84
6.6.2. Sistem Penentuan Harga dan Pembayaran Harga
Harga merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran. Terbentuknya harga akibat adanya tawar menawar antara pembeli dan penjual.
Penjual menawarkan harga tertentu terhadap komoditasnya sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan yang telah dilakukan oleh penjual dan pembeli
menawarkan harga tertentu untuk komoditi bersangkutan sesuai dengan pertimbangan yang diambil pembeli. Bila terjadi kesesuain harga yang
ditawarkan penjual dengan harga yang diminta oleh pembeli, maka pada saat itulah terjadi harga pasar dan kemudian baru terjadi transaksi.
Sistem penentuan harga yang terjadi pada proses pemasaran telur ayam kampung di Kabupaten Bogor berdasarkan dengan dua cara yaitu dengan
menggunakan sistem penetapan berdasarkan kondisi harga pasar yaitu disesuaikan dengan harga pasar yang sedang berlaku dengan melihat kualitas dan permintaan
yang diinginkan dari konsumen dan penentuan harga yang ditentukan oleh kesepakatan sesama peternak serta informasi harga yang berlaku di Jawa Tengah
dan Jawa Timur selaku pusat peternakan di Indonesia. Sistem penentuan harga telur ayam kampung ditingkat peternak dengan
pedagang pengumpul desa tengkulak, pedagang besar bandar, dan pedagang pengecer dilakukan dengan menentukan harga berdasarkan dengan harga yang
telah berlaku di pasar, jumlah permintaan, serta harga yang ditentukan oleh pedagang pengumpul desa tengkulak. Peternak tidak memiliki kekuatan dalam
menentukan harga karena posisi tawar menawar di tingkat peternak sangat rendah sehingga peternak hanya bertindak sebagai penerima harga price taker. Harga
yang diterima peternak lebih kecil apabila dibandingkan dengan harga di tingkat pedagang pengumpul desa tengkulak, pedagang besar bandar, dan pedagang
pengecer desa. Selain itu terjadinya kenaikan bahan baku serta fluktuasi harga jual peternak tidak bisa memegang peranan dalam menentukan harga, karena
harga telur ayam kampung tergolong lebih konstant dibandingkan telur lain maupun komoditas lainnya.
Pedagang pengumpul desa tengkulak akan menentukan harga berdasarkan harga yang berlaku ditingkat pedagang pengumpul desa lainnya atau
berdasarkan harga pasaran dan bandar lainnya. Pedagang pengumpul desa tidak
85
memiliki kebebasan dalam menentukan harga, karena harga terbentuk berdasarkan kondisi harga pasar yang berlaku. Selain itu pedagang pengumpul desa juga tidak
dapat menentukan harga, karena biasanya harga ditentukan oleh bandar. Pada umumnya harga yang diterima peternak jauh lebih kecil karena panjang saluran
pemasaran serta keterbatasan informasi yang dimiliki oleh peternak di Kabupaten Bogor.
Sistem penentuan harga di tingkat pedagang besar bandar kepada pengecer kadang dilakukan dengan cara tawar menawar sesuai dengan harga pasar
yang terjadi berdasarkan permintaan yang konsumen inginkan. Sistem penentuan harga dengan cara tawar menawar juga jarang dilakukan karena pasar sudah
menentukan harga telur ayam kampung berdasarkan grade yang sudah ditentukan. Pedagang grosir selain mengetahui harga telur ayam kampung dari pasar juga
dapat mengetahui harga telur ayam kampung dari pengencer yang kemudian diketahui oleh peternak.
Sistem pembayaran harga yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran telur dapat berupa pembayaran secara
tunai dan kredit bon bergulir. Sistem pembayaran tersebut tergantung pada tingkat kepercayaan dan perjanjian antara kedua belah pihak. Sistem pembayaran
secara tunai dengan harga yang telah disepakati bersama, sedangkan sistem pembayaran kredit yaitu sistem pembayaran dengan cara pembayaran dengan
cicilan dari sejumlah harga yang telah disepakati, dan sebagian dari sisa harga yang dibayarkan kemudian sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati
bersama ataupun dengan bergulir bon yaitu dengan cara bon yang lalu dibayarkan pada pengambilan barang saat ini.
6.6.3. Kerjasama Antara Lembaga Pemasaran Kerjasama diantara lembaga pemasaran sangat penting dan diperlukan
dalam memperlancar proses pemasaran. Bentuk kerjasama yag dilakukan diantara lembaga-lembaga pemasaran yaitu dalam hal sarana produksi dan perdagangan.
Hubungan kerjasama yang terjadi diantara lembaga pemasaran pada umumnya sudah berlangsung lama, sehingga terjalin suatu hubungan yang baik serta rasa
saling percaya.
86
Bentuk kerjasama yang terjadi diantara lembaga-lembaga pemasaran misalnya pada saat menjalankan usahaternak ayam, biasanya beberapa peternak
saling bekerjasama dalam hal penggunaan input sarana produksi seperti mesin penetas dan sebagainya. Sedangkan bentuk kerjasama diantara pedagang dengan
pedagang lain yaitu dalam proses jual beli dan pemasaran telur.
6.7. Keragaan Pasar 6.7.1 Marjin Pemasaran