Pola Saluran Pemasaran III

66 tunai dan ada juga dengan sistem bayar kemudian, tergantung bagaimana kesepakatan diantara keduanya.

6.2.3. Pola Saluran Pemasaran III

Pola saluran pemasaran III merupakan pola saluran yang terdiri dari peternak - pedagang pengecer - konsumen. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh data sebanyak satu orang 20 persen dari jumlah responden yang menjual produk telur ayam kampung langsung kepada pedagang pengecer. Peternak yang menjual produk yang melewati saluran ini adalah peternak dengan skala usaha besar, karena mereka mampu menjaga kontinuitas persediaan produk. Volume penjualan pada saluran ini adalah sebesar 2.000 butir telur per hari atau sebesar 8,88 persen dari total volume penjualan telur ayam kampung. Pada pola pemasaran ini, target pasar lebih difokuskan kepada minimarket maupun supermarket, sehingga pada saluran ini membutuhkan biaya yang lebih besar karena peternak menambah nilai produk berupa kemasan dari bambu maupun pemasangan merk telur. Jumlah telur yang dipasarkan pada jalur ini hanya sedikit yaitu sebesar 2000 butir per hari dan dipasarkan ke berbagai minimarket dan supermarket yang ada di Bogor, Jakarta dan sekitarnya. Pada umumnya yang menerapkan pola ini adalah peternakan kecil skala 5000 ekor karena adanya tambahan pekerjaan serta adanya penambahan resiko. Alasan peternak menggunakan pola saluran pemasaran ini dikarenakan dapat mempermudah dalam proses penjualan telur ayam kampung. Peternak biasanya akan membawa langsung produknya kepada pedagang pengecer yang sudah mereka kenal sebelumnya. Hubungan yang terjadi antara peternak dengan pedagang pengecer adalah hubungan beli lepas dengan sistem pembayaran beli putus. Peternak langsung menjual hasil panennya kepada pedagang pengecer dengan harga Rp.1300 sampai dengan Rp.1500 Kemudian pedagang pengecer tersebut menjual kembali ke konsumen akhir sebesar Rp.2000. Hal ini cukup menguntungkan peternak, karena biasanya jika peternak menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul desa tengkulak dengan harga Rp. 1100,00 sampai Rp. 1150,00 per butir. Besarnya selisih hasil penjualan antara saluran pemasaran 1 dan 2 adalah Rp. 500 per butir. Oleh karena itu, maka 67 dalam hal penjualan peternak lebih diuntungkan pada saat menjual langsung kepada pedagang pengecer. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa peternak pada saluran III sama seperti saluran-saluran yang sebelumnya, mengeluarkan biaya pemasaran yang lebih besar dibandingkan pola pemasaran I dan II akan tetapi juga mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan pola pemasaran I dan II. Harga jual untuk peternak tinggi, namun harga beli pada pedagang pengecer rendah jika dibandingkan dengan harga beli pada pedagang pengecer di saluran lain pola saluran 1 dan 2. Hal tersebut dikarenakan pedagang pengecer melakukan pembelian langsung kepada peternak, tanpa melalui pihak-pihak lain. Sehingga walaupun mengeluarkan biaya pemasaran yang cukup banyak seperti biaya penyewaan tempat dan tenaga kerja yang lebih besar, pedagang pengecer tersebut tetap untung.

6.3. Fungsi- Fungsi Pemasaran