57
D. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Leguminosa
Sebaran kelas kesesuaian lahan yang ditunjukkan pada Gambar 24 memperlihatkan bahwa Kabupaten Cianjur sesuai untuk tanaman leguminosa.
Sebagian kecil wilayah cukup sesuai S2 seluas 4.821,42 ha 1,33 dan sesuai marginal S3 seluas 10.543,86 2,92. Luasan kesesuaian lahan pada tiap kelas
ditunjukkan pada Tabel 27 dan Lampiran 7. Jumlah luasan lahan yang sesuai untuk leguminosa seluas 30,57 dari total seluruh luasan Kabupaten Cianjur.
Faktor penghambat untuk tanaman leguminosa sama dengan rumput Gajah, Setaria sp., dan pastura yaitu curah hujan dan kelerengan. Ketersediaan air
memegang peranan penting untuk kontinuitas tersedianya hijauan.
Tabel 27 Luas kesesuaian lahan tanaman leguminosa di Kabupaten Cianjur Kelas kesesuaian
lahan Luas lahan ha
Jumlah ha
Selatan Tengah
Utara
S2
1.567,08 - 3.254,34 4.821,42
S2-w
8.816,47 - 6.086,09 14.902,55
S3
8.122,07 740,59 1.681,20 10.543,86
S3-e
1.826,80 - 1.972,67 3.799,47
S3-w
55.109,01 4.303,44 17.079,56 76.492,01
N
27.550,92 36.194,35 22.054,98 3.167,21
TD
44.514,95 64.666,25 56.106,41 165.287,60
Jumlah ha 147.507,28
105.904,63 108.235,25 361.647,15
Luas merupakan penghitungan luas dari peta digital; S2: cukup sesuai; S3: sesuai marjinal; S2- w: cukup sesuai dengan pembatas curah hujan; S3-w: sesuai marjinal dengan pembatas curah
hujan; S3-e: sesuai marjinal dengan pembatas kelerengan; N: tidak sesuai; TD: tidak dinilai
Gambar 24 Peta kesesuaian lahan tanaman leguminosa di Kabupaten Cianjur
58
E. Kesesuaian Lahan untuk Hijauan Makanan Ternak
Sapi potong merupakan hewan herbivora sangat tergantung pada hijauan sebagai makanannya. Keberadaan hijauan dipengaruhi dengan kesesuaian lokasi
tempat tumbuh dan ketersediaan air. Hijauan yang selalu tersedia dapat meningkatkan produksi terutama pertambahan bobot badan sapi potong . Hal ini
menjadi penting karena output dari peternakan sapi potong adalah jumlah daging yang dapat diperoleh dari ternak. Sapi potong yang mengalami stress akibat
manajemen pakan dan lingkungan yang kurang baik akan berpengaruh terhadap pola pertambahan bobot badan hariannya.
Kesesuaian lahan untuk hijauan makanan ternak yang dianalisis merupakan gabungan dari kesesuaian rumput Gajah, Setaria spachelata, pastura dan
leguminosa. Hasil analisis spasial overlay union untuk hijauan makanan ternak di Kabupaten Cianjur disajikan pada Gambar 25. Sebaran kesesuaian lahan untuk
hijauan makanan ternak terdapat di wilayah Cianjur bagian selatan seluas 102.708,80 ha 28,40. Untuk wilayah Cianjur bagian tengah kesesuaian lahan
seluas 41.238,38 ha 11,40. Kesesuaian lahan untuk hijauan makanan ternak di wilayah Cianjur bagian utara seluas 50.619,77 ha 14,00. Total luasan lahan
yang sesuai S untuk hijauan makanan ternak di Kabupaten Cianjur adalah 194.566,95 ha 53,80 dan lahan yang tidak sesuai N adalah 1.792,61 ha
0,50 seperti yang ditunjukkan pada Tabel 28. Hal ini dapat dinyatakan bahwa wilayah Kabupaten Cianjur sesuai untuk penanaman hijauan makanan ternak
untuk rumput Gajah, Setaria spachelata, pastura, dan leguminosa.
