan hubungan dari masing-masing variabel tersebut terhadap persepsi nelayan jaring langli:
1. Hubungan antara persepsi dengan aturan
Hubungan antara aturan dengan persepsi masyarakat nelayan terhadap kelestarian ikan Bilih yang diperoleh dari hasil uji Rank Spearman menyatakan
bahwa ada hubungan nyata antara kedua faktor tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan nilai peluang sebesar 0,015 yang lebih kecil dari alpha
α=5. Nilai koefisien Rank Spearman diperoleh sebesar 0,441. Artinya, hubungan antara
persepsi dan aturan adalah positif dan agak rendah. Nilai tersebut menyatakan bahwa jika ada aturan terhadap pengelolaan ikan Bilih maka diduga nelayan
semakin menjaga keberadaan ikan Bilih dan cenderung lebih bersikap ramah lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan aturan dan sanksi yang jelas.
2. Hubungan antara persepsi dengan pendapatan
Persepsi nelayan tidak memiliki hubungan nyata dengan pendapatan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai peluang sebesar 0,436 yang lebih besar dari alpha
α=10. Pendapatan tidak berhubungan nyata dengan persepsi karena pendapatan nelayan tidak hanya dihasilkan dari hasil penangkapan sumberdaya
ikan Bilih. Nelayan ikan Bilih dengan alat tangkap langli pada umumnya memiliki pekerjaan alternatif. Pada umumnya nelayan dengan pendapatan
tinggi maupun dengan pendapatan rendah mengganggap bahwa pelestarian ikan Bilih itu penting.
3. Hubungan antara persepsi dengan umur
Hubungan antara persepsi dan umur melalui nilai uji Rank Spearman diperoleh nilai peluang sebesar 0,284. Nilai uji variabel ini lebih besar dari alpha
α=10 yang berarti persepsi dan umur tidak memiliki hubungan nyata. Umur
tidak berhubungan nyata dengan persepsi karena pada tingkat umur berapapun nelayan menganggap bahwa melestarikan ikan Bilih adalah penting.
4. Hubungan antara persepsi dengan tanggungan
Hubungan antara persepsi dan jumlah tanggungan keluarga yang diperoleh dari hasil uji menyatakan bahwa nilai peluang adalah 0,092 yang lebih besar dari
alpha α=10. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan nyata antara
persepsi dengan jumlah tanggungan keluarga dengan koefisien Rank Spearman sebesar 0,313. Artinya hubungan antara persepsi dengan jumlah tanggungan
keluarga adalah positif namun rendah. Hal ini disebabkan oleh semakin besar jumlah tanggungan maka semakin besar ketergantungan terhadap ikan Bilih
sehingga perlu dipertahankan keberadaannya. 5.
Hubungan antara persepsi dengan lama sekolah Hubungan antara persepsi dengan lama sekolah menunjukkan ada hubungan
nyata antara lama sekolah dengan persepsi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai peluang sebesar 0,013 yang lebih kecil dari alpha
α=10. Nilai koefisien Rank Spearman yang diperoleh adalah 0,450. Artinya, hubungan antara
persepsi dan lama sekolah positif dan agak rendah. Hal ini diduga semakin lama seseorang menempuh pendidikan maka semakin peduli dengan
kelestarian ikan Bilih. Hasil survei di lapangan menunjukkan bahwa nelayan dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih menjaga kelestarian
ekosistem danau. 6.
Hubungan antara persepsi dengan jarak Hubungan antara persepsi dengan jarak menunjukkan adanya hubungan nyata
yang ditunjukkan oleh nilai peluang sebesar 0,076 yang lebih kecil dari alpha
α=10 dengan koefisien Rank Spearman sebesar 0,328. Artinya, hubungan antara persepsi dengan jarak positif dan rendah. Semakin jauh jarak
penangkapan ke tengah danau maka nelayan cenderung lebih peduli terhadap kelestarian ikan Bilih. Hal ini diduga disebabkan semakin jauh jarak tempuh
maka semakin luas ekosistem yang berpotensi untuk rusak. 7.
Hubungan antara persepsi dengan pengalaman Pengalaman nelayan berhubungan tidak nyata dengan persepsi. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai peluang sebesar 0,316 yang lebih besar dari alpha α=10. Pengalaman tidak berhubungan nyata dengan persepsi karena baik
nelayan yang sudah lama atau baru menangkap ikan Bilih merasakan penurunan produksi sumberdaya ikan Bilih.
