kegiatan monitoring, controlling dan surveilance, dimana tujuan akhirnya adalah suatu kelestarian sumber daya perikanan dan lingkungannnya dan memberikan
keuntungan secara ekonomi maupun ekologi. Arti pengelolaan mencakup pengembangan dan pengendalian, dimana acuan yang dianut dalam
pelaksanaannya adalah konsep perikanan yang bertanggung jawab responsible fisheries.
Pelaksanaan perikanan yang bertanggungjawab didasarkan atas pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan melalui secara berkelanjutan, diatur
dalam Undang- Undang Republik Indonesia No 45 Tahun 2009. Undang-undang tersebut menyebutkan perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan
dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang
dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Selanjutnya pasal 6 ayat 1 menyebutkan bahwa pengelolaan perikanan ditujukan untuk tercapainya manfaat
yang optimal dan berkelanjutan, serta terjaminnya kelestarian sumberdaya ikan. Kompleksitas pengelolaan perikanan tangkap membutuhkan upaya yang
terintegrasi dan mencakup sejumlah aspek atau dimensi. Untuk melaksanakan pengelolaan perikanan tangkap secara berkelanjutan secara optimal di Propinsi
Sulawesi Selatan sebagai salah satu kawasan di Indonesia yang memiliki potensi perikanan tangkap, didasarkan atas 3 dimensi utama dan 2 dimensi tambahan
yang harus diperhatikan, yaitu 1 dimensi ekologi; 2 dimensi ekonomi; 3 dimensi sosial; 4 dimensi teknologi; serta 5 dimensi kelembagaan. Dimensi ekologi
terkait dengan upaya pemanfaatan sumberdaya perikanan dengan tetap memperhatikan
pelestarian lingkungan
serta tanpa
menyebabkan terdegradasinya kondisi lingkungan. Hal ini diperlukan untuk menjamin
keberlangsungan stok perikanan tangkap yang dapat dimanfaatkan generasi yang akan datang. Dimensi ekonomi, merupakan upaya pemanfaatan perikanan
tangkap yang dapat memberikan keuntungan atau layak secara ekonomi bagi pemanfaat nelayan dan masyarakat pesisir. Dimensi sosial, mengindikasikan
upaya pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan. Dimensi teknologi, terkait dengan upaya
peningkatan efisiensi dan efektifitas penangkapan yang dilakukan. Dimensi kelembagaan, terkait dengan tata aturanperaturan yang menjadi landasan
pengelolaan dan organisasi pengelola yang melaksanakan pengelolaan.
Propinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu kawasan dengan potensi kelautan yang besar memilik luas wilayah 62.483 km
2
dengan panjang garis pantai 2.500 km memiliki penduduk 8.213.864 jiwa dimana kurang lebih 475.902
jiwa bekerja sebagai nelayan dan petani tambak. Terkait dengan potensi dan kondisi Sulawesi Selatan, pengelolaan perikanan tangkap secara berkelanjutan
diperlukan arahan dan kebijakan yang didasarkan atas kelima dimensi keberlanjutan diatas. Hal ini diperlukan untuk menjamin upaya perikanan tangkap
yang dilakukan bermanfaat dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Berdasarkan penjelasan diatas, kerangka pemikiran penelitian yang
dilakukan terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka pikir penelitian
1.3 Perumusan Masalah
Sumberdaya perikanan merupakan barang umum good common yang bersifat open access, artinya setiap orang berhak menangkap ikan dan
mengeksploitasi sumberdaya hayati lainnya kapan saja, dimana saja, berapapun jumlahnya, dan dengan alat apa saja. Secara empiris, keadaan ini menimbulkan
dampak negatif, antara lain apa yang dikenal dengan tragedy of common baik berupa kerusakan sumberdaya kelautan dan perikanan maupun konflik antar
orang yang memanfaatkannya. Oleh karena itu, perlu diatur regulasi dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan. Sumberdaya perikanan
yang bersifat diperbaharui renewable ini menuntut adanya pengelolaan dengan pendekatan yang bersifat menyeluruh dan hati hati Fauzi 2006.
Sifat sumber daya yang open access dan common property serta adanya titik persinggungan dengan sektor lain, menyebabkan banyaknya permasalahan
yang dihadapi dalam perikanan tangkap. Pada dasarnya tujuan utama pengelolaan perikanan adalah untuk menjamin produksi yang berkelanjutan dari
waktu ke waktu dari berbagai potensi ikan resource conservation, terutama melalui berbagai tindakan pengaturan
regulations dan pengkayaan
enhancement yang meningkatkan kehidupan sosial nelayan dan sukses ekonomi bagi industri yang didasarkan pada potensi ikan.
Kenyataan pengelolaan perikanan tangkap di Propinsi Sulawesi Selatan memperlihatkan bahwa banyak kegiatan perikanan belum berjalan optimal, hal ini
antara lain disebabkan oleh tidak efisiennya kegiatan penangkapan ikan, fasilitas-fasilitas pendukung perikanan yang belum terpenuhi dan sistem
pengelolaan yang kurang optimal. Bertolak dari kondisi yang ada, maka untuk mengatasi permasalahan- permasalahan tersebut, di Propinsi Sulawesi Selatan
perlu dikembangkan model pembangunan perikanan berkelanjutan. Konsep perikanan berkelanjutan memiliki tiga dimensi penting, yaitu: ekologi, ekonomi
dan sosial. Keberlanjutan ketiga dimensi tersebut merupakan tipe ideal, artinya suatu tipe yang hanya berfungsi sebagai acuan teoritas karena dalam kenyataan
secara empiris sulit ditemukan. Fungsi kebijakan policy merupakan upaya untuk mengatur proses tarik ulur sehingga ketiganya dalam kondisi seimbang Satria
2004. Keberlanjutan salah satu faktor menjadi prasyarat bagi keberlanjutan faktor dimensi lain. Tanpa keberlanjutan ekologi maka kegiatan ekonomi akan
terhenti sehingga akan berdampak pula pada kehidupan sosial masyarakat yang terlibat kegiatan perikanan. Tanpa keberlanjutan ekonomi, misalnya rendahnya
harga ikan yang tidak sesuai dengan biaya operasional maka akan menimbulkan eksploitasi besar-besaran yang dapat merusak kehidupan ekologi
perikanan dan terjadinya konflik. Begitu pula tanpa keberlanjutan kehidupan sosial para stakeholder perikanan maka proses pemanfaatan perikanan dan
kegiatan ekonomi tidak dapat berlangsung optimal. Mengacu pada penjelasan tersebut diatas, dalam pengelolaan perikanan
tangkap secara berkelanjutan di Sulawesi Selatan terdapat beberapa perumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana kondisi pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap di Sulawesi Selatan
2. Bagaimana status keberlanjutan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap di Sulawesi Selatan
3. Bagaimana model pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan di Sulawesi Selatan
4. Bagaimana rumusan kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah : 1. Menganalisis pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap
2. Menganalisis keberlanjutan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap. 3. Merumuskan model pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan di
Sulawesi Selatan. 4. Menganalisis kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap di
Sulawesi Selatan
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan manfaat praktis yaitu menyediakan model perikanan tangkap
berkelanjutan yang bersifat holistik dalam rangka mencapai pembangunan sumberdaya ikan yang berkelanjutan.
2. Terhadap aspek pengembangan keilmuan diharapkan bermanfaat dalam pengelolaan sumberdaya perikanan secara berkelanjutan di Indonesia.