pertumbuhan ekonomi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan. Pengembangan perikanan tangkap di Sulawesi Selatan selama ini tidak berjalan
dengan baik disebabkan oleh kompleksnya permasalahan yang dihadapi, menyangkut faktor-faktor teknis, sosial, ekonomi dan lingkungan. Terkait dengan
hal tersebut, upaya pelestarian sumber daya ikan merupakan kewajiban yang harus dilakukan.
Paradigma pembangunan berkelanjutan mencakup lebih banyak aspek dalam penilaian keberlanjutan, sehingga penilaian terhadap keberlanjutan dan
pelestarian sumber daya perikanan menjadi lebih kompleks dengan penambahan aspek sosial, kelembagaan dan teknologi. Interaksi aspek-aspek tersebut
menjadi indikator bagi keberlanjutan usaha perikanan tangkap. Berdasarkan hal tersebut di Propinsi Sulawesi Selatan perlu dilakukan pengembangan sektor
perikanan tangkap yang baik dan ideal. Pengembangan tersebut dilakukan dengan memperhatikan kemampuan daya dukung dan kebutuhan optimal dari
setiap aspek keberlanjutan hingga perlu dilakukan penilaian pengembangan perikanan tangkap yang dapat menjadi acuan kebijakan dalam pemanfaatan
perikanan secara optimal.
1.2 Kerangka Pemikiran
Wilayah perairan laut merupakan kawasan perairan yang memiliki sejumlah sumberdaya penting, salah satunya adalah berupa sumberdaya perikanan
bernilai ekonomi tinggi. Tidak salah jika salah satu kebijakan pemerintah adalah meningkatkan hasil perikanan bahkan menjadi produsen perikanan terbesar di
dunia Sularso 2010. Terkait hal tersebut dalam rangka pencapaian tersebut banyak kalangan mencoba mengeksploitasi laut beserta isinya termasuk
masyarakat pesisir yang memanfaatkan potensi perikanan di laut dengan menjadikan menangkap ikan sebagai mata pencaharian utama yang
menghasilkan pendapatan. Perikanan tangkap adalah suatu upaya kegiatan yang menyangkut
pengusahaan suatu sumber daya di laut atau perairan umum rnelalui cara penangkapan baik secara komersial atau tidak. Kegiatan ini meliputi penyediaan
prasarana, sarana, kegiatan penangkapan, penanganan hasil tangkapan, pengolahan serta pemasaran hasil. Lebih lanjut, pengelolaan sumber daya
perikanan adalah suatu tindakan melalui pembuatan peraturan yang didasari oleh hasil kajian ilmiah yang kemudian dalam pelaksanaannya diikuti oleh
kegiatan monitoring, controlling dan surveilance, dimana tujuan akhirnya adalah suatu kelestarian sumber daya perikanan dan lingkungannnya dan memberikan
keuntungan secara ekonomi maupun ekologi. Arti pengelolaan mencakup pengembangan dan pengendalian, dimana acuan yang dianut dalam
pelaksanaannya adalah konsep perikanan yang bertanggung jawab responsible fisheries.
Pelaksanaan perikanan yang bertanggungjawab didasarkan atas pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan melalui secara berkelanjutan, diatur
dalam Undang- Undang Republik Indonesia No 45 Tahun 2009. Undang-undang tersebut menyebutkan perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan
dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang
dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Selanjutnya pasal 6 ayat 1 menyebutkan bahwa pengelolaan perikanan ditujukan untuk tercapainya manfaat
yang optimal dan berkelanjutan, serta terjaminnya kelestarian sumberdaya ikan. Kompleksitas pengelolaan perikanan tangkap membutuhkan upaya yang
terintegrasi dan mencakup sejumlah aspek atau dimensi. Untuk melaksanakan pengelolaan perikanan tangkap secara berkelanjutan secara optimal di Propinsi
Sulawesi Selatan sebagai salah satu kawasan di Indonesia yang memiliki potensi perikanan tangkap, didasarkan atas 3 dimensi utama dan 2 dimensi tambahan
yang harus diperhatikan, yaitu 1 dimensi ekologi; 2 dimensi ekonomi; 3 dimensi sosial; 4 dimensi teknologi; serta 5 dimensi kelembagaan. Dimensi ekologi
terkait dengan upaya pemanfaatan sumberdaya perikanan dengan tetap memperhatikan
pelestarian lingkungan
serta tanpa
menyebabkan terdegradasinya kondisi lingkungan. Hal ini diperlukan untuk menjamin
keberlangsungan stok perikanan tangkap yang dapat dimanfaatkan generasi yang akan datang. Dimensi ekonomi, merupakan upaya pemanfaatan perikanan
tangkap yang dapat memberikan keuntungan atau layak secara ekonomi bagi pemanfaat nelayan dan masyarakat pesisir. Dimensi sosial, mengindikasikan
upaya pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan. Dimensi teknologi, terkait dengan upaya
peningkatan efisiensi dan efektifitas penangkapan yang dilakukan. Dimensi kelembagaan, terkait dengan tata aturanperaturan yang menjadi landasan
pengelolaan dan organisasi pengelola yang melaksanakan pengelolaan.