Analisis Faktor Strategi Internal

76 merupakan sentra pertanian tanaman pangan memungkinkan tersedianya hijauan makanan ternak yang berlimpah. Potensi rumput pada lahan-lahan pertanian sawah, ladang dan tegalan dan kehutanan hutan negara dan rakyat merupakan daya dukung potensial yang besar untuk perkembangan ternak. Dalam pengembangan sapi potong, aspek pakan hijauan dan konsentrat merupakan hal yang penting dalam menghasilkan produksi yang maksimal. Nilai pertambahan bobot badan sapi merupakan nilai ekonomis yang berpengaruh kepada pendapatan peternak. Pemerintah daerah sebagai pemangku kebijakan menerapkan kebijakan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, pengelolaan air, peningkatan akses usaha ternak terhadap sumberdaya, pengelolaan lahan produktif dan pertanahan untuk mendorong pertumbuhan wilayah yang menjadi sentra pengembangan ternak. Kedua, berkembangnya teknologi IB terutama di wilayah Cianjur selatan dan utara menyebabkan terjadinya perbaikan mutu bibit ternak. Anak sapi potong yang merupakan ternak silangan hasil IB memiliki performa yang unggul sehingga permintaan bakalan sapi cenderung meningkat. Hal ini disebabkan dukungan pemerintah dengan memfasilitasi sarana IB berupa nitrogen cair, straw sapi potong, plastic sheet dan plastic glove melalui Unit Layanan IB pada beberapa Kecamatan yang merupakan sentra pengembangan yaitu Agrabinta, Leles dan Sindangbarang. Peningkatan kelengkapan sarana pelayanan IB disertai pula dengan peningkatan kualitas inseminator yang bertujuan meningkatkan conception rate CR pada ternak sehingga tingkat kebuntingan sapi betina meningkat sehingga berpengaruh kepada meningkatnya produksi ternak. Ketiga, peningkatan sumber daya manusia melalui berbagai pelatihan yang diselenggarakan dinas terkait untuk meningkatkan pengetahuan peternak dalam budidaya sapi potong terutama dalam pengetahuan dasar teknik Inseminasi Buatan. Hal tersebut terkait dengan deteksi berahi pada ternak yang diharapkan calving interval tidak terlalu panjang sehingga produksi dapat optimal. Peternak perlu dilatih untuk mengetahui cara-cara beternak good farming practise dan pengetahuan akan tanda-tanda reproduksi sehingga teknologi IB dapat dimanfaatkan secara optimal.

B. Arahan Pengembangan Peternakan Sapi Potong di Kabupaten Cianjur

Wilayah pengembangan peternakan sapi potong adalah wilayah yang sesuai secara fisik lingkungan untuk budidaya ternak sapi potong baik yang digembalakan maupun yang dikandangkan, memiliki daya dukung wilayah untuk hijauan makanan ternak dan memiliki tenaga peternak yang terampil. Berdasarkan hal tersebut maka dibuat analisis dengan pertimbangan atas kesesuaian fisik lahan, kesesuaian hijauan, ketersediaan lahan untuk budidaya, daya dukung hijauan makanan ternak, pemusatan aktifitas dan faktor sosial ekonomi. Pengembangan peternakan sapi potong di daerah penelitian melibatkan ternak, fisik lingkungan, daya dukung hijauan makanan ternak, dan aspek sosial ekonomi yang saling terkait antara satu dengan lainnya. Arahan pengembangan peternakan sapi potong di Kabupaten Cianjur mempertimbangkan wilayah yang potensial untuk budidaya sapi potong yang didukung oleh aspek fisik dan sosial ekonomi. Wilayah yang sesuai untuk pertumbuhan sapi potong harus berada di wilayah yang dapat meminimalkan stress ternak akibat pengaruh lingkungan dan mampu menyediakan hijauan bagi sumber pakan ternaknya. Selain itu pula arahan 77 mempertimbangkan basis pemusatan aktifitas ekonomi komoditas sapi potong dan faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan dan peluang dalam pengembangan peternakan sapi potong. Wilayah pengembangan adalah wilayah yang memanfaatkan potensi hijauan lokal yang berada di padang penggembalaan dengan dibantu kecukupan nutrisi pakan dari rumput unggul dan leguminosa. Adapun penentuan prioritas arahan pengembangan peternakan dengan pilihan keragaman kesesuaian hijauan dimaksudkan untuk menekan biaya produksi yang mungkin timbul karena penggunaan konsentrat. Daerah yang memiliki kesesuaian hijauan pada jenis hijauan yang lebih banyak akan mampu memenuhi kecukupan nutrisi makanan ternak yang dibutuhkan oleh ternak sapi potong itu sendiri. Wilayah dengan prioritas I merupakan wilayah yang mampu memproduksi sapi potong sampai dapat di ekspor ke wilayah kecamatan lainnya. Wilayah dengan prioritas II merupakan wilayah dengan produksi sapi potong memadai hanya untuk wilayahnya saja. Sedangkan untuk wilayah prioritas III merupakan wilayah yang produksinya belum mencukupi wilayahnya tetapi masih dapat menerima pemasukan introduksi ternak dari wilayah lain. Penentuan prioritas pengembangan ini bertujuan mengidentifikasi wilayah dengan karakter fisik lingkungan, sosial, dan ekonomi sehingga perencanaan tata kawasan peternakan dapat efisien menunjang optimalisasi produksi ternak sapi potong. Wilayah pengembangan yang keberadaan jenis hijauannya lebih beragam nutrisi makanan ternak lebih lengkap dapat meminimalkan penggunaan konsentrat sehingga biaya produksi dapat ditekan. Lahan-lahan dengan prioritas I merupakan lahan yang sesuai untuk budidaya ternak, sesuai untuk penanaman hijauan makanan ternak, dan merupakan basis aktifitas peternakan sapi potong diharapkan mampu mensuplai kekurangan produksi di wilayah dengan prioritas III. Wilayah prioritas II merupakan wilayah potensial dikembangkan untuk menjadi basis pemusatan aktifitas peternakan sapi potong dengan dukungan infrastruktur yang terkait dengan peternakan sapi potong.

1. Pengembangan peternakan sapi potong yang digembalakan di

Kabupaten Cianjur Sebaran arahan pengembangan peternakan sapi potong yang digembalakan yang ditunjukkan Gambar 34 dan Tabel 35 memperlihatkan bahwa wilayah yang diprioritaskan untuk pengembangan sapi potong yang digembalakan berada di wilayah Cianjur bagian selatan dan sebagian kecil di wilayah Cianjur bagian utara. Tabel 35 menunjukkan luas lahan prioritas pengembangan untuk peternakan sapi potong yang digembalakan pada prioritas I seluas 27.994,65 ha 7,74 yang meliputi Kecamatan Agrabinta, Cidaun, Leles dan Gekbrong. Prioritas II untuk pengembangan peternakan sapi potong yang digembalakan berada di wilayah Kecamatan Sindangbarang seluas 8.262,11 ha 2,28. Lahan yang dapat digunakan untuk pengembangan peternakan sapi potong yang digembalakan pada prioritas III seluas 48.190,41 ha 13,33 tersebar di 28 kecamatan di Kabupaten Cianjur.