62
63
5 ANALISIS KEBERLANJUTAN SUMBER DAYA PERIKANAN TANGKAP
Analisis keberlanjutan perikanan tangkap di Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan melalui analisis pendugaan nilai indeks keberlanjutan terhadap kelima
dimensi yaitu 1 Dimensi Ekologi, 2 Dimensi Ekonomi, 3 Dimensi Sosial, 4 Dimensi Kelembagaan dan Etika, serta 5 Dimensi Teknologi dan Insfastruktur.
Hasil analisis terhadap kelima dimensi diperoleh sebanyak 50 atribut yaitu Dimensi Ekologi 9 atribut, Dimensi Ekonomi 9 atribut, Dimensi Sosial 10 atribut,
Dimensi Kelembagaan dan Etika 11 atribut, dan Dimensi Teknologi 11 atribut. Setiap atribut yang telah disusun dan diisi dengan kondisi eksisting data yang
ada kemudian dianalisis dengan menggunakan MDS maka diperoleh indeks keberlanjutan masing-masing dimensi. Untuk memperoleh indeks keberlanjutan
multidimensi maka dilakukan pembobotan yang diperoleh dari pendapat pakar yang berkompeten dalam perikanan tangkap. Pembobotan dilakukan melalui
scientific judgement sesuai dengan karakteristik spesifik perikanan tangkap di Provinsi Sulawesi Selatan.
5.1 Dimensi Ekologi
Analisis keberlanjutan dimensi ekologi perikanan tangkap di Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan terhadap 9 atribut. Berdasarkan hasil pengolahan
MDS dengan Rapfish diperoleh bahwa nilai indeks keberlanjutan dari Dimensi Ekologi adalah 49,07 atau di bawah indeks 50,00. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat keberlanjutan ekologi perikanan tangkap di Provinsi Sulawesi Sulawesi Selatan kurang berkelanjutan. Hasil analisis dengan Rapfish disajikan pada
Gambar 23.
64
Gambar 23 Nilai indeks keberlanjutan dimensi ekologi perikanan tangkap Provinsi Sulawesi Selatan
Selanjutnya berdasarkan hasil analisis leverage factor diperoleh atribut yang keberadaannya berpengaruh sensitif terhadap peningkatan atau penurunan
status keberlanjutan Gambar 24. Nilai RMS root means square semakin besar maka semakin besar pula peranan atribut tersebut terhadap sensitivitas status
keberlanjutan. Hasil analisis leverage factor dari dimensi ekologi diperoleh 2 kelompok atribut, yaitu atribut yang berpengaruh sensitif 3 atribut dan
berpengaruh tidak sensitif 6 atribut. a. Atribut yang berpengaruh sensitif
Diperoleh 3 tiga atribut yang berpengaruh terhadap peningkatan atau penurunan status keberlanjutan nilai indeks keberlanjutan ekologi yaitu : 1
tingkat penutupan karang RMS = 2,18; 2 Tingkat pemanfaatan perikanan tangkap RMS =1,45; dan 3 kecepatan arus laut RMS =1,09.
65
1. Tingkat penutupan karang Ekosistem terumbu karang yang merupakan salah satu ekosistem wilayah
pesisir mempunyai peranan yang sangat penting baik dari aspek ekologis maupun ekonomis. Secara ekologis ekosistem terumbu karang merupakan
tempat berbagai organisme yang berasosiasi dengannya untuk berlindung, mencari makan feeding ground, pemijahan spawning ground dan pengasuhan
nursery ground. Fungsi ekologi terumbu karang terhadap populasi sumberdaya ikan karang penting karena ekosistem terumbu karang memiliki fungsi sebagai
spillover yang berkontribusi terhadap penyediaan ikan mudaremaja di daerah tangkapan fishing ground. Sedangkan secara ekonomi, ekosistem terumbu
karang memiliki kontribusi terhadap penyediaan stok bagi perikanan tangkap. Ekosistem terumbu karang mempunyai nilai ekonomi yang didasarkan atas
perhitungan manfaat dan biaya pemanfaatan. Manfaat langsung yang dapat dirasakan dari keberadaan ekosistem terumbu karang adalah perikanan karang.
Jumlah panenan ikan, kerang dan kepiting dari terumbu karang secara lestari dapat mencapai 9 juta ton atau sedikitnya 12 dari jumlah tangkapan perikanan
dunia. Lebih lanjut Caesar 1996 menyatakan bahwa terumbu karang yang termasuk dalam kategori sangat baik dapat menyumbangkan 18 ton ikan per km
2
per tahun, sedangkan yang termasuk dalam kategori baik dan cukup adalah sebesar 13 tonkm
2
tahun dan 8 tonkm
2
tahun. Apabila dikalkulasikan secara ekonomi, nilai terumbu karang yang ada adalah sebesar 4,2 milyar US dari
aspek perikanan, wisata dan perlindungan laut. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat djelaskan, tingkat tutupan terumbu
karang merupakan parameter yang merepresentasikan fungsi ekosistem terumbu karang. Tingkat penutupan karang di lokasi penelitian rata-rata sudah mengalami
kerusakan, sehingga berpengaruh terhadap fungsi ekologis terumbu karang sebagai habitat ikan laut dan penyedia sumberdaya provisioning service.
Kondisi ini berpengaruh juga terhadap daya dukung lingkungan bagi pemanfaatan perikanan tangkap. Berdasarkan hasil pengamatan dari 13 stasiun
yang dilakukan oleh Coremap, diperoleh data bahwa 40 stasiun sudah mengalami kerusakan, 36 stasiun kritis, 22 stasiun bagus, dan 2 stasiun sangat
bagus. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar penutupan karang sebagai habitat ikan telah mengalami kerusakan. Kondisi tersebut selanjutnya
berpengaruh terhadap aktivitas reproduksi perikanan laut.