Potensi Pertanian di Kabupaten Solok Potensi Pertanian di Kabupaten Tanah Datar

gonad pertama kali dicapai pada ukuran panjang 62,00 mm – 67,00 mm sampai kelas panjang 80,00 mm – 85,00 mm. Ikan Bilih memiliki peranan penting bagi masyarakat karena memberikan sumbangan besar sebagai mata pencaharian dan pembangunan perekonomian kedua kabupaten tersebut, sehingga pelestariannya merupakan tugas penting dari segala pihak.

5.3 Potensi Pertanian

5.3.1 Potensi Pertanian di Kabupaten Solok

Sektor pertanian merupakan penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten Solok yaitu sebesar 4,4 dari total PDRB. Kabupaten Solok merupakan sentra produksi padi di Sumatera Barat. Produksinya merupakan produksi kedua terbesar setelah Kabupaten Agam yaitu mencapai 12 - 13 dari total produksi padi di Sumatera Barat. Pemanfaatan lahan untuk sawah di Kabupaten Solok adalah 4,7 yang merupakan areal sawah terbesar di Sumatera Barat BPS Kabupaten Solok, 2006. Hasil produksi tanaman pangan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Solok Produksi Uraian 2007 2008 2009 Padi Luas panen 000 Ha 53,79 53,11 55,05 Produksi 000 ton 275,69 247,73 259,90 Jagung Luas panen Ha 521,00 781,00 487,00 Produksi ton 2.554,00 4.898,00 3.105,00 Kedelai Luas panen Ha 47,00 108,00 71,00 Produksi ton 72,40 136,00 104,00 Kacang Tanah Luas panen Ha 145,00 168,00 151,00 Produksi ton 309,50 236,00 210,00 Kacang Hijau Luas Panen Ha 48,00 61,00 45,00 Produksi ton 59,60 67,00 48,00 Ubi Kayu Luas panen Ha 339,00 337,00 341,00 Produksi ton 13,68 33,00 5,20 Ubi Jalar Luas panen Ha 801,00 845,00 836,00 Produksi ton 31,74 13,60 20,90 Sumber: BPS Kabupaten Solok, 2009 Pada Tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 terjadi penurunan produksi sebesar 10 yang diakibatkan oleh penurunan luasan areal panen, namun pada tahun 2009 kembali mengalami peningkatan produksi sebesar 4,9 yaitu mencapai 259,90 ton dengan luas panen 55,05 Ha karena luas areal pertanian kembali mengalami peningkatan. Secara umum padi merupakan komoditas dengan luas panen terbesar dan produksi tertinggi dibandingkan dengan komoditas pertanian lainnya. Namun produktivitas padi masih tergolong rendah karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang teknologi pertanian dan pengolahan terhadap hasil pertanian tersebut.

5.3.2 Potensi Pertanian di Kabupaten Tanah Datar

Sub sektor tanaman pangan dan hortikultura merupakan salah satu sub sektor unggulan Kabupaten Tanah Datar. Berdasarkan Data Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kabupaten Tanah Datar Tahun 2008 terlihat bahwa kontribusi subsektor tanaman pangan dan hortikultura cukup besar yaitu 30,52. Jenis komoditi unggulan tanaman pangan di Kabupaten Tanah Datar adalah padi, jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, kedele serta kacang tanah. Sedangkan komoditi hortikultura unggulan adalah cabe, bawang daun, tomat, wortel, terung, bawang merah, kubis, buncis, sawi, dan kentang. Produksi komoditi padi dn palawija ni dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Produksi Komoditi Padi dan Palawija di Kabupaten Tanah Datar No Komoditi Produksi Pertumbuhan 2008 ton 2009 ton 1 Padi 228.382,12 232.607,99 1,85 2 Jagung 15.646,00 17.04,60 13,15 3 Ubi Kayu 12.249,41 10.044,46 18,00 4 Ubi Jalar 12.149,00 19.220,70 58,20 5 Kedelai 38,10 46,65 22,40 6 Kacang Tanah 1.769,45 1.798,70 1,65 Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar, 2010 Keterangan: Angka setelah revisi Angka Sementara Dari Tabel 7 tersebut dapat dilihat bahwa pada umumnya produksi untuk komoditas padi dan palawija mengalami peningkatan setiap tahunnya. Padi merupakan komoditas dengan produksi paling tinggi yaitu mencapai 232.607,99 ton pada tahun 2009 namun memiliki pertumbuhan paling rendah yaitu 1,85. Hal ini berarti bahwa produktivitas padi masih jauh di bawah produktivitas ubi jalar yaitu 58,20 yang merupakan produktivitas paling tinggi. Hal ini disebabkan oleh teknik pengelolaan padi yang masih sederhana dan masih dilakukan secara tradisional.

5.4 Potensi Pariwisata Danau Singkarak