2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembangunan Berkelanjutan
Konsep pembangunan
berkelanjutan sustainable
development merupakan rumusan yang didasarkan pada laporan dari Brundtland Report
sebagai hasil kongres Komisi Dunia Mengenai Lingkungan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pembangunan berkelanjutan lebih lanjut
didefinisikan sebagai pembangunan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk
mewujudkan kebutuhannya WCED 1987. Konsep pembangunan berkelanjutan mempunyai dua arah yang harus diperhatikan yaitu