Kondisi Eksisting Peternakan di Kabupaten Cianjur

40 hutan selanjutnya menjadi luas lahan yang tidak dinilai TD dalam analisis kesesuaian fisik lingkungan ternak sapi potong, kesesuaian dan daya dukung hijauan makanan ternak, serta ketersediaan lahan.

5.1.2. Kesesuaian Fisik Lingkungan untuk Peternakan Sapi Potong

Penilaian kesesuaian fisik lingkungan untuk sapi potong dilakukan dengan melakukan matching antara peta unsur fisik lahan yang terdiri dari Peta Penggunaan Lahan, Peta Curah Hujan, Peta Suhu, dan Peta Kelerengan dengan kriteria kesesuaian lingkungan yang telah disusun dengan menilai temperatur udara, ketersediaan air, dan terrain. Analisis dilakukan dengan menggunakan pendekatan SIG yaitu dengan melakukan query pada atribut peta untuk mendapatkan sebaran kesesuaian lahan tingkat ordo yaitu S sesuai dan N tidak sesuai. Pola pemeliharaan sapi potong di Kabupaten Cianjur ada 2 jenis yaitu ternak yang digembalakan untuk wilayah yang melakukan budidaya pembibitan dan ternak dikandangkan pada wilayah yang melakukan penggemukan sapi potong. Karena adanya dua sistem pemeliharaan yang berbeda maka penilaian kesesuaian ekologis dilakukan secara terpisah untuk ternak sapi yang digembalakan dan ternak sapi yang dikandangkan. A. Kesesuaian Fisik Lingkungan untuk Ternak Sapi Potong yang Digembalakan Hasil penilaian temperatur udara di Kabupaten Cianjur dinyatakan sesuai untuk pengembangan peternakan sapi potong. Kisaran temperatur udara di wilayah Kabupaten Cianjur antara 20,3 o C sampai dengan 26,3 o C yang berada pada kisaran temperatur udara yang sesuai S untuk ternak sapi potong yaitu antara 18 o C sampai dengan 37 o C. Demikian pula halnya dengan kualitas air pH yang diukur pada beberapa tempat terpilih di wilayah Cianjur bagian utara, tengah dan selatan didapatkan nilai pH berkisar antara 7,5 sampai dengan 9,0. Kisaran kualitas air pH pada beberapa tempat terpilih berada pada kisaran kriteria yang sesuai S untuk ternak sapi potong yaitu berkisar antara 6,5 sampai 9,0. Hasil perhitungan dan analisis spasial yang disajikan pada Tabel 15 menunjukkan bahwa untuk pola pemeliharaan sapi potong yang digembalakan, di daerah penelitian sebagian besar dinyatakan sesuai S untuk pengembangan sapi potong. Luas lahan sesuai adalah 193.282,62 ha 53,45 dan lahan yang tidak sesuai N seluas 3.076,94 ha 0,85. Sebaran kesesuaian fisik lingkungan di daerah penelitian dominan berada di tiga wilayah pengembangan Gambar 17. Wilayah yang sesuai untuk pengembangan sapi potong dengan pola penggembalaan di Cianjur bagian selatan meliputi 7 tujuh kecamatan yakni mencapai luasan 102.992,33 ha 53,29, wilayah Cianjur bagian tengah yang sesuai seluas 38.604,22 ha 19,97, dan wilayah Cianjur bagian utara yang sesuai seluas 51.686,07 ha 26,74 Lampiran 2. Faktor curah hujan di daerah penelitian merupakan pembatas yang cukup berpengaruh terhadap pemeliharaan sapi potong yang digembalakan. Intensitas curah yang tinggi 4.000 mmthn atau terlalu rendah 750 mmthn mempengaruhi daya dukung hijauan pakan ternak untuk penggembalaan. Untuk pola penggembalaan, kontinuitas ketersediaan hijauan di padang penggembalaan menjadi hal yang penting. Menurut Syamsu et al. 2003, secara umum di 41 Indonesia ketersediaan hijauan pakan dipengaruhi oleh iklim, sehingga pada musim penghujan, jumlahnya melimpah sedangkan pada musim kemarau jumlah hijauan makanan ternak mengalami kekurangan. Tabel 15 Luas kesesuaian fisik lingkungan ternak yang digembalakan di Kabupaten Cianjur Kecamatan Ordo kesesuaian lingkungan fisik ternak sapi potong yang digembalakan Jumlah ha S N TD Agrabinta 16.294,63 - 3.271,23 19.565,86 Bojongpicung 5.233,94 - 3.579,16 8.813,10 Campaka 4.734,59 - 9.604,61 14.339,20 Campakamulya 2.648,00 - 4.760,96 7.408,96 Cianjur 439,43 - 2.169,17 2.608,60 Cibeber 6.583,03 - 5.859,92 12.442,96 Cibinong 20.399,90 - 3.084,90 23.484,80 Cidaun 19.115,96 - 10.727,59 29.843,54 Cijati 2.538,58 - 2.299,54 4.838,12 Cikadu 11.634,43 - 7.185,99 18.820,42 Cikalongkulon 9.880,11 - 4.477,28 14.357,38 Cilaku 1.749,83 - 3.491,16 5.240,99 Cipanas 3.172,79 - 3.531,07 6.703,85 Ciranjang 426,07 - 3.045,37 3.471,44 Cugenang 4.222,33 247,52 3.125,89 7.595,75 Gekbrong 2.333,69 18,07 2.697,73 5.049,50 Haurwangi 2.505,13 - 2.096,75 4.601,88 Kadupandak 4.478,74 92,71 5.867,45 10.438,90 Karangtengah 317,64 - 4.523,82 4.841,47 Leles 8.261,20 - 3.142,05 11.403,24 Mande 4.839,69 - 5.013,46 9.853,15 Naringgul 15.179,97 - 12.840,68 28.020,65 Pacet 1.978,90 55,27 2.126,10 4.160,28 Pagelaran 4.027,23 1.970,65 13.888,12 19.886,00 Pasirkuda 6.031,18 - 5.450,89 11.482,07 Sindangbarang 12.106,26 - 4.262,51 16.368,77 Sukaluyu 1.147,54 - 3.643,59 4.791,13 Sukanagara 2.498,03 570,80 14.295,95 17.364,78 Sukaresmi 5.648,68 - 3.544,60 9.193,28 Takokak 9.354,09 - 4.825,93 14.180,02 Tanggeung 2.293,80 - 3.672,78 5.966,58 Warungkondang 1.207,25 121,90 3.181,34 4.510,49 Jumlah ha 193.282,62 3.076,94 165.287,60 361.647,15 Luas merupakan penghitungan luas dari peta digital;N=tidak sesuai; S=sesuai;TD=tidak dinilai 42 Gambar 17 Peta kesesuaian fisik lingkungan sapi potong untuk ternak yang digembalakan di Kabupaten Cianjur.

