penduduk ini disebabkan oleh faktor emigrasi yang tinggi karena meningkatnya jumlah penduduk yang merantau karena dorongan ekonomi.
Mayoritas penduduk di sekitar Danau Singkarak bekerja di sektor pertanian namun sekitar 4 penduduk bekerja di sektor perikanan. Perkembangan jumlah
penduduk yang bekerja di sektor perikanan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Nelayan di Danau Singkarak Tahun
Kabupaten Tanah Datar Jiwa
Kabupaten Solok Jiwa
Total Jiwa
Batipuh Selatan
Rambatan Sub
Total X Koto
Singkarak Junjung
Sirih Sub
Total 2004 1.251 572
1.823 776
699 1.475
3.298 2005
982 474
1.456 776
699 1.475 2.931
2006 1.094 386 1.480
770 702
1.472 2.952
2007 1.050
515 1.565
1.250 1.085 2.335
3.900 2008
948 496
1.444 1.247
1.087 2.334 3.778
2009 948
591 1.539
1.389 1.203 2.592
4.131 Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok, 2010
Berdasarkan Tabel 4 di atas secara umum dapat dilihat bahwa jumlah nelayan di sekitar Danau Singkarak terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kenaikan
jumlah nelayan tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 938 jiwa. Hal ini disebabkan karena semakin sulitnya mencari lapangan pekerjaan sehingga
masyarakat memilih profesi menjadi nelayan.
5.2 Potensi Sumberdaya Ikan Bilih di Danau Singkarak
Danau Singkarak memiliki kekhasan ekosistem danau sehingga memiliki potensi berbagai jenis ikan untuk dapat hidup dan berkembang biak. Ikan Bilih
merupakan salah satu spesies dengan kepadatan tinggi yang hidup di perairan Danau Singkarak. Menurut Purnomo 2008, hasil tangkapan ikan Bilih adalah
yang terbesar yaitu mencapai 73,8 dari seluruh hasil tangkapan di Danau
Singkarak. Jenis ikan yang hidup di perairan Danau Singkarak disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Jenis Ikan yang Hidup di Danau Singkarak No Jenis
Nama Indonesia
Nama Lokal
Kepadatan Relatif
1 Mystacoleucus padangensis
Bako Bilih +++ 2
Cyclocheilichthys de Zwani Turiq Turiak ++
3 Osteochilus brachmoides
Nilem Asang +++ 4
Osteochilus vittatos Nilem Lelan
+ 5
Hampala mocrolepidota Barau Sasau
+ 6
Tor tambroides Tor Gariang +
7 Puntius schwanefeldi
Kapiek Kapiek +
8 Puntius belinka
Belingkah Balinka ++
9 Macrones planiceps
Baung Bauang + 10 Clarias batrachus
Kalang Kalang +
11 Tetradon mappa Buntal Jabuih
+ 12 Osphronemus gurami la
Gurami Kalai +
13 Anabas testudenues Betok Puyu
+ 14 Trichogaster trichopterus
Sepat Sapek +
15 Mastacembelus unicolor Tilan Tilan
+ 16 Chana striatus
Gabus Jumpo ++
17 Chana pleurothalmus Gabus Kiuang ++
18 Tilapia mussambica Mujair Mujaie
++ 19 -
Rinuk Rinuak
+++ Sumber: Syandri, 2008
Keterangan: +++ Tinggi ++ Sedang
+ Rendah
- Tidak ada data
Menurut hasil penelitian bioekologi Syandri 2001, ikan Bilih berkembang sampai dewasa pada perairan danau dan memijah setiap harinya mulai pukul
16.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB dengan cara beruaya ke sungai-sungai yang bermuara ke Danau Singkarak. Tempat pemijahan ikan Bilih adalah kondisi
perairan berarus, berkerikil, dan kerakal serta dangkal dengan kedalaman perairan 20-30 cm Syandri, 1998.
Menurut Azhar 1993, ikan Bilih jantan pertama kali matang gonad pada kelas panjang 53,00 mm – 57,00 mm. Sedangkan pada ikan Bilih betina, matang
gonad pertama kali dicapai pada ukuran panjang 62,00 mm – 67,00 mm sampai kelas panjang 80,00 mm – 85,00 mm. Ikan Bilih memiliki peranan penting bagi
masyarakat karena memberikan sumbangan besar sebagai mata pencaharian dan pembangunan perekonomian kedua kabupaten tersebut, sehingga pelestariannya
merupakan tugas penting dari segala pihak.
5.3 Potensi Pertanian