91
yang besar bagi nelayan. Dalam kegiatan panangkapan yang dilakukan nelayan dengan cara dan alat tangkap yang bersifat merusak yang dilakukan oleh
nelayan khususnya nelayan traditional. Untuk menangkap sebanyak-banyaknya ikan-ikan karang yang banyak digolongkan kedalam kegiatan illegal fishing
karena kegiatan penangkapan yang dilakukan semata-mata memberikan keuntungan hanya untuk nelayan tersebut dampak berdampak kerusakan untuk
ekosistem karang. Kegiatan yang umumnya dilakukan nelayan dalam melakukan penangkapan dan termasuk kedalam kegiatan illegal fishing adalah penggunaan
alat tangkap yang dapat merusak ekosistem seperti kegiatan penangkapan dengan pemboman, penangkapan dengan menggunakan racun serta
penggunaan alat tangkap trawl pada daerah yang memiliki karang
5.7 Faktor Pengungkit leverage factor
Faktor pengungkit leverage factor perubahannya dapat mempengaruhi tingkat sensitivitas terhadap perubahan indeks tingkat keberlanjutan dari kelima
dimensi adalah sebanyak 16 faktor. Ke-16 faktor ini berasal dari dimensi ekologi tiga faktor, dimensi ekonomi tiga faktor, dimensi sosial empat faktor, dimensi
kelembagaan dan etika tiga faktor, dan dimensi teknologi dan infrastruktur tiga faktor. Atribut sebanyak enam belas faktor pengungkit tersebut agar dipelihara
secara baik dan merupakan kunci sukses untuk meningkatkan keberlanjutan sumberdaya kelautan di Provinsi Sulawesi Selatan. Faktor pengungkit tersebut
adalah disajikan pada Tabel 14. Tabel 14 Faktor pengungkit perdimensi keberlanjutan perikanan tangkap
Provinsi Sulawesi Selatan
No Dimensi
Faktor Pengungkit Leverage Factor RMS
1 Ekologi 3
1. Tingkat penutupan karang. 2,18
2. Tingkat pemanfaatan perikanan tangkap. 1,45
3. Kecepatan arus laut 1,09
2 Ekonomi 3
4. Orientasi pasar produk hasil perikanan tangkap
2,64 5. Sumber pendapatan perikanan bagi
ekonomi keluarga nelayan 2,28
6. Kepemilikan peralatan tangkap 0,64
3 Sosial 4
7. Usia kepala keluarga nelayan tangkap. 5,37
8. Jumlah rumah
tangga nelayan
pemanfaat sumberdaya perikanan. 4,79
9. Ketergantungan rumah tangga nelayan pada perikanan tangkap.
4,79 10. Pengetahuan nelayan tentang peralatan
tangkap ramah lingkungan. 3,75
92
No Dimensi
Faktor Pengungkit Leverage Factor RMS
4 Kelembagaan dan
Etika 3 11. Koordinasi antar instansi pemerintah
3,55 12. Tingkat pelanggaran hukum dalam
aktivitas perikanan tangkap 2,13
13. Kebijakan pengaturan
perikanan tangkap.
1,62 5
Teknologi dan Infrastruktur 3
14. Ketersediaan sarana
prasarana sarpras dalam rangka penegakan
hukum instansi pemrintah. 2,05
15. Penggunaan teknologi atau alat tangkap ikan yang destruktif terhadap ekosistem
kawasan perikanan tangkap. 1,16
16. Selektivitas alat tangkap 0,98
5.8 Uji Validitas dan Uji Ketepatan MDS
Uji validitas dengan analisis Monte Carlo dilakukan melalui perbandingan antara nilai indeks keberlanjutan dengan nilai indeks Monte Carlo.
