Nisbah Kelamin Kondisi Lingkungan Perairan

umur, makanan, jenis kelamin, dan tingkat kematangan gonad TKG. Tercapainya kematangan gonad untuk pertama kali akan menyebabkan terjadinya penurunan kecepatan pertumbuhan karena sebagian dari makanan digunakan untuk perkembangan gonad.

2.7. Mortalitas dan Laju Eksploitasi

Mortalitas suatu kelompok ikan merupakan salah satu aspek dalam dinamika stok ikan. Suatu stok yang mengalami eksploitasi perlu dibedakan antara mortalitas alami dengan mortalitas penangkapan. Mortalitas dapat terjadi karena adanya aktivitas penangkapan yang dilakukan manusia dan alami yang terjadi kematian karena predasi, penyakit, dan umur Sparre dan Venema 1999. Laju mortalitas total merupakan jumlah dari mortalitas penangkapan F dengan mortalitas alami M. Secara matematis dapat dituliskan menjadi Z=F + M Spare dan Venema 1999. Keterkaitan nilai laju mortalitas alami dan nilai parameter pertumbuhan Von Bartalanffy yaitu K dan L ∞ . Hal ini menyatakan bahwa ikan yang pertumbuhannya cepat yang dinyatakan dengan nilai koefisien yang tinggi mempunyai nilai M tinggi dan sebaliknya. Nilai M berkaitan dengan nilai L ∞ karena pemangsa ikan besar lebih sedikit dari ikan kecil, sedangkan ,mortalitas penangkapan adalah mortalitas yang terjadi akibat adanya aktivitas penangkapan Spare dan Venema 1999. Laju eksploitasi didefinisikan sebagai jumlah ikan yang mati karena penangkapan dibagi dengan jumlah total ikan yang mati baik karena factor alami ataupun penangkapan Spare dan Venema 1999. Gulland 1971 in Pauly 1984 menduga bahwa suatu stok yang dieksploitasi secara optimal maka laju mortalitas penagkapannya F akan setara dengan laju mortalitas alaminya M atau dapat dinyatakan bahwa laju eksploitasi E sama dengan 0,5. Laju eksploitasi penting untuk diketahui sehingga dapat menduga kondisi dari perikanannya.

2.8. Nisbah Kelamin

Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Reproduksi akan berlangsung pada sebagian besar individu yang hidup dengan cara yang berbeda- beda tergantung kondisi lingkungan Fujaya 2004. Nisbah kelamin merupakan perbandingan jumlah ikan jantan dengan ikan betina dalam suatu populasi. Untuk beberapa spesies ikan, perbedaan jenis kelamin dapat ditentukan melalui perbedaan morfologi tubuh atau perbedaan warna tubuh. Kondisi nisbah kelamin yang ideal yaitu ratio 1:1 Bal dan Rao 1984 in Rizal 2009. Nisbah kelamin penting diketahui karena berpengaruh terhadap kestabilan populasi ikan. Perbandingan 1:1 ini sering menyimpang, antara lain disebabkan oleh perbedaan pola tingkah laku ikan jantan dan betina, perbedaan laju mortalitas dan laju pertumbuhannya Nasabah 1996 in Ismail 2006. Menurut Effendie 2002, perbandingan rasio di alam tidaklah mutlak. Hal ini dipengaruhi oleh pola distribusi yang disebabkan oleh ketersediaan makanan, kepadatan populasi, dan keseimbangan rantai makanan. Keseimbangan nisbah kelamin dapat berubah menjelang pemijahan. Ikan yang melakukan ruaya pemijahan, populasi ikan didominasi oleh ikan jantan, kemudian menjelang pemijahan populasi ikan jantan dan betina dalam kondisi yang seimbang, lalu didominasi oleh ikan betina.

2.9. Kondisi Lingkungan Perairan

Dibutuhkan informasi lingkungan perairan yang berperan penting dalam menjelaskan hubungan antara spesies target dengan lingkungannya. Parameter yang perlu diketahui merupakan parameter yang secara langsung berpengaruh terhadap potensi perikanan tersebut. Suhu memberikan pengaruh yang besar terhadap proses fisika, kimia, dan biologi perairan yang mampu mengendalikan kondisi ekosistem. Organisme akuatik memiliki kisaran suhu tertentu yang disukai untuk menunjang pertumbuhannya. Peningkatan suhu akan meningkatkan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme akuatik yang kemudian meningkatkan konsumsi oksigen. Peningkatan suhu 10 o C menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sekitar 3-4 kali lipat. Namun, peningkatan suhu ini disertai dengan penurunan kadar oksigen terlarut Effendie 2002. Kelarutan oksigen dan gas-gas berkurang dengan meningkatnya salinitas sehingga kadar oksigen di laut cenderung lebih rendah daripada kadar oksigen di perairan tawar Effendie 2002.

2.10. Analisis Ketidakpastian