16
potong. Dengan demikian akan dihasilkan peta penggunaan lahan untuk peternakan sapi potong. Peta-peta lain yang telah terkoreksi, yaitu peta
administrasi, peta tematik temperatursuhu, curah hujan, dan kemiringan lereng, dan peta konstrain penggunaan lahan untuk ternak. Yang dimaksud dengan peta
konstrain penggunaan lahan untuk ternak adalah penggunaan lahan yang tidak sesuai untuk pengembangan ternak seperti lahan terbangun atau yang lainnya.
Selanjutnya dilakukan tumpang susun overlay sehingga menghasilkan peta satuan fisik lahan untuk peternakan sapi potong di Kabupaten Cianjur. Tahapan
penelitian secara diagramatis disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3 Kerangka alur pembuatan peta satuan fisik lahan untuk peternakan sapi potong di Kabupaten Cianjur
A. Kesesuaian Lingkungan Fisik Sapi Potong yang Digembalakan
Penilaian kesesuaian lingkungan fisik untuk sapi potong yang digembalakan menggunakan metode matching antara peta unsur fisik lahan dengan kriteria
kesesuaian lingkungan fisik sapi potong untuk ternak sapi yang digembalakan yang disajikan pada Tabel 2.
Penentuan suhu udara dalam penelitian ini diduga berdasarkan ketinggian tempat elevasi dari atas permukaan laut Djaenudin et al. 2003. Pendugaan
tersebut dengan menggunakan rumus dari Braak 1928 dalam Djaenudin et al. 2003. Berdasarkan hasil penelitiannya di Indonesia suhu di dataran rendah
pantai berkisar antara 25-27
o
C, dan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Suhu Udara
o
C = 26,3
o
C-0,01 x elevasi dalam meter x 0,6
o
C
Indikator kelayakan kualitas air diukur dengan pH meter. Kualitas air diukur untuk mengetahui kelayakan sebagai air minum bagi ternak sapi potong. Data
ketersediaan air dan kelerengan diambil dari peta tematik curah hujan dan peta
Peta suhu, curah hujan, lereng
Peta PL untuk peternakan
OVERLAY Koreksi Geometri
Peta suhu, curah hujan, lereng terkoreksi
Peta Satuan Fisik Lahan Sapi Potong SFLSP
Peta Penggunaan Lahan terkoreksi Query
Peta Topografi
Konstrain pembatas
Peta Penggunaan Lahan
Peta Topografi
Koreksi Geometri
17
lereng Bappeda 2011 yang memuat informasi secara spasial curah hujan dan kelerengan di Kabupaten Cianjur.
Tabel 2 Kriteria kesesuaian fisik lingkungan untuk ternak sapi dengan sistem pemeliharaan yang digembalakan
Karakteristik Ordo kesesuaian lingkungan ternak gembala
S sesuai N tidak sesuai
Temperatur t - Suhu rata-rata
o
C
a
- Kelembaban
a
18-37 60-90
18; 37 60; 90
Ketersediaan Air w - Bulan Kering 100 mm
b
- Curah hujantahun mm
c
- Keberadaan sumber air 8 bulan
750 – 4.000
Ada 8 bulan
750; 4.000 Tidak ada
Kualitas Air q - pH air
b
6,5 – 9,0
6,5 ; 9,0 Terrain s
- Kelerengan
d
40 40
Sumber:
a
Utomo et al. 2009 dan Suherman et al. 2013;
b
Suratman et al. 1998;
c
Suratman et. al. 1998 dan Kadarsih 2004;
d
Suratman et al. 1988 dan Rusmana et al. 2006 dengan modifikasi
Keterangan: sumber air bersifat alternatif; RH=kelembaban udara
Analisis spasial dengan metode SIG untuk menghasilkan peta kesesuaian fisik lingkungan untuk peternakan sapi potong yang digembalakan tersaji dalam
Gambar 4. Metode matching dan query data dilakukan antara peta unsur fisik lahan dengan kriteria yang telah disusun sehingga didapatkan peta kesesuaian
fisik lingkungan ternak sapi potong yang digembalakan. Kriteria mencakup wilayah yang sesuai S dan tidak sesuai N untuk pengembangan sapi potong
yang digembalakan.
Gambar 4 Kerangka alur pembuatan peta kesesuaian fisik lingkungan sapi potong yang digembalakan di Kabupaten Cianjur
B. Kesesuaian Lingkungan Fisik Sapi Potong yang Dikandangkan
Penilaian kesesuaian fisik lingkungan ternak sapi potong yang dikandangkan menggunakan kriteria penilaian kesesuaian sebagaimana disajikan
pada Tabel 3. Kesesuaian lahan yang dinilai pada tingkat ordo yaitu S sesuai dan
Kriteria Kesesuaian Fisik Lingkungan Sapi Potong
yang Digembalakan Matching
Peta Kesesuaian Fisik Lingkungan Sapi Potong yang Digembalakan KFLSPG
Peta SFLSP