a. Menentukan besarnya resiko ketidakpastian yang timbul dari adanya fluktuasi
acak, pendugaan pengukuran parameter yang tidak tepat dan ketidakpastian yang berkenaan dengan keadaan alam. Hal ini dapat dicapai melalui analisis
statistic dengan menggunakan time-series data. b.
Memprediksi resiko secara kuantitatif dari hal-hal pasti yang akan terjadi akan tetapi kejadian tersebut tidak diinginkan. Hal ini dapat dianalisis dengan
pendekatan simulasi stok untuk mengestimasi implikasi jangka panjang risks dari sebuah scenario pengelolaan.
2. Risk Management pengelolaan resiko Upaya untuk mengatur, mengurangi atau mengatasi resiko dalam sistem
perikanan, melalui beberapa teknik analisis dengan merancang rencana pengelolaan yang optimal dalam kondisi ketidakpastian. Hal ini dapat dicapai
dengan prinsip adaptive management. Adapun ide dasar dari prinsip adaptive management
adalah menghitung resiko dengan memanfaatkan bukan mencari informasi. Adaptive management terdiri dari tiga model, yaitu:
a. Non-adaptive models; pengukuran ketidakpastian yang terlalu berlebihan.
b. Passive adaptive models; memperbaharui pengukuran tanpa mempedulikan
perubahan-perubahan yang terjadi di masa yang akan datang c.
Active adaptive models; nilai-nilai informasi yang terdapat di masa yang akan datang dimasukkan dalam proses pengambilan keputusan.
2.11. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
Besarnya sumberdaya ikan laut di Indonesia dapat menimbulkan persaingan dalam proses penangkapannya, karena sumberdaya ikan ini merupakan milik
bersama common property yang setiap orang berhak memanfaatkannya open access
. Persaingan yang dilakukan pelaku perikanan terlihat dari usaha yang dilakukan menggunakan tekhnologi yang terus berkembang dan dieksploitasi secara
terus-menerus hingga terjadi konflik antar pelaku perikanan saat sumberdaya ikan yang ada semakin menipis.
Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan DKP 2005, pengelolaan perikanan adalah semua upaya termasuk proses terintegrasi
pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan,
alokasi sumberdaya, implementasi serta penegakkan hokum peraturan perundangan di bidang perikanan, dilakukan pemerintah dan otoritas lain diarahkan untuk
mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati dan tujuan yang telah disepakati. UU Perikanan No. 45 Tahun 2009 pasal 2 menjelaskan bahwa
pengelolaan sumberdaya perikanan Indonesia salah satunya dilakuka melalui asas pembangunan yang berkelanjutan, dimana pengelolaan perikanan yang dilakukan
secara terencana dan mampu meningkatkan kemakmuran serta kesejahteraan rakyat dengan mengutamakan kelestarian fungsi lingkungan hidup untuk masa kini dan
masa yang akan datang. Pengelolaan perikanan harus dilakukan dengan baik, dengan salah satu upaya
dalam suatu pengelolaan adalah monitoring sehingga kondisi sumberdaya dapat terus terpantau dengan baik. Tujuan pengelolaan sumberdaya perikanana adalah
tercapainya kesejahteraan para nelayan, penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, penghasil devisa, dan mengetahui porsi optimum pemanfaatan oleh armada
penangkapan ikan serta menentukan jumlah tangkapan yang diperbolehkan berdasarkan tangkapan maksimum lestari Boer dan Azis 2007.
3. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu
Pengambilan contoh ikan kuniran dilakukan di TPI Cilincing, Provinsi DKI Jakarta. Ikan contoh yang diperoleh ditangkap dari sekitar Pulau Damar di perairan
Teluk Jakarta. Pengambilan data primer dilaksanakan mulai bulan Oktober 2010 hingga Desember 2010 dengan interval waktu pengambilan contoh 14 hari.
Sedangkan pengumpulan data sekunder dikumpulkan selama penelitian pada bulan Oktober 2010 hingga Maret 2011 dari Tempat Pendaratan Ikan TPI Cilincing,
Jakarta Utara.
Gambar 4. Peta lokasi pengambilan contoh dan daerah penangkapan ikan kuniran di Teluk Jakarta
3.2. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan adalah ikan kuniran, yang merupakan hasil tangkapan nelayan di perairan Teluk Jakarta yang didaratkan di Tempat Pelelangan Ikan TPI