Luas dan Status Kepemilikan Lahan Tingkat Pendidikan dan Mata Pencaharian

51 Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa pengalaman peternak responden di Kabupaten Bogor cukup lama karena rata-rata peternak telah memiliki pengalaman beternak lebih dari 15 tahun dengan persentase sebesar 80 persen. Sedangkan bagi peternak yang memiliki pengalaman kurang dari 15 tahun sebesar 20 persen. Pada umumnya peternak memiliki latar belakang pendidikan dari peternakan serta memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai budidaya dan usahaternak ayam kampung secara turun temurun.

5.2.2. Luas dan Status Kepemilikan Lahan

Luas lahan yang dikelola dalam usahaternak ayam di Kabupaten Bogor cenderung relatif luas, yaitu lebih dari satu hektar. Selain itu pada umumnya sebagian besar dari peternak merupakan pengusaha dan memiliki penginapan serta perkebunan di sekitar peternakan. Lahan yang digarap peternak pada umumnya lahan milik sendiri, walaupun ada sebagian kecil peternak yang menggunakan lahan sewa Tabel. Tabel 11 : Karakteristik Peternak Responden Berdasarkan Luas Lahan pada Usahaternak di Kabupaten Bogor, Tahun 2009 Luas Lahan Ha Peternak orang Persentase 0-1 1 20,00 1-2 2 40,00 2-3 2 40,00 Jumlah 5 100,00 Tabel 11, menunjukkan bahwa sebagian besar peternak responden mengolah lahan peternak yang luas, yaitu lebih dari satu hektar dengan persentase 40 persen. Jika dilihat dari luas lahan yang digarap diolah, menunjukkan bahwa usahaternak telur ayam kampung di Kabupaten Bogor ini termasuk kedalam usahaternak skala sedang dan besar.

5.2.3. Tingkat Pendidikan dan Mata Pencaharian

Tingkat pendidikan yang baik merupakan salah satu faktor penting yang akan mempermudah peternak, khususnya dalam penerimaan informasi tentang 52 teknologi pengembangan usaha beternak ayam. Tingkat pendidikan para peternak responden di Kabupaten Bogor cukup bervariasi dan cukup tergolong tinggi yaitu mulai dari peternak yang tamantan SMA sampai peternak yang tamat Perguruan Tinggi PT. Namun pada umumnya sebagian besar peternak responden mengenyam pendidikan sampai tingkat Perguruan Tinggi karena dalam beternak dibutuhkan keahlian dan pengalaman yang banyak, karena dalam berusaha ternak ayam dibutuhkan modal yang besar. Tabel 12 . Karakteristik Peternak Responden di Kabupaten Bogor Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Tahun 2009 Tingkat Pendidikan Peternak orang Persentase Tamat SMU 1 20,00 Tamat PT 4 80,00 Jumlah 5 100,00 Tabel 12, menunjukkan bahwa persentase tingkat pendidikan peternak responden yang terbesar adalah sampai tamatan Perguruan Tinggi, yaitu sebanyak 80 persen. Sedangkan persentase yang terkecil adalah tamat SMU yaitu sebanyak 20 persen. Berdasarkan jenis mata pencahariannya, secara umum peternak responden di Kabupaten Bogor tidak memiliki pekerjaan lain selain beternak. Hal ini berkaitan dengan usahaternak ayam membutuhkan konsentrasi dan fokus terhadap usahanya, karena dalam berusaha ternak apabila mengalami kerugian, maka kerugian yang dialami dalam jumlah yang besar. Mata pencaharian peternak responden di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada tabel. Tabel 13 . Karakteristik Peternak Responden di Kabupaten Bogor Berdasarkan Mata Pencaharian , Tahun 2009 Mata Pencaharian Peternak orang Persentase Beternak Pokok utama 3 60,00 Beternak dan lainnya 2 40,00 Jumlah 5 100,00 53 Tabel 13, menunjukkan bahwa karakteristik peternak responden berdasarkan mata pencaharian dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu beternak pokok utama dan beternak dengan usaha yang lainnya. Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa 60 persen peternak responden tidak memiliki mata pencaharian yang lain, mereka hanya terfokus dalam beternak ayam kampung, sedangkan sisanya 40 persen peternak responden bermatapencaharian sebagai peternak dan juga mempunyai pekerjaan diluar sektor peternakan, yaitu merangkap sebagai karwayan perusahaan dan sebagai Angkatan Bersenjata Republik Indonesia AKABRI. Peternak yang hanya bekerja sebagai peternak beranggapan bahwa saat ini sektor peternakan bisa diandalkan dan mempunyai prospek yang menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan hidup, hanya saja butuh ketekunan,keahlian, modal yang memadai serta pengalaman. Hal yang sama juga dikatakan oleh peternak responden yang memiliki pekerjaan sampingan, bahkan pekerjaan sebagai peternak justru menghasilkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan menjadi karyawan maupun sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS.

5.2.4. Skala Usaha Peternak