Gambar 25 Peta kesesuaian lahan untuk hijauan makanan ternak di Kabupaten Cianjur
59
Tabel 28 Luas kesesuaian lahan untuk hijauan makanan ternak di Kabupaten Cianjur
Kecamatan Luas ha
Jumlah ha S
N TD
a. Wilayah Cianjur bagian selatan
Agrabinta 16.294,63
- 3.271,23 19.565,86
Cibinong 20.399,90
- 3.084,90 23.484,80
Cidaun 19.115,96
- 10.727,59 29.843,54
Cikadu 11.634,43
- 7.185,99 18.820,42
Leles 8.261,20
- 3.142,05 11.403,24
Naringgul 14.896,43 283,54 12.840,68
28.020,65 Sindangbarang
12.106,26 - 4.262,51
16.368,77 Jumlah ha
102.708,80 283,54 44.514,95 147.507,28
b. Wilayah Cianjur bagian tengah
Campaka 4.734,59
- 9.604,61 14.339,20
Campakamulya 2.648,00
- 4.760,96 7.408,96
Cijati 2.538,58
- 2.299,54 4.838,12
Kadupandak 4.571,45
- 5.867,45 10.438,90
Pagelaran 5.997,88
- 13.888,12 19.886,00
Pasirkuda 6.031,18
- 5.450,89 11.482,07
Sukanagara 3.068,83
- 14.295,95 17.364,78
Takokak 9.354,09
- 4.825,93 14.180,02
Tanggeung 2.293,80
- 3.672,78 5.966,58
Jumlah ha 41.238,38
- 64.666,25 105.904,63
c. Wilayah Cianjur bagian utara
Bojongpicung 5.233,94
- 3.579,16 8.813,10
Cianjur 439,43
- 2.169,17 2.608,60
Cibeber 6.583,03
- 5.859,92 12.442,96
Cikalongkulon 9.880,11
- 4.477,28 14.357,38
Cilaku 1.749,83
- 3.491,16 5.240,99
Cipanas 3.075,51 97,28 3.531,07
6.703,85 Ciranjang
426,07 - 3.045,37
3.471,44 Cugenang
3.719,90 749,96 3.125,89 7.595,75
Gekbrong 2.275,29 76,48 2.697,73
5.049,50 Haurwangi
2.505,13 - 2.096,75
4.601,88 Karangtengah
317,64 - 4.523,82
4.841,47 Mande
4.839,69 - 5.013,46
9.853,15 Pacet
1.647,67 386,51 2.126,10 4.160,28
Sukaluyu 1.147,54
- 3.643,59 4.791,13
Sukaresmi 5.648,68
- 3.544,60 9.193,28
Warungkondang 1.130,32 198,84 3.181,34
4.510,49 Jumlah ha
50.619,77 1.509,07 56.106,41 108.235,25
Jumlah a+b+c ha 194.566,95 1.792,61 165.287,60
361.647,15
Luas merupakan penghitungan luas dari peta digital; S=sesuai; N=tidak sesuai; TD=tidak dinilai
60
5.2.2. Daya Dukung Ketersediaan Hijauan Makanan Ternak untuk
Peternakan Sapi Potong
Produktivitas sapi potong sangat ditentukan oleh ketersediaan pakan dan air minum Bamualim dan Wirdahayati 2003. Untuk itu, ketersediaan hijauan
memegang peranan penting dalam pengembangan wilayah untuk peternakan. Ketersediaan hijauan makanan ternak di suatu wilayah menunjukkan tingkat daya
dukung wilayah terhadap pengembangan peternakan sapi potong.
Tersedianya jumlah hijauan makanan ternak yang memadai di suatu wilayah dapat menekan biaya produksi terutama biaya pakan ternak yang timbulkan.
Hijauan yang tersedia merupakan hijauan alami rumput Gajah, rumput Setaria sp, rumput alam dan leguminosa dan limbah pertanian yang berasal dari tanaman
padi, jagung, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar.
Potensi ketersediaan hijauan makanan ternak terdapat pada jenis penggunaan lahan berupa belukarsemak, hutan, kebun, rumput, sawah, dan
ladangtegalan. Hasil perhitungan ketersediaan berupa daya dukung dan indeks daya dukung ditunjukkan pada Lampiran 8. Potensi ketersediaan hijauan suatu
wilayah ditunjukkan dengan produksi hijauan yang dapat dihasilkan oleh wilayah yang bersangkutan. Wilayah dengan ketersediaan hijauan terbesar memiliki daya
dukung terbesar untuk pengembangan wilayah sapi potong, sebaliknya wilayah dengan ketersediaan hijauan terkecil merupakan wilayah yang memiliki daya
dukung terlemah bagi pengembangan sapi potong. Untuk wilayah Cianjur bagian selatan dengan potensi ketersediaan hijauan yang paling besar berada di
Kecamatan Cibinong sebanyak 57.269,64 ton BKC berat kering cerna dan ketersediaan hijauan terendah terdapat di Kecamatan Leles sebanyak 16.297,13
ton BKC. Wilayah Cianjur bagian tengah yang memiliki potensi ketersediaan hijauan terbesar adalah Kecamatan Campaka 47.745,02 ton BKC dan wilayah
dengan ketersediaan hijauan terkecil adalah Kecamatan Campakamulya 11.084,46 ton BKC. Adapun untuk wilayah Cianjur bagian utara yang
mempunyai ketersediaan hijauan terbesar adalah Kecamatan Cibeber 38.714,69 ton BKC sedangkan Kecamatan Pacet memiliki potensi ketersediaan hijauan
terendah 7.538,66 ton BKC.
