Kesesuaian Hijauan Makanan Ternak

13

3.3. Jenis Data, Sumber Data, dan Alat

Data yang digunakan dalam penelitian meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner dan wawancara yang dilakukan dengan metode stratified random sampling kepada responden. Responden terdiri dari 3 tiga orang pemegang kebijakan dan 3 tiga orang peternak sapi potong yang berpengalaman dan kompeten dalam bidang budidaya sapi. Pengukuran kualitas air diukur pada wilayah terpilih di 8 delapan kecamatan di Kabupaten Cianjur dengan menggunakan pH meter HI98107 yang diproduksi oleh HANNA ® Instrument Rumania. Cek lapangan dilakukan menggunakan GPS untuk mengetahui kondisi eksisting pada wilayah-wilayah terpilih di 8 delapan kecamatan di Kabupaten Cianjur. Data sekunder yang digunakan terdiri dari data tabular berupa data populasi ternak, data harga komoditi ternak, dan data produksi tanaman pangan dari berbagai instansi-instansi terkait, seperti BPS 2012 dan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten CianjurDisnakkanla 2012. Data spasial yang digunakan berupa peta Rupa Bumi Indonesia RBI sebagai peta dasar dan peta-peta tematik berupa Peta Administrasi Bappeda 2011a, Peta Penggunaan Lahan Bappeda 2011b, Peta Sumberdaya Tanah Pulau Jawa dan Madura Puslittanak 2011, Peta Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Cianjur Bappeda 2011c, Peta Elevasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur 2010, Peta Curah Hujan Bappeda 2011d, dan Peta Kontur Bappeda 2011e. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pH meter, GPS Global Positioning System, kamera digital, ArcGIS 9.3, Microsoft Office 2007 serta formulir wawancara dan kuesioner.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Analisis data eksisting penggunaan lahan menggunakan data sekunder berupa Peta Penggunaan Lahan yang bersumber dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda. Penggunaan lahan yang digunakan untuk penilaian pengembangan sapi potong dalam penelitian ini berupa belukarsemak, kebun, dan ladangtegalan. Asumsi yang digunakan adalah lahan-lahan tersebut dapat digunakan sebagai tempat budidaya ternak dan menghasilkan hijauan pakan ternak. Data untuk penilaian kesesuaian fisik lingkungan sapi potong yang digembalakan, sapi potong yang dikandangkan, dan hijauan makanan ternak menggunakan data sekunder berupa data spasial berupa Peta Administrasi Bappeda 2011a, Peta Penggunaan Lahan Bappeda 2011b, Peta Sumberdaya Tanah Pulau Jawa dan Madura Puslittanak 2011, Peta Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Cianjur Bappeda 2011c, Peta Elevasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur 2010, Peta Curah Hujan Bappeda 2011d, dan Peta Kelerengan analisis dari Peta Kontur. Data kualitas air pH merupakan rataan pH air minum dari lokasi kandang sapi potong di 8 delapan kecamatan yang terdiri dari 2 dua kecamatan di wilayah Cianjur bagian utara, 4 empat kecamatan di wilayah Cianjur bagian tengah, dan 14 2 dua kecamatan di wilayah Cianjur bagian selatan. Kualitas air diukur untuk mengetahui kelayakan sebagai air minum bagi sapi potong. Perhitungan daya dukung hijauan makanan ternak berbasis kecamatan dengan menggunakan data-data tabular berupa data produksi tanaman pangan dan luas lahan yang memungkinkan dapat ditumbuhi rumput alam yang bersumber dari Badan Pusat Statistik BPS Kab. Cianjur 2012. Data sekunder lainnya yang digunakan yaitu data populasi ternak tahun 2011 yang bersumber dari Disnakkanla 2012. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kemampuan wilayah dalam menyediakan hijauan makanan ternak bagi populasi ternak sapi potong yang berada di wilayah tersebut. Analisis pemusatan aktifitas menggunakan data sekunder berupa data tabular berupa data populasi ternak 2007 sampai 2011 dan data harga komoditi ternak 2007 sampai 2011 yang bersumber dari BPS dan Disnakkanla Kab. Cianjur. Data populasi dan harga komoditi yang digunakan dirata-rata dengan maksud menghindari bias data yang mungkin terjadi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pemusatan aktifitas ekonomi dari komoditi sapi potong di masing- masing kecamatan. Analisis untuk penentuan arahan dan strategi pengembangan sapi potong menggunakan metode AHP dan SWOT yang dikenal dengan A’WOT. Tahap awal adalah melakukan pengumpulan faktor-faktor internal dan eksternal melalui studi literatur dan wawancara dengan stakeholder. Setelah teridentifikasi faktor internal dan eksternal dilakukan penyebaran kuisioner kepada responden untuk mengetahui bobot dari faktor internal yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan dalam peternakan sapi potong dan bobot dari faktor eksternal yang dapat menjadi peluang dan ancaman bagi peternakan sapi potong. Responden yang dipilih merupakan narasumber yang kompeten dalam bidang peternakan. Responden berjumlah 6 enam orang yang terdiri dari 3 tiga orang pemegang kebijakan 2 orang kepala seksi Disnakkanla dan 1 orang anggota Komisi II DPRD Kab. Cianjur dan 3 tiga orang peternak sapi potong yang berpengalaman dan kompeten dalam bidang budidaya sapi. Data untuk penentuan strategi pengembangan peternakan di Kabupaten Cianjur diperoleh dari pengolahan data dari tahapan sebelumnya.

3.5. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah 1 penilaian kesesuaian lingkungan fisik sapi potong yang digembalakan dan dikandangkan; 2 penilaian kesesuaian lahan untuk hijauan dan tingkat ketersediaan daya dukung hijauan makanan ternak; 3 analisis pemusatan aktifitas usaha sapi potong; 4 analisis wilayah untuk penentuan arahan dan strategi pengembangan sapi potong. Analisis spasial dan penyajian hasil dilakukan dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis SIG dengan menggunakan software SIG. Hubungan antara tujuan, jenis data, sumber data, teknis analisis dan keluaran disajikan pada Tabel 1.