sedikit lebih banyak dari pada ikan betina, karena pola adaptasi pertumbuhan ikan jantan lebih kuat dibandingkan ikan betina.
4.2.6. Mortalitas dan laju eksploitasi
Pada stok yang telah dieksploitasi perlu dianalisis untuk membedakan mortalitas akibat penangkapan dan mortalitas alami. Laju mortalitas total Z diduga
dengan kurva hasil tangkapan kumulatif berdasarkan data komposisi panjang yang dianalisis dengan laju kematian alami M menggunakan rumus empiris Pauly
dengan suhu rata-rata permukaan 28,95 C. Hasil analisis dugaan laju mortalitas dan
laju eksploitasi ikan kuniran dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Laju mortalitas dan laju eksploitasi
Laju Nilai per tahun
Betina Jantan Mortalitas Total Z
0,7915 0,8655
Mortalitas Alami M 0,3879
0,3820 Mortalitas Penangkapan F
0,4036 0,4835
Eksploitasi E 0,5099
0,5586 Menurut Pauly 1980 in Sparre dan Venema 1999, faktor yang
mempengaruhi nilai mortalitas alami M adalah panjang maksimum L ∞ dan laju
pertumbuhan serta faktor lingkungan yaitu suhu rata-rata perairan. Laju mortalitas total Z ikan kuniran Upeneus suplhureus betina dan jantan di perairan Teluk
Jakarta masing-masing adalah 0,7915 per tahun dan 0,8655 per tahun dengan laju mortalitas alami M masing-masing sebesar 0,3879 per tahun dan 0,3822 per tahun.
Hasil analisis data membuktikan mortalitas penangkapan ikan kuniran Upeneus sulphureus
betina dan jantan masing-masing sebesar 0,4036 per tahun dan 0,4835 per tahun. Laju mortalitas penangkapan ini lebih besar dibandingkan laju mortalitas
alaminya. Hal ini menunjukkan faktor kematian ikan kuniran lebih dipengaruhi oleh kegiatan penangkapan.
Gambar 17. Kurva hasil tangkapan ikan betina yang dilinearkan berbasis data panjang
: titik yang digunakan dalam analisis regresi untuk menduga Z
Gambar 18. Kurva hasil tangkapan ikan jantan yang dilinearkan berbasis data panjang
: titik yang digunakan dalam analisis regresi untuk menduga Z Laju eksploitasi ikan Upeneus sulphureus betina dan jantan di Teluk Jakarta
masing-masing sebesar 0,5099 atau 50,99 dan 0,5586 atau 55,86. Laju eksploitasi ikan kuniran di Teluk Jakarta telah melebihi nilai eksploitasi optimum
sebesar 0,5. Nilai laju eksploitasi ikan kuniran ini menyatakan indikasi adanya tekanan penangkapan yang tinggi terhadap stok ikan kuniran di perairan Teluk
Jakarta. Nilai mortalitas penangkapan dipengaruhi oleh laju eksploitasi. Semakin tinggi tingkat eksploitasi, makin tinggi mortalitas penangkapan. Tingginya laju
mortalitas penangkapan dan menurunnya laju mortalitas alami juga dapat
menunjukkan dugaan terjadi growth overfishing yaitu sedikitnya jumlah ikan tua Sparre dan Venema 1999 karena ikan muda tidak diberikan kesempatan untuk
tumbuh sehingga dibutuhkan pengurangan dalam penangkapan ikan kuniran.
Pendugaan konstanta laju mortalitas total Z dilakukan melalui kurva hasil tangkapan yang dilinearkan berbasis data panjang yang digunakan Gambar 16 dan
Gambar 17.
4.2.7. Analisis ketidakpastian produksi dan harga