Memperhatikan hasil analisis Monte Carlo dan analisis MDS pada taraf kepercayaan 95 diperoleh bahwa nilai indeks keberlanjutan pengelolaan
perikanan tangkap Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan adanya selisih nilai kedua análisis tersebut sangat kecil 1,25 atau lebih kecil dari 5. Ini berarti
bahwa model analisis MDS yang dihasilkan memadai untuk menduga nilai indeks keberlanjutan perikanan tangkap Provinsi Sulawesi Selatan.
Perbedaan nilai antara hasil MDS dengan menggunakan Rapfish dengan Analisis Monte Carlo yang sangat kecil menunjukkan bahwa kesalahan dalam
proses analisis dapat diperkecil atau dihindari. Kesalahan yang disebabkan pemberian skoring pada setiap atribut, variasi pemberian skoring yang bersifat
multidimensi karena adanya opini yang berbeda relatif kecil, proses analisis data yang dilakukan secara berulang-ulang relatif stabil, dan kesalahan dalam
melakukan input data dan data yang hilang dapat dihindari Fauzi et al. 2005. Analisis Monte Carlo ini juga dapat digunakan sebagai metoda simulasi untuk
mengevaluasi dampak kesalahan acakgalat random error dalam analisis statistik yang dilakukan terhadap seluruh dimensi Kavanagh dan Pitcher, 2004.
Hasil analisis analisis MDS dan Monte Carlo disajikan pada Tabel 15.
93
Tabel 15 Perbedaan nilai indeks keberlanjutan analisis Rapfish perikanan tangkap Provinsi Sulawesi dan analisis Monte Carlo
Dimensi Nilai Indeks Keberlanjutan
MDS Monte Carlo
MC Perbedaan
MDS-MC Perbedaan
MDS-MC Ekologi
49,07 49,30
0,23 0,51
Ekonomi 53,13
53,38 0,25
0,47 Sosial
60,92 60,78
0,14 0,23
Kelembagaan dan Etika
46,93 46,05
0,88 1,87
Teknologi dan Infrastruktur
48,35 49,92
1,57 3,14
Rata-rata 0,61
1,24
Uji ketepatan analisis MDS goodness of fit berdasarkan hasil analisis Rapfish perikanan tangkap Provinsi Sulawesi diperoleh koefisien determinasi
R
2
antara 94,17 - 95,05 atau lebih besar dari 80 atau mendekati 100 berarti model pendugaan indeks keberlanjutan baik dan memadai digunakan
Kavanagh 2001. Nilai stres antara 0,13 – 0,14. Nilai determinasi ini mendekati
nilai 95 -100 dan nilai stres lebih kecil dari 25 sehingga model analisis MDS yang diperoleh memiliki ketepatan yang tinggi goodness of fit untuk menilai
indeks keberlanjutan prikanan tangkap Provinsi Sulawesi Selatan Fisheries 1999. Nilai stres, koefisien determinasi hasil analisis Rapfish disajikan pada
Tabel 16. Tabel 16 Nilai stres dan nilai determinasi R
2
hasil analisis Rapfish
Parameter Dimensi
Ekologi Ekonomi
Sosial Teknologi dan
Infrastruktur Kelembagaan
dan Etika
Nilai Stress 0,13
0,14 0,13
0,14 0,14
Nilai R
2
94,26 95,05
94,17 94,78
94,99 Jumlah Iterasi
2,00 2,00
2,00 2,00
2,00
5.9 Rekapitulasi Atribut Penilaian Keberlanjutan Pengelolaan Perikanan Tangkap di Provinsi Sulawesi Selatan
Atribut penilaian pada keberlanjutan pengelolaan perikanan tangkap di Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari beberapa atribut dari berbagai dimensi.
Beberapa dimensi yang digunakan terdiri dari dimensi ekologi, dimensi ekonomi, dimensi sosial, dimensi teknologi serta dimensi kelembagaan dan etika.
Rekapitulasi dari berbagai atribut penilaian terhadap keberlanjutan pengelolaan perikanan tangkap di Provinsi Sulawesi Selatan pada Tabel 17.