8. Hubungan antara persepsi dengan kategori penduduk
Hubungan antara persepsi dengan kategori penduduk menunjukkan tidak ada hubungan nyata. Hal ini ditunjukkan dengan nilai peluang adalah 0,142 yang
lebih besar dari alpha α =10. Tidak adanya hubungan yang nyata ini
disebabkan oleh penduduk pendatang dan asli sama-sama merasa memiliki sumberdaya ikan Bilih.
9. Hubungan antara persepsi dengan pekerjaan alternatif nelayan
Hubungan antara persepsi dengan pekerjaan alternatif nelayan menunjukkan tidak ada hubungan nyata antara persepsi dengan pekerjaan alternatif. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai peluang adalah 0,945 yang lebih besar dari alpha α=10. Hal ini diduga karena pada umumnya nelayan memiliki pekerjaan
alternatif.
2. Alahan
Hasil uji korelasi Rank Spearman untuk melihat hubungan antar variabel yang mempengaruhi persepsi nelayan dengan alat tangkap jala disajikan pada Tabel 29.
Tabel 29. Hasil Analisis Rank Spearman Terhadap Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Persepsi Nelayan Alahan
No Faktor
Koefisien Rank Spearman
Peluang Keterangan
1 Aturan
0,999 0,000
Berhubungan Nyata
2 Pendapatan
-0,354 0,055
Berhubungan Nyata
3 Umur
0,028 0,885
Tidak Berhubungan Nyata 4
Tanggungan -0,319
0,086 Berhubungan
Nyata 5
Pendidikan -0,348
0,060 Berhubungan
Nyata 6
Jarak -0,074
0,699 Tidak Berhubungan Nyata
7 Pengalaman
0,006 0,974
Tidak Berhubungan Nyata 8
Kategori -0,071
0,708 Tidak Berhubungan Nyata
9 Pekerjaan
0,119 0,530
Tidak Berhubungan Nyata Sumber: Hasil Analisis Data, 2011
Keterangan: Nyata pada taraf 10, Nyata pada taraf 1
Berikut ini diuraikan hubungan dari masing-masing variabel terhadap persepsi nelayan alahan terhadap kelestarian sumberdaya ikan Bilih:
1. Hubungan antara persepsi dengan aturan
Hubungan antara aturan dengan persepsi masyarakat nelayan terhadap kelestarian ikan Bilih yang diperoleh dari hasil uji korelasi Rank Spearman
menyatakan bahwa ada hubungan nyata antara kedua faktor tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan nilai peluang sebesar 0,000 yang lebih kecil dari alpha
α=1 dengan koefisien rank Spearman 0,999. Nilai tersebut menyatakan bahwa keputusan pengujian variabel persepsi dan aturan memiliki hubungan
positif yang sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baiknya aturan
dalam pengelolaan ikan Bilih maka nelayan akan cenderung semakin berkeinginan untuk mengkonservasi ikan Bilih.
2. Hubungan antara persepsi dengan pendapatan
Pendapatan merupakan rente yang diterima nelayan dari pemanfaatan sumberdaya ikan Bilih. Pendapatan dan persepsi masyarakat nelayan memiliki
hubungan nyata. Hal ini ditunjukkan oleh nilai peluang sebesar 0,055 yang lebih kecil dari alpha
α=10 dengan koefisien Rank Spearman -0,354. Artinya, pendapatan dan persepsi memiliki hubungan negatif dan agak rendah.
Pada umumnya pendapatan nelayan alahan saat ini mengalami penurunan. Sehingga semakin rendah pendapatan yang diperoleh nelayan karena
berkurangnya populasi ikan Bilih maka akan cenderung lebih peduli terhadap kelestarian ikan Bilih.
3. Hubungan antara persepsi dengan umur
Umur dan persepsi tidak memiliki hubungan yang nyata. Hal ini ditunjukkan oleh nilai peluang sebesar 0,855 yang besar dari alpha
α= 10 dengan koefisien Rank Spearman sebesar 0,028. Hal ini diduga karena nelayan pada
semua tingkat umur merasakan populasi ikan Bilih terus menurun. Oleh karena itu dibutuhkan tindakan yang ramah lingkungan untuk mempertahankan
keberadaan ikan Bilih. 4.
Hubungan antara persepsi dengan tanggungan Hubungan antara persepsi dan jumlah tanggungan keluarga yang diperoleh dari
hasil uji adalah nyata. Hal ini ditunjukkan oleh nilai peluang yang diperoleh sebesar 0,086 yang lebih kecil dari alpha
α=10. Koefisien korelasi Rank Spearman sebesar -0,319 yang berarti adanya hubungan negatif dan rendah
antara persepsi dan jumlah tanggungan. Artinya semakin sedikit jumlah tanggungan maka nelayan lebih cenderung peduli terhadap kelestarian ikan
Bilih. Hal ini diduga karena nelayan dengan jumlah tanggungan besar akan cenderung meningkatkan hasil tangkapan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kebutuhan ekonomi diduga akan meningkatkan eksploitasi dan tekanan yang besar terhadap sumberdaya ikan Bilih. Sehingga semakin
mengancam keberadaan ikan Bilih di Danau Singkarak. 5.
