Lembaga Pemasaran Analisis Tataniaga Telur Ayam Kampung di Kabupaten Bogor Jawa Barat

BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Lembaga Pemasaran

Kehadiran lembaga pemasaran dalam proses menggerakkan barang atau jasa dari titik produsen ke titik konsumen sangat diperlukan. Lembaga-lembaga pemasaran dapat memperlancar pergerakan barang dari produsen sampai ke tingkat konsumen melalui berbagai kegiatan yan dikenal sebagai perantara. Lembaga-lembaga ini bisa dalam bentuk perorangan, perserikatan, atau perseorangan. Dalam sistem pemasaran telur ayam kampung di Kabupaten Bogor umumnya lembaga-lembaga yang terlibat adalah peternak ayam kampung, pedagang pengumpul tengkulak, pedagang grosir, dan pedagang pengecer. Peternak merupakan produsen dari telur ayam kampung juga bertindak sebagai lembaga pemasaran karena beberapa dari peternak juga berperan sebagai pembeli hasil produksi dari peternakan lain apabila terjadi kekurangan persediaan sedangkan permintaan dari pelanggan tetap ataupun bertambah banyak. Peternak skala kecil dengan jumlah ternak kurang dari 5.000 ekor pada umumnya menjual telur ke pedagang pengumpul ataupun pedagang grosir. Sedangkan untuk peternak skala besar dengan jumlah ternak lebih dari 10.000 ekor pada umumnya menjual hasil produksi mereka kepada pedagang grosir maupun langsung ke pasar minimarket maupun supermarket. Jumlah responden peternak yang berjumlah lima orang itu, diambil berdasarkan skala usaha yang diusahakan peternak. Skala usaha yang besar hanya dimiliki oleh dua orang peternak di Kabupaten Bogor untuk itu dipilih satu orang peternak yang mempunyai jumlah ternak yang lebih besar. Lokasi peternakan dengan skala usaha yang besar itu terdapat di daerah Leuwiliang. Sedangkan untuk peternak dengan skala usaha menengah dan kecil dipih berdasarkan lokasi usaha yang tidak terlalu jauh dari pemukiman masyarakat. Peternak skala menengah yang menjadi responden berlokasi di daerah Sukabumi dan Leuwiliang dan peternak dengan skala usaha kecil berlokasi di daerah Sindur Parung. 60 Pedagang pengumpul sangat berperan dalam memasarkan produk telur ayam kampung baik di daerah Bogor sendiri maupun luar daerah Bogor seperti Jakarta,Cibinong, Depok, Parung dan Bekasi. Dalam penelitian ini terdapat lima orang pedagang pengumpul yang berada dekat dengan lokasi penelitian. Hal ini memberikan sedikit keuntungan terhadap peternak terutama dalam hal biaya transportasi karena biaya yang dikeluarkan dapat dikurangi. Rata-rata jumlah telur yang dipasarkan oleh pedagang pengumpul setiap harinya berkisar antara 10.000 sampai 14.000 butir perhari. Pedagang grosir adalah pedagang yang membeli produk dalam kapasitas besar dimana rata-rata pembeliannya 8.500 butir per hari. Pada umunya para pedagang grosir ini berlokasi dipasar tradisonal seperti dipasar Bogor sebanyak tiga orang, Pasar Anyar dua orang, Pasar Ciawi dua orang dan Pasar Parung tiga orang. Pedagang grosir ini dipilih Pedagang pengecer merupakan pedagang yang langsung berhubungan dengan konsumen. Pedagang pengecer yang terdapat dalam penelitian ini sebanyak 10 orang baik yang berasal dari Bogor maupun luar Bogor. Untuk pedagang yang berada didaerah Bogor berlokasi dibeberapa tempat antara lain pasar Bogor, pasar Anyar, warung kelontong, minimarket maupun supermarket sedangkan untuk kawasan luar Bogor antara lain Depok, Gunung putri, Cikeas, Cileungsi, Meruya Jakarta Barat, Perumahan –Perumahan disekitar Jabodetabek. Pembelian yang dilakukan oleh pedagang pengecer setiap harinya berkisar antara 100 sampai 2000 butir telur per hari. Permintaan tergantung bagaimana kondisi pasar serta besarnya tempat yang dimiliki pedagang.

6.2. Analisis Saluran Pemasaran