B. Kesesuaian Fisik Lingkungan untuk Ternak Sapi Potong yang

Dikandangkan Kesesuaian fisik lingkungan ternak sapi yang dikandangkan disajikan pada Tabel 16 dan Gambar 18. Lingkungan yang sesuai S pada pemeliharaan sapi potong yang dikandangkan mencapai luas 112.877,71 ha 31,21, lahan yang sesuai dengan pembatas indeks kelembaban udara Temperature Humidity IndexTHI S-n seluas 60.616,65 ha 16,76 dan lahan yang tidak sesuai seluas 22.865,20 ha 6,32 dari total luasan wilayah penelitian. Hasil analisis matching dan query menggunakan SIG menunjukkan bahwa wilayah Cianjur bagian selatan dinyatakan sesuai untuk pengembangan sapi potong yang dikandangkan. Adapun wilayah yang sesuai S di Cianjur bagian selatan hanya terdiri dari 2 dua kecamatan yaitu Agrabinta dan Sindangbarang. Untuk Cianjur bagian tengah yang sesuai adalah Kecamatan Cijati, dan wilayah yang sesuai di Cianjur bagian utara adalah Kecamatan Ciranjang dan Karangtengah Lampiran 3. Faktor pembatas THI adalah parameter penting selain curah hujan dan kelerengan pada kesesuaian fisik lingkungan ternak sapi potong yang dikandangkan. Nilai THI terkait eratvdengan pengaruh stress ternak akibat panas pada ternak. Selain itu, ternak yang dikandangkan juga harus beradaptasi dengan desain kandang karena menurut Yani et al. 2007, ukuran tinggi dan lebar kandang dan luas bukaan ventilasi kandang sangat berpengaruh terhadap suhu dalam kandang. Sapi potong yang dikandangkan umumnya lebih rentan mengalami stress panas dibandingkan dengan sapi yang digembalakan.