V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Kondisi Eksisting Sosial dan Ekonomi Pra dan Pasca Reklamasi 5.1.1. Kondisi Sosial
Kondisi eksisting sosial sebelum dan sesudah reklamasi dalam penelitian ini mencakup jaminan rasa aman masyarakat, konflik sosial serta moral
masyarakat, dan kesenjangan sosial dalam masyarakat. UU No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH pada pasal 2 mengatakan bahwa perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkan asas-asas yang salah satunya adalah
“asas keserasian dan keseimbangan” yang artinya pemanfaatan lingkungan hidup
harus memperhatikan berbagai aspek yang salah satunya adalah aspek sosial. Konsekuensi sosial dari kegiatan pembangunan kawasan pesisir laut di Kota Bau-
bau khususnya kawasan Pantai Kamali membutuhkan pengamatan yang cermat agar dampak negatif bisa dieliminasi atau bahkan ditiadakan. Matriks
perbandingan sebelum dan sesudah reklamasi terhadap kondisi sosial di kawasan Pantai Kamali dapat dilihat secara ringkas dalam Tabel 9.
Tabel 9. Matriks perbandingan sebelum dan sesudah reklamasi terhadap kondisi sosial di kawasan Pantai Kamali.
Paramater Sebelum Reklamasi
Sesudah Reklamasi
Jaminan rasa aman Baik
Cukup baik Kesenjangan sosial
Belum terlalu kelihatan Belum terlalu kelihatan Konflik sosial dan moral
masyarakat Sangat terkontrol
Terkontrol
Sumber : Instansi terkait Kota Bau-bau, 2009.
5.1.1.1 Jaminan Rasa Aman Masyarakat
Penduduk yang tinggal dikawasan Pantai Kamali 59 suku Buton, 26 suku Makasar, sedangkan sisanya adalah Suku Jawa, Etnis China dan Suku Muna.
Sektor jasa perdagangan dikuasai oleh Suku Buton dan Etnis China sedangkan sektor jasa industri kecil dan menengah seperti restoran dan rumah makan
dikuasai oleh suku Makasar dan Jawa. Sedangkan suku Buton yang lainnya pada
umumnya adalah PNS, TNIPolri, pensiunan PNS dan TNIPolri, dosen swasta, nelayan, karyawan perusahaan swasta dan lain-lain.
Setelah adanya reklamasi di kawasan ini, jumlah pengunjung meningkat pesat jika dibandingkan sebelum adanya reklamasi, terutama pada hari-hari atau
adanya momen-momen tertentu, dimana memicu datangnya masyarakat dari luar ke Kota Bau-bau walaupun sebagian besar tidak tinggal secara permanen. Hal ini
tidak lain adalah sebagai konsekwensi logis atas terjadinya perubahan kawasan, dimana tempat ini yang dulunya merupakan kawasan gelap, kumuh, sempit, dan
tempat tambatan perahu, tetapi seteleh direklamasi telah menjadi sebuah kawasan area publik space
. Jaminan rasa aman masyarakat sebelum adanya reklamasi berdasarkan hasil
wawancara dari responden terkait adalah cukup baik namun perlu diantisipasi sejak sekarang. Hal ini karena sebelum adanya reklamasi kawasan Pantai Kamali
dulu adalah kawasan yang kumuh, sehingga faktor-faktor penyebab rasa tidak aman dari keramaian tidak ada. Namun setelah adanya reklamasi, kawasan Pantai
Kamalipun menjadi ramai, sehingga beberapa responden mengatakan bahwa hal ini tidak menutup kemungkinan akan menurunkan kualitas perasaan aman
dikawasan tersebut jika tidak di antisipasi memang sejak sekarang. Hal-hal yang perlu di waspadai sejak saat ini adalah dampak negatif umum perkembangan kota
kaitannya dengan perasaan aman yaitu tumbuhnya preman, mulai meningkatnya pencurian kendaraan bermotor beserta atributnya dan kenakalan remaja, seiring
semakin meningkatnya keramaian dan aktifitas berbagai lapisan masyarakat di kawasan tersebut.
Namun sampai saat ini belum begitu ditemukannya hal-hal negatif yang mengancam perasaan aman masyarakat baik penduduk setempat maupun para
pengunjung, apalagi dikawasan tersebut telah menjadi terang pada malam hari karena dihiasi dengan lampu-lampu penerangan yang cukup dan selalu dikontrol
oleh aparat terkait setempat. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin ramainya kawasan tersebut yang berarti kawasan ini kondisi kemanannnya cukup terjamin.
Hal ini juga dimungkinkan oleh karena cukup kondusifnya kemanan Kota Bau- bau pada umumnya. Namun sebagian kecil responden mengatakan bahwa kalau
bisa dibangun pos penjagaan disetiap sudut guna mengantisispasi terjadinya hal-