Peluang Analisis Wilayah Untuk Pengembangan Peternakan Sapi Potong Di Kabupaten Cianjur

75 merupakan wilayah dengan populasi ternak sapi potong terbesar sehingga mendorong upaya peningkatan prasarana dan sarana untuk meningkatkan produksi sehingga pengenalan teknologi IB secara intensif dikembangkan. Akibat dikembangkannya teknologi IB maka mendorong peningkatan kualitas peternak dalam pemeliharaan sapi potong. Faktor Internal Strenght S 1. Ketersediaan hijauan makanan ternak 2. Ketersediaan lahan yang sesuai 3. Penggunaan teknologi IB 4. Kemampuan dan pengalaman beternak 5. Tenaga kerja yang selalu tersedia Weakness W 1. Infrastruktur yang kurang memadai 2. Kurangnya permodalan 3. Ketersediaan konsentrat terkendala dengan mahalnya bahan baku 4. Pengelolaan limbah ternak belum optimal 5. Skala usaha kecil Faktor Eksternal Opportunities O 1. Jangkauan wilayah pemasaran 2. Dukungan pemerintah 3. Peningkatan pelayanan IB 4. Kecenderungan kenaikan harga daging sapi 5. Peningkatan permintaan sapi bakalan Strategi SO 1. Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam untuk meningkatkan produksi S 1- 5 O 1-6 2. Optimalisasi teknologi untuk meningkatkan produksi dan produktivitas S 3-5 O 1-6 3. Peningkatan sumber daya manusia untuk menunjang peningkatan produksi S 4- 5 O 2-5 Strategi WO 1. Membuka peluang investasi untuk peningkatan skala usaha W 2-5 O 1-6 2. Perbaikan infrastuktur ntuk meningkatkan akses pemasaran W 1 O 1 Threats T 1. Persaingan harga dengan daging sapi impor 2. Konversi lahan 3. Adanya penyebaran penyakit 4. Peningkatan harga konsentrat 5. Sistem rantai tata niaga yang cenderung tertutup Strategi ST 1. Meningkatkan pendayagunaan pakan lokal sebagai bahan baku makanan ternak S 1-2 T 4 2. Mengefisienkan potensi sumber daya alam untuk meningkatkan volume produksi sehingga mampu bersaing dengan pasar S 1-2 T 1-5 Strategi WT 1. Membenahi infrastruktur untuk memperlancar akses niaga W 1-2 T 1-5 2. Penetapan regulasi untuk pembatasan impor ternak dan produknya W 1-5 T 1- 6 3. Meningkatkan pengelolaan limbah untuk menjaga lingkungan W 4 T 3 Gambar 33 Hasil analisis SWOT untuk pengembangan sapi potong di Kabupaten Cianjur

5.4.6. Strategi dan Arahan Pengembangan Peternakan Sapi Potong di

Kabupaten Cianjur A. Strategi Pengembangan Sapi Potong di Kabupaten Cianjur Berdasarkan rangkaian analisis AHP dan SWOT diatas maka strategi pengembangan sapi potong di Kabupaten Cianjur ditetapkan pada 3 tiga rumusan prioritas. Pertama, sumber daya alam terutama hijauan yang tersedia memungkinkan ternak berkembang dengan baik. Daerah Kabupaten Cianjur yang 76 merupakan sentra pertanian tanaman pangan memungkinkan tersedianya hijauan makanan ternak yang berlimpah. Potensi rumput pada lahan-lahan pertanian sawah, ladang dan tegalan dan kehutanan hutan negara dan rakyat merupakan daya dukung potensial yang besar untuk perkembangan ternak. Dalam pengembangan sapi potong, aspek pakan hijauan dan konsentrat merupakan hal yang penting dalam menghasilkan produksi yang maksimal. Nilai pertambahan bobot badan sapi merupakan nilai ekonomis yang berpengaruh kepada pendapatan peternak. Pemerintah daerah sebagai pemangku kebijakan menerapkan kebijakan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, pengelolaan air, peningkatan akses usaha ternak terhadap sumberdaya, pengelolaan lahan produktif dan pertanahan untuk mendorong pertumbuhan wilayah yang menjadi sentra pengembangan ternak. Kedua, berkembangnya teknologi IB terutama di wilayah Cianjur selatan dan utara menyebabkan terjadinya perbaikan mutu bibit ternak. Anak sapi potong yang merupakan ternak silangan hasil IB memiliki performa yang unggul sehingga permintaan bakalan sapi cenderung meningkat. Hal ini disebabkan dukungan pemerintah dengan memfasilitasi sarana IB berupa nitrogen cair, straw sapi potong, plastic sheet dan plastic glove melalui Unit Layanan IB pada beberapa Kecamatan yang merupakan sentra pengembangan yaitu Agrabinta, Leles dan Sindangbarang. Peningkatan kelengkapan sarana pelayanan IB disertai pula dengan peningkatan kualitas inseminator yang bertujuan meningkatkan conception rate CR pada ternak sehingga tingkat kebuntingan sapi betina meningkat sehingga berpengaruh kepada meningkatnya produksi ternak. Ketiga, peningkatan sumber daya manusia melalui berbagai pelatihan yang diselenggarakan dinas terkait untuk meningkatkan pengetahuan peternak dalam budidaya sapi potong terutama dalam pengetahuan dasar teknik Inseminasi Buatan. Hal tersebut terkait dengan deteksi berahi pada ternak yang diharapkan calving interval tidak terlalu panjang sehingga produksi dapat optimal. Peternak perlu dilatih untuk mengetahui cara-cara beternak good farming practise dan pengetahuan akan tanda-tanda reproduksi sehingga teknologi IB dapat dimanfaatkan secara optimal.

B. Arahan Pengembangan Peternakan Sapi Potong di Kabupaten Cianjur

Wilayah pengembangan peternakan sapi potong adalah wilayah yang sesuai secara fisik lingkungan untuk budidaya ternak sapi potong baik yang digembalakan maupun yang dikandangkan, memiliki daya dukung wilayah untuk hijauan makanan ternak dan memiliki tenaga peternak yang terampil. Berdasarkan hal tersebut maka dibuat analisis dengan pertimbangan atas kesesuaian fisik lahan, kesesuaian hijauan, ketersediaan lahan untuk budidaya, daya dukung hijauan makanan ternak, pemusatan aktifitas dan faktor sosial ekonomi. Pengembangan peternakan sapi potong di daerah penelitian melibatkan ternak, fisik lingkungan, daya dukung hijauan makanan ternak, dan aspek sosial ekonomi yang saling terkait antara satu dengan lainnya. Arahan pengembangan peternakan sapi potong di Kabupaten Cianjur mempertimbangkan wilayah yang potensial untuk budidaya sapi potong yang didukung oleh aspek fisik dan sosial ekonomi. Wilayah yang sesuai untuk pertumbuhan sapi potong harus berada di wilayah yang dapat meminimalkan stress ternak akibat pengaruh lingkungan dan mampu menyediakan hijauan bagi sumber pakan ternaknya. Selain itu pula arahan