Kegiatan Olahraga dan Seni

Katolik dan Kristen masing-masing sebanyak 266 dan 239 jiwa, yang penganutnya mayoritas Etnis China. Penganut Agama Budha dan Konghucu masing-masing 4 dan 14 jiwa. Khusus untuk Agama Hindu tidak ada di wilayah ini.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Kondisi Eksisting Sosial dan Ekonomi Pra dan Pasca Reklamasi 5.1.1. Kondisi Sosial Kondisi eksisting sosial sebelum dan sesudah reklamasi dalam penelitian ini mencakup jaminan rasa aman masyarakat, konflik sosial serta moral masyarakat, dan kesenjangan sosial dalam masyarakat. UU No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH pada pasal 2 mengatakan bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkan asas-asas yang salah satunya adalah “asas keserasian dan keseimbangan” yang artinya pemanfaatan lingkungan hidup harus memperhatikan berbagai aspek yang salah satunya adalah aspek sosial. Konsekuensi sosial dari kegiatan pembangunan kawasan pesisir laut di Kota Bau- bau khususnya kawasan Pantai Kamali membutuhkan pengamatan yang cermat agar dampak negatif bisa dieliminasi atau bahkan ditiadakan. Matriks perbandingan sebelum dan sesudah reklamasi terhadap kondisi sosial di kawasan Pantai Kamali dapat dilihat secara ringkas dalam Tabel 9. Tabel 9. Matriks perbandingan sebelum dan sesudah reklamasi terhadap kondisi sosial di kawasan Pantai Kamali. Paramater Sebelum Reklamasi Sesudah Reklamasi Jaminan rasa aman Baik Cukup baik Kesenjangan sosial Belum terlalu kelihatan Belum terlalu kelihatan Konflik sosial dan moral masyarakat Sangat terkontrol Terkontrol Sumber : Instansi terkait Kota Bau-bau, 2009.

5.1.1.1 Jaminan Rasa Aman Masyarakat

Penduduk yang tinggal dikawasan Pantai Kamali 59 suku Buton, 26 suku Makasar, sedangkan sisanya adalah Suku Jawa, Etnis China dan Suku Muna. Sektor jasa perdagangan dikuasai oleh Suku Buton dan Etnis China sedangkan sektor jasa industri kecil dan menengah seperti restoran dan rumah makan dikuasai oleh suku Makasar dan Jawa. Sedangkan suku Buton yang lainnya pada