Status daya dukung hijauan pada suatu wilayah untuk pengembangan ternak ditunjukkan dengan nilai indeks daya dukung IDD. Untuk wilayah Cianjur
bagian selatan yang memiliki IDD terendah adalah Kecamatan Agrabinta 2,68, meskipun kecamatan ini memiliki kriteria aman IDD 2, dimana ketersediaan
sumberdaya pakan secara fungsional mencukupi kebutuhan lingkungan secara efisien. Begitu pula dengan Kecamatan Cijati di wilayah Cianjur bagian tengah
yang memiliki nilai IDD terendah 5,06 adalah termasuk wilayah dengan status daya dukung hijauan aman IDD 2. Berbeda halnya dengan Kecamatan
Cikalongkulon di wilayah Cianjur bagian utara yang memiliki IDD terendah yaitu 1,94 adalah termasuk wilayah dengan kriteria rawan 1,5IDD2 yang
disebabkan oleh jumlah populasi sapi potong yang tergolong terbesar 14.597 ekor sehingga wilayah hanya mampu menampung ternak sebanyak 2 ST. Hasil
analisis ditunjukkan pada Tabel 29 dan persetaraan spasial disajikan pada Gambar 26.
61
Tabel 29 Status daya dukung hijauan makanan ternak di Kabupaten Cianjur
Kecamatan Status daya dukung hijauan makanan ternak
Jumlah ha Aman
Rawan TD
a. Wilayah Cianjur bagian selatan
Agrabinta 16.294,63
- 3.271,23
19.565,86 Cibinong
20.399,90 -
3.084,90 23.484,80
Cidaun 19.115,96
- 10.727,59
29.843,54 Cikadu
11.634,43 -
7.185,99 18.820,42
Leles 8.261,20
- 3.142,05
11.403,24 Naringgul
15.179,97 -
12.840,68 28.020,65
Sindangbarang 12.106,26
- 4.262,51
16.368,77 Jumlah ha
102.992,33 -
44.514,95 147.507,28
b. Wilayah Cianjur bagian tengah
Campaka 4.734,59
- 9.604,61
14.339,20 Campakamulya
2.648,00 -
4.760,96 7.408,96
Cijati 2.538,58
- 2.299,54
4.838,12 Kadupandak
4.571,45 -
5.867,45 10.438,90
Pagelaran 5.997,88
- 13.888,12
19.886,00 Pasirkuda
6.031,18 -
5.450,89 11.482,07
Sukanagara 3.068,83
- 14.295,95
17.364,78 Takokak
9.354,09 -
4.825,93 14.180,02
Tanggeung 2.293,80
- 3.672,78
5.966,58 Jumlah ha
41.238,38 -
64.666,25 105.904,63
c. Wilayah Cianjur bagian utara
Bojongpicung 5.233,94
- 3.579,16
8.813,10 Cianjur
439,43 -
2.169,17 2.608,60
Cibeber 6.583,03
- 5.859,92
12.442,96 Cikalongkulon
- 9.880,11
4.477,28 14.357,38
Cilaku 1.749,83
- 3.491,16
5.240,99 Cipanas
3.172,79 -
3.531,07 6.703,85
Ciranjang 426,07
- 3.045,37
3.471,44 Cugenang
4.469,86 -
3.125,89 7.595,75
Gekbrong 2.351,77
- 2.697,73
5.049,50 Haurwangi
2.505,13 -
2.096,75 4.601,88
Karangtengah 317,64
- 4.523,82
4.841,47 Mande
4.839,69 -
5.013,46 9.853,15
Pacet 2.034,18
- 2.126,10
4.160,28 Sukaluyu
1.147,54 -
3.643,59 4.791,13
Sukaresmi 5.648,68
- 3.544,60
9.193,28 Warungkondang
1.329,15 -
3.181,34 4.510,49
Jumlah ha 42.248,73
9.880,11 56.106,41
108.235,25
Jumlah a+b+c ha 186.479,45
9.880,11 165.287,60
361.647,15
Luas merupakan penghitungan luas dari peta digital; TD:tidak dinilai
62
Gambar 26 Peta status daya dukung hijauan makanan ternak di Kabupaten Cianjur
Status daya dukung hijauan di Kabupaten Cianjur adalah aman di 31 Kecamatan dan hanya di Kecamatan Cikalongkulon memiliki status rawan.
