Tingkat Kematangan Gonad Nisbah kelamin Analisis Ketidakpastian

Z F M F F E    22 Laju mortalitas penangkapan F atau laju eksploitasi optimum menurut Gulland 1971 in Pauly 1984 adalah: M F optimum  sehingga 5 ,  optimum E 23

3.4.7. Tingkat Kematangan Gonad

Pengamatan gonad ikan contoh dapat menduga jenis kelamin ikan. Tingkat kematangan gonad ialah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan itu memijah. Menentukan tingkat kematangan gonad pada ikan ada dua cara yaitu secara morfologi dan histologi. Secara morfologi berdasarkan bentuk, warna, ukuran, berat gonad, serta perkembangan isi gonad. Sedangkan secara histologi berdasarkan anatomi gonad secara mikroskopik. Berikut ini adalah tabel penentuan TKG ikan menggunakan modifikasi dari Cassie Effendie 1979 yang disajikan pada tabel 2 : Tabel 2. Penentuan TKG secara morfologi TKG Betina Jantan I Ovari seperti benang, panjangnya sampai ke depan rongga tubuh, serta permukaannya licin Testes seperti benang,warna jernih, dan ujungnya terlihat di rongga tubuh II Ukuran ovari lebih besar, warna ovari kekuning-kuningan, dan telur belum terlihat jelas Ukuran testes lebih besar pewarnaan seperti susu III Ovari berwarna kuning dan secara morfologi telur mulai terlihat Permukaan testes tampak bergerigi, warna makin putih dan ukuran makin besar IV Ovari makin besar, telur berwarna kuning, mudah dipisahkan. Butir minyak tidak tampak, mengisi 12- 23 rongga perut Dalam keadaan diawet mudah putus, testes semakin pejal

3.4.8. Nisbah kelamin

Nisbah kelamin digunakan untuk melihat perbandingan ikan jantan dan ikan betina yang ada pada suatu perairan. Untuk mencari nisbah kelamin dapat menggunakan rumus berikut: p = 100  N n 24 p adalah proporsi ikan jantanbetina, n adalah jumlah jantan atau betina, dan N adalah jumlah total ikan jantan + betina Untuk melihat sebaran kelamin ikan dengan menggunakan selang kepercayaan 95 ialah : n pq x p n pq x p 64 , 1 64 , 1      25 p adalah proporsi betina, q adalah proporsi jantan, n adalah jumlah ikan betina dan jantan, dan 1,96 adalah nilai z pada selang kepercayaan 95.

3.4.9. Analisis Ketidakpastian

Analisis ketidakpastian dalam perikanan menggunakan hukum peluang menyatakan kemungkinan keberhasilan hasil tangkapan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu upaya dan harga ikan hasil tangkapan. Analisis ketidakpastian menggunakan dalil Bayes dengan peluang bersyarat sebagai dasarnya. Dalil Bayes dalam Walpole 1993 sebagai berikut : Jika kejadian-kejadian B 1 , B 2 , …, B k merupakan kejadian yang saling terpisah yang gabungannya ruang contoh S dengan PB i ≠ 0 untuk i = 1, 2, …, k, maka untuk sembarang kejadian A yang bersifat PA ≠ 0,    K i i i r r r B A P B P B A P B P A B P 1 untuk r = 1, 2, …, k 26 Ketidakpastian harga dan produksi dianalisis menggunakan program Crystal ball , merupakan perangkat lunak untuk analisis data. Crystal ball digunakan dalam bidang bisnis, penjualan atau peramalan keuangan, model prediksi, simulasi Monte Carlo, dan optimasi. Program ini meliputi penilaian, teknik, resiko analisis keuangan, estimasi biaya, dan manajemen proyek www.graduatetutor.com . Program Crystal ball membantu menganalisis resiko dan ketidakpastian yang terkait dengan model spreadsheet suite sehingga dapat membuat keputusan-keputusan taktis yang tepat untuk mencapai tujuan dan mendapatkan keunggulan kompetitif pada kondisi pasar yang tidak pasti.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil 4.1.1. Kondisi perairan Teluk Jakarta Teluk Jakarta adalah perairan yang terletak di sebelah utara Jakarta yang dibatasi koordinat geografis 106 33’ – 107 03’ Bujur Timur BT dan 5 48’30” – 6 10’30” Lintang Selatan LS yang membentang dari Tanjung Kait di bagian barat hingga Tanjung Kara wang di bagian timur dengan panjang garis pantai kurang lebih 89 km. Garis yang menghubungkan kedua tanjung tersebut, melalui Pulau Air Besar dan Pulau Damar, panjangnya kira-kira 21 mil laut. Perairan Teluk Jakarta dimuarai oleh 13 sungai, beberapa diantaranya adalah sungai besar, seperti Sungai Cisadane, Sungai Ciliwung, Sungai Citarum, dan Sungai Bekasi KPPL-DKI dan PPLH-IPB 1997 in Zainab 2001. Teluk Jakarta berperan penting secara ekologis dan ekonomis. Secara ekologis Teluk Jakarta memiliki peranan dalam menopang kehidupan biota di Laut Jawa dan rentan terhadap masukan bahan pencemar yang berasal dari hasil buangan limbah dari kegitan manusia yang berada di sekitarnya. Hasil penelitian Apriadi 2005 pada titik sejauh 3000 meter dari muara sungai, kandungan logam berat di Teluk Jakarta diantaranya timbal Pb berkisar antara 0,011 – 0,032 mgL. nilai tersebut telah melebihi nilai baku mutu yang ditetapkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004 untuk biota laut, yang masing-masing sebesar 0,008 mgL dan 0,005 mgL. Ditinjau dari kualitas perairan Muara Kamal, Teluk Jakarta, menunjukkan kondisi yang tercemar berat, hal ini disebabkan oleh kandungan oksigen terlarutnya DO rendah atau tidak memenuhi baku mutu serta nilai kecerahan dan kandungan logam berat Cd kadmium di perairan ini tidak memenuhi baku mutu Zainab 2001. Secara ekonomis, perairan teluk Jakarta merupakan tempat kehidupan ribuan manusia, mulai dari nelayan, pelaku bisnis, hingga masyarakat umum lainnya. Pengembangan aktivitas manusia anatara lain kegiatan perikanan, pariwisata, industri, dan perhubungan.