Analisis Alternatif Kebijakan yang Meminimumkan Dampak

bahan ke dalam sumber air permukaan maupun air tanah menyebabkan kualitas air tidak sesuai lagi untuk berbagai keperluan termasuk keperluan air minum. Sungai Bau-bau adalah air permukaan yang merupakan salah satu sumber mata air PDAM Kota Bau-bau dengan kapasitas 100-200 ldtk Bapedalda Kota Bau-bau, 2009. Sungai Bau-bau merupakan sungai terbesar di Kota Bau-bau yang mengalir ditengah-tengah kota. Muara Sungai Bau-bau yang bersebelahan dengan kawasan Pantai Kamali banyak dimanfaatkan untuk pemukiman dan usaha jasa dengan tidak memperhatikan bantaran sungai sebagai daerah penyangga, demikian pula banyaknya sampah yang dibuang oleh masyarakat ke sungai. Diperparah lagi terjadinya pendangkalan di muara sungai tersebut akibat menumpuknya sedimentasi yang berasal dari hulu dan sepanjang sungai dan terhalang oleh tanggul untuk reklamasi pembangunan mall. Kondisi inilah yang menyebabkan banjir dan genangan di Kota Bau-bau khususnya di Kecamatan Wolio pada Kelurahan Batara Guru dan Tomba. Kawasan Pantai Kamali berada di Kelurahan Wale Kecamatan Wolio dipengaruhi oleh pasang surut air laut, tetapi keadaan kontur tanahnya agak lebih tinggi dari Kelurahan Batara Guru dan Tomba. Namun jika tidak ditanggulagi sejak dini, tidak menutup kemungkinan wilayah ini, akan mengalami hal yang serupa seperti dua Kecamatan tersebut. Berikut Tabel lokasi daerah rawan banjir di Kelurahan Wolio dari Sungai Bau- bau. Tabel 5. Lokasi daerah rawan banjir di Kel. Wolio, Kota Bau-bau LOKASI LUAS Ha PENYEBAB LAMA Jam TINGGI m Kelurahan Batara Guru 3,5 Hujan dan Pendangkalan Muara sungai 1 1 Kelurahan Tomba 3,0 1 1 Sumber : Bapedalda, 2009 4.2.3. Hidrooceanografi 4.2.3.1. Pasang Surut Kecepatan dan arah arus serta siklus pasang surut sangat penting untuk mempertimbangkan saat yang paling tepat untuk melakukan reklamasi. Secara kuantitatif tipe pasang surut suatu perairan dapat ditentukan dengan menggunakan