Dengan demikian, sebagian besar wilayah di Kabupaten Cianjur memiliki daya dukung hijauan alami yang memadai. Kecamatan Cikalongkulon merupakan
kecamatan dengan populasi sapi potong terbesar Lampiran 4, untuk itu perlu manajemen pakan ternak yang baik dalam upaya pemenuhan hijauan secara
optimal. Menurut Sumanto et al. 2004, suatu wilayah dikatakan mampu untuk pengembangan apabila pakan ternak yang disediakan oleh wilayah tersebut lebih
besar dari kebutuhan ternak yang hidup di wilayah yang bersangkutan.
Kapasitas tampung ternak dihitung berdasarkan ketersediaan pakan dibagi dengan ke
butuhan ransum per ekor Ma’sum 1999. Kapasitas tampung ternak pada daerah dengan status daya dukung aman terkecil di Kabupaten Cianjur
terdapat di Kecamatan Agrabinta dan Pacet yang masing-masing cukup untuk menampung 3 ST. Kecamatan Agrabinta merupakan kecamatan kedua yang
memiliki populasi sapi potong terbanyak sehingga kebutuhan ransum ternak per wilayahnya cukup banyak pula. Kecamatan Cikalongkulon merupakan wilayah
dengan status daya dukung rawan sehingga kapasitas tampung ternak yang dapat didukung wilayah sebanyak 2 ST. Jumlah populasi sapi potong di Kecamatan
Cikalongkulon merupakan yang terbesar sehingga membutuhkan ketersediaan pakan ternak yang banyak pula. Untuk itu supaya ternak tetap dapat terpenuhi
ransum makanannya, maka perlu adanya pakan alternatif berupa hay dan silase sebagai substitusi hijauan segar dan perlu pengaturan lalu lintas ternak yang
masuk dan keluar dari wilayah tersebut.
63
5.2.3. Potensi Kesesuaian dan Daya Dukung Ketersediaan Hijauan
Makanan Ternak untuk Peternakan Sapi Potong
Hasil analisis sebaran kesesuaian lahan dan daya dukung hijauan makanan ternak di Kabupaten Cianjur disajikan pada Gambar 27. Lahan yang sesuai dan
aman S-Aman seluas 184.686,84 ha 51,07, lahan yang sesuai tetapi rawan S-Rawan seluas 9.880,11 ha 2,73, dan lahan yang tidak sesuai N seluas
1.792,61 ha 0,50.
Lahan yang sesuai dan aman tersebar di 31 kecamatan di Kabupaten Cianjur Tabel 30. Kecamatan Cikalongkulon merupakan kecamatan yang sesuai untuk
hijauan makanan ternak namun produksi hijauan di wilayahnya terbatas dan hanya mencukupi untuk wilayahnya saja.
Gambar 27 Peta kesesuaian dan daya dukung hijauan makanan ternak di Kabupaten Cianjur
Wilayah yang sesuai dan mampu menyediakan hijauan makanan ternak secara kontinyu merupakan wilayah yang menjadi prioritas untuk pengembangan
peternakan sapi potong. Telah banyak studi yang menelaah daya dukung wilayah dalam menyediakan hijauan makanan ternak salah satu diantaranya adalah Alfian
et al. 2012 yang menghitung kapasitas tampung ternak pada musim kemarau di Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Jawa Tengah. Dalam perencanaan wilayah
untuk peternakan, informasi kapasitas tampung wilayah diperlukan untuk mengetahui kapasitas tampung maksimal suatu wilayah sehingga dapat dilakukan
kontrol terhadap jumlah populasi ternak dengan melakukan pengaturan lalu lintas mutasi ternak. Selain itu pula dapat dilakukan manajeman penanganan limbah
sehingga pembangunan peternakan dalam suatu wilayah tetap berkesinambungan dengan sektor lainnya.
64
Tabel 30 Luas kesesuaian dan daya dukung hijauan makanan ternak di Kabupaten Cianjur
Kecamatan Kesesuaian dan daya dukung hijauan makanan ternak
Jumlah ha
S-Aman S-Rawan
N TD
a. Wilayah Cianjur bagian selatan