Hubungan antara persepsi dengan jarak Hasil uji menunjukkan tidak ada hubungan nyata antara persepsi dengan jarak.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai peluang sebesar 0,699 yang lebih besar dari alpha
α=10. Hal ini diduga karena masyarakat yang tinggal di dekat ataupun tinggal lebih jauh dari sumberdaya telah merasakan dampak dari
kepunahan ikan Bilih tersebut. Oleh karena itu masyarakat berpendapat bahwa menjaga kelestarian ikan Bilih adalah penting.
6. Hubungan antara persepsi dengan pengalaman
Hubungan antara persepsi dengan pengalaman nelayan adalah tidak nyata. Hal ini ditunjukkan oleh nilai peluang sebesar 0,524 yang lebih besar dari alpha
α=10. Pengalaman tidak mempengaruhi persepsi nelayan karena nelayan yang telah lama atau masih baru bekerja cenderung menganggap kelestarian
ikan Bilih perlu dijaga. Hal ini diduga karena tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya ikan Bilih tersebut.
7. Hubungan persepsi dengan kategori penduduk
Hubungan antara persepsi dan kategori penduduk tidak nyata. Hal ini ditunjukkan oleh nilai peluang 0,708 yang lebih besar dari alpha
α=5. Pada
umumnya penduduk nelayan alahan adalah penduduk asli. Penduduk pendatang dan asli merasa penting menjaga kelestarian ikan Bilih. Penduduk
pendatang telah lama tinggal dan menjadi bagian dari penduduk Danau Singkarak sehingga menganggap pelestarian ikan Bilih.
8. Hubungan persepsi dengan pekerjaan alternatif nelayan
Tidak ada hubungan nyata antara persepsi dan pekerjaan alternatif nelayan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai peluang sebesar 0,538 yang lebih besar dari alpha
α=10. Hal ini diduga karena pada umumnya nelayan alahan memiliki pekerjaan alternatif.
3. Jala
Persepsi nelayan terhadap kelestarian ikan Bilih berperan penting terhadap upaya pengelolaan. Faktor-faktor yang berhubungan nyata dengan persepsi
berdasarkan hasil uji Rank Spearman disajikan pada Tabel 30.
Tabel 30. Hasil Analisis Rank Spearman Terhadap Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Persepsi Nelayan Jala
Faktor Koefisien Rank
Spearman Signifikan Keterangan
Aturan 0,837
0,000 Berhubungan
Nyata Pendapatan
0,347 0,060
Berhubungan Nyata
Umur 0,447
0,013 Berhubungan
Nyata Tanggungan
0,104 0,583
Tidak Berhubungan Nyata Pendidikan
-0,194 0,304
Tidak Berhubungan Nyata Jarak
0,125 0,510
Tidak Berhubungan Nyata Pengalaman
0,511 0,004
Berhubungan Nyata
Kategori 0,301
0,106 Tidak Berhubungan Nyata
Pekerjaan 0,301
0,106 Tidak Berhubungan Nyata
Sumber: Data Primer diolah, 2011 Keterangan: Nyata pada taraf 10, Nyata pada taraf 5, Nyata pada
taraf 1.
Faktor internal terdiri dari pengalaman, umur, Biaya penangkapan keluarga, lama sekolah, kategori penduduk, lama tinggal dan jarak. Sedangkan faktor
eksternal merupakan faktor-faktor yang terdapat di luar diri responden yaitu aturan terhadap pengelolaan sumberdaya ikan Bilih serta faktor ekonomi yang
terdiri dari pendapatan dan pekerjaan alternatif nelayan. Faktor-faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Hubungan antara persepsi dengan aturan
Hubungan antara aturan dengan persepsi masyarakat nelayan terhadap kelestarian ikan Bilih yang diperoleh menyatakan bahwa ada hubungan nyata
antara kedua faktor tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan nilai peluang sebesar 0,000 yang lebih kecil dari alpha
α=1. Koefisien Rank Spearman yang diperoleh sebesar 0,837. Nilai tersebut menyatakan bahwa keputusan pengujian
variabel tersebut adalah adanya hubungan nyata yang positif dan tinggi antara persepsi dan aturan. Artinya, semakin baik penerapan aturan terhadap
pengelolaan ikan Bilih maka kelestarian semakin dianggap penting. Oleh karena itu keberadaan aturan menjadi sangat penting dalam pengelolaan
sumberdaya perikanan. 2.
Hubungan antara persepsi dengan pendapatan Persepsi masyarakat nelayan memiliki hubungan nyata dengan pendapatan
yang diperoleh nelayan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai peluang yang diperoleh dari hasil uji adalah 0,060 yang lebih kecil dari alpha
α=10. Koefisien Rank Spearman yang diperoleh adalah sebesar 0,347. Nilai ini menunjukkan
adanya hubungan positif dan agak rendah antara persepsi dan pendapatan. Artinya, nelayan dengan pendapatan tinggi lebih menyadari pentingnya
menjaga kelestarian ikan Bilih. Ketergantungan yang besar terhadap sumberdaya ikan Bilih menyebabkan nelayan semakin peduli dengan
keberadaannya. 3.
Hubungan antara persepsi dengan umur Hubungan antara persepsi dan pengalaman melalui nilai uji variabel Rank
Spearman diperoleh nilai peluang sebesar 0,013. Nilai uji variabel ini lebih kecil dari alpha
α=5 yang berarti persepsi dan pengalaman memiliki hubungan nyata. Koefisien korelasi yang diperoleh adalah sebesar 0,447. Nilai
ini menunjukkan bahwa ada hubungan nyata dan rendah antara dua variabel tersebut. Semakin bertambahnya umur nelayan menyebabkan mereka lebih
peduli terhadap sumberdaya ikan Bilih. 4.
Hubungan antara persepsi dengan tanggungan Hubungan antara persepsi dan jumlah tanggungan keluarga yang diperoleh
adalah 0,583 yang lebih besar dari alpha α=10. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan nyata antara persepsi dengan jumlah tanggungan keluarga. Hal ini diduga karena nelayan dengan jumlah tanggungan besar dan kecil
menyadari bahwa kelestarian ikan Bilih penting untuk dijaga. 5.
Hubungan antara persepsi dengan lama sekolah Hubungan antara persepsi dengan pendapatan menunjukkan tidak ada
hubungan nyata. Hal ini ditunjukkan dengan nilai peluang sebesar 0,304 yang lebih besar dari alpha
α=10. Lama sekolah tidak berhubungan dengan persepsi nelayan karena pada tingkat umur berapapun nelayan menyadari
pentingnya keberadaan ikan Bilih. Pendidikan pelestarian ini tidak hanya
diperoleh masyarakat dari pendidikan formal tetapi dari pendidikan informal seperti penyuluhan dan pengalaman empiris.
6. Hubungan antara persepsi dengan jarak
Hubungan antara persepsi dengan jarak yang diperoleh menunjukkan tidak adanya hubungan nyata antara kedua variabel tersebut. Nilai peluang yang
diperoleh adalah 0,510 yang lebih besar dari alpha α=10. Jarak dan
persepsi tidak memiliki hubungan nyata diduga karena nelayan dengan jarak tempat tinggal jauh ataupun dekat dengan sumberdaya menganggap kelestarian
ikan Bilih itu penting. 7.
Hubungan antara persepsi dengan pengalaman Persepsi dan pengalaman memiliki hubungan yang nyata yang ditunjukkan
oleh nilai peluang sebesar 0,004 yang lebih kecil dari alpha α=1 dengan
koefisien korelasi Rank Spearman sebesar 0,511. Nilai ini menunjukkan adanya hubungan nyata yang positif dan agak rendah antara dua variabel
tersebut. Semakin lama seseorang berprofesi sebagai nelayan maka mereka akan semakin menyadari pentingnya menjaga kelestarian ikan Bilih.
8. Hubungan persepsi dengan kategori penduduk
Tidak adanya hubungan nyata antara persepsi dan kategori penduduk yang ditunjukkan dengan nilai peluang sebesar 0,105 yang lebih besar dari alpha
α=10. Hal ini disebabkan oleh nelayan pendatang telah merasakan penurunan produksi ikan Bilih sehingga menyadari pentingnya menjaga
kelestarian ikan Bilih.
9. Hubungan antara persepsi dengan pekerjaan alternatif nelayan
Hubungan antara persepsi dengan pekerjaan alternatif nelayan adalah tidak ada hubungan nyata. Nilai peluang yang diperoleh adalah 0,105 yang lebih besar
dari alpha α=10 dengan koefisien korelasi Rank Spearman sebesar 0,301.
Nelayan yang memiliki pekerjaan alternatif dan yang hanya menggantungkan perekonomiannya pada sumberdaya ikan Bilih namun telah menyadari
kelestarian ikan Bilih merupakan hal yang penting sehingga harus dijaga.
6.15 Peraturan Nagari di Nagari Sumpur