Farmer’s Share Defenisi Operasional

42

b. Farmer’s Share

Indikator lain untuk membandingkan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir yaitu dengan melihat farmer’s share yang dinyatakan dalam persentase. Tersebarnya lokasi dalam wilayah yang luas dan jauh dari pusat pemasaran menyebabkan banyak lembaga pemasaran yang terlibat atau semakin panjangnya rantai pemasaran sehingga biaya pemasaran semakin tinggi. Hal tersebut yang menyebabkan farmer’s share berhubungan negatif dengan marjin pemasaran, semakin rendah farmer’s share maka bagian yang akan diperoleh peternak semakin rendah. Secara matematik dirumuskan sebagai berikut: FS = x 100 Keterangan: FS = Farmer’s Share 100 P = Harga ditingkat peternak Rpkg K = Harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir Rpkg

c. Rasio Keuntungan Terhadap Biaya

Efisiensi pemasaran juga dapat dilihat dari rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran. Semakin meratanya penyebaran rasio keuntungan terhadap biaya pada setiap lembaga pemasaran, maka secara teknis sistem pemasaran tersebut semakin efisien. Penyebaran rasio keuntungan dan biaya pada masing- masing lembaga pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut: Rasio keuntungan biaya = x 100 Dimana: Li = Keuntungan lembaga pemasaran Ci = Biaya pemasaran

4.4.5. Efisiensi Pemasaran

Efisiensi pemasaran merupakan suatu perubahan yang mengurangi biaya input tanpa mengurangi kepuasan konsumen dengan output barang dan jasa. Biaya pemasaran baik besar atau kecil adalah indikasi efisiensi, bahwa pemasaran sudah dilakukan. Efisiensi merupakan patokan yang paling sering digunakan dalam menilai kinerja pemasaran. Kinerja pemasaran adalah bagaimana suatu 43 sistem pemasaran dijalankan dan apa yang diharapkan oleh lembaga-lembaga atau pihak yang terlibat didalamnya. Peningkatan efisiensi adalah salah satu tujuan umum dari peternak, pedagang perantara dan konsumen. Efisiensi yang tinggi menggambarkan kinerja pemasaran yang baik, sedangkan efisiensi yang rendah berarti sebaliknya. Pemasaran yang efisien merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam suatu sistem pemasaran. Suatu saluran pemasaran dapat dikatakan efisien berdasarkan dari hasil analisis pemasaran yang meliputi: saluran dan lembaga pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran, struktur pasar, perilaku pasar serta keragaan pasar yang berdasarkan pada tiga indikator yaitu marjin pemasaran, farmer’s share , serta rasio keuntungan dan biaya. Oleh karena itu, efisiensi pemasaran akan tercapai jika sistem tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat yaitu: produsen, pedagang perantara dan konsumen akhir. Saluran pemasaran dikatakan efisien apabila 1 mampu menyampaikan hasil-hasil dari peternak produsen kepada konsumen dengan biaya yang semurah-murahnya, 2 mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar oleh konsumen akhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan pemasaran barang tersebut.

4.5. Defenisi Operasional

1. Peternak ayam adalah pihak-pihak yang melakukan usaha budidaya-budidaya ayam. Hasil produksi dari akivitas produsen adalah dalam bentuk ayam maupun telur ayam yang siap di jual. 2. Pedagang pengumpul desa tengkulak adalah pedagang yang melakukan pembelian dari peternak dan yang menyalurkan produk kepada pedagang pengumpul kecamatan, pedagang grosir atau langsung menjualnya kepada pedagang pengecer. 3. Pedagang pengumpul kecamatan adalah pedagang yang melakukan pembelian telur dari pedagang pengumpul desa, dan menyalurkan produk kepada pedagang grosir. 4. Pedagang grosir adalah pedagang yang menerima produk dari pedagang pengumpul untuk kemudian mengirimkannya kepada pedagang pengecer. 44 5. Pedagang pengecer adalah pedagang yang menerima kiriman produk dari pedagang pengumpul atau dari pedagang grosir untuk kemudian dijual kepada konsumen akhir. 6. Konsumen akhir adalah pihak yang membeli telur dari pengencer, pedagang besar, pengumpul atau produsen untuk kemudian dikonsumsi atau kemudian dijual kembali dalam jenis atau bentuk berbeda dari produk asalnya. 7. Harga jual peternak Rp adalah harga rata-rata produk yang diterima petani per butir. 8. Harga beli pedagang Rp adalah harga rata-rata produk per butir yang dibeli dari peternak atau pedagang ditingkat sebelumnya. 9. Harga jual pedagang Rp adalah harga rata-rata per butir yang dijual pedagang kepada pedagang lainnya atau kepada konsumen akhir. 10. Harga beli konsumen adalah harga yang dibayarkan oleh konsumen kepada lembaga pemasaran yang bertransaksi telur dengannya. 11. Biaya pemasaran Rpbutir adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan produk dari produsen ke konsumen. 12. Keuntungan pemasaran Rpbutir adalah selisih dari harga jual dengan biaya- biaya yang dikeluarkan dalam pemasaran produk. 13. Farmer’s share persentase adalah bagian harga yang diterima konsumen dibandingkan dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir dikalikan 100 persen. 14. Marjin pemasaran Rp butir atau persentase adalah selisih harga jual produk dari suatu lembaga pemasaran, dengan harga beli dari lembaga pemasaran sebelumnya. BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Letak dan Keadaan Geografis Lokasi Penelitian