63
6.2.1. Pola Saluran Pemasaran I
Saluran pemasaran I digunakan oleh dua orang peternak responden 40 persen dari total peternak responden merupakan saluran terpanjang pada rantai
pemasaran telur ayam kampung. Pada umunya peternak yang melewati pola saluran ini adalah peternak dengan skala kecil karena kurangnya fasilitas,jauhnya
lokasi pemasaran, kurangnya informasi pasar serta adanya penambahan biaya apabila peternak tersebut yang langsung memasarkan ke pasar atau ke konsumen
akhir. Peternak –peternak dengan skala usaha kecil tersebut menjual langsung ke pedagang pengumpul tengkulak, kemudian pedagang pengumpul menjual
kepada pedagang grosir maupun ke pedagang pengecer yang ada di kawasan Bogor seperti di Pasar Leuwiliang, Pasar Bogor, Pasar Parung, Pasar Anyar,
Pasar Cibinong, Depok, Gunung putri, Cikeas, Cileungsi, Meruya Jakarta Barat, Perumahan –Perumahan disekitar Jabodetabek, minimarket, dan konsumen rumah
tangga di daerah Bogor dan Jakarta untuk dijual kembali kepada konsumen akhir. Alasan peternak menggunakan saluran ini karena jauhnya lokasi peternakan dari
lokasi pemasaran, memudahkan peternak karena produknya langsung habis terjual serta mengurangi timbulnya resiko seandainya peternak yang menjual langsung
kepada konsumen akhir berupa biaya transportasi yang besar, biaya pembelian maupun penyewaan kios dan lainnya.
Pedagang pengumpul pada saluran ini menentukan harga yang berlaku berdasarkan harga yang terjadi di pasar dan informasi harga berasal dari sesama
pedagang pengumpul maupun dari pedagang pengecer. Sistem pembelian dilakukan secara tunai dan pembayaran kemudian. Sistem pembayaran kemudian
yang paling banyak dilakukan antara peternak dengan pedagang pengumpul dikarenakan adanya rasa saling percaya antara keduanya. Sedangkan pembayaran
secara tunai dilakukan karena pedagang pengumpul sangat jarang dilakukan karena pedagang pengumpul biasanya menjual kembali telur ke pedagang
pengecer juga dengan sistem pembayaran kemudian. Dalam melakukan pembelian di tingkat peternak,pedagang pengumpul tidak perlu bersusah payah
untuk mencari peternak yang akan menjual telurnya karena para peternak umumnya sudah berlangganan tetap dengan para pedagang pengumpul. Kegiatan
tersebut dilakukan oleh peternak pada pagi hingga sore hari, keesokan harinya
64
setelah telur di panen dari kandang. Peternak membawa telur hasil peternakannya dengan menggunakan sepeda motor, mobil pribadi, mobil box ataupun mobil pick
up tergantung sebarapa banyak jumlah telur yang akan dipasarkan. Pedagang pengumpul membeli telur dari beberapa peternak responden
yang telah menjadi langgananya karena ada ikatan saling percaya diantara keduanya. Pedagang pengumpul melakukan pengumpulan barang dikios maupun
di gudangnya dan keesokan harinya baru dijual ke pedagang grosir yang menjadi langgananya dipasar yang sama ataupun di pasar yang berbeda. Alat transportasi
yang digunakan berupa mobil pick up, motor, Selanjutnya pedagang pengecer memasarkan ke konsumen akhir.
Peternak menjual hasil panen telurnya secara borongan kepada pedagang pengumpul desa tengkulak dengan harga Rp. 1100,00 per butir, kemudian dari
pedagang pengumpul desa tengkulak diangkut ke pasar dan dijual kepada pedagang grosir dengan harga Rp. 1200,00 sampai dengan Rp. 1400,00 per butir.
Selanjutnya pedagang grosir menjual kembali telur ke pedagang pengecer dengan harga Rp. 1300,00 sampai dengan Rp. 1600,00 dan pada akhirnya pedagang
pengecer menjual kembali kepada konsumen akhir sebesar Rp. 1600,00 sampai dengan Rp.2000,00 per butir.
Dengan demikian, pada saluran ini peternak tidak mengeluarkan biaya pemasaran karena hasil produksi telurnya dijual langsung secara borongan kepada
pedagang pengumpul desa tengkulak. Sehingga pihak yang mengeluarkan biaya pemasaran disini yaitu pedagang pengumpul desa tengkulak, pedagang grosir
dan pedagang pengecer. Pedagang pengumpul besar tengkulak mengeluarkan biaya pemasaran berupa biaya transportasi, biaya pungutan liar, biaya bongkar
muat, akomodasi serta biaya penyimpanan. Pada pedagang grosir, biaya pemasaran yang dikeluarkan yaitu biaya pengangkutan, biaya sortasi, biaya
akomodasi, biaya retribusi, biaya sampah serta biaya keamanan. Sedangkan pada pedagang pengecer biaya pemasaran yang dikeluarkan berupa biaya angkut, biaya
retribusi, biaya sampah, biaya keamanan serta biaya penyimpanan dan akomodasi.
65
6.2.2. Pola Saluran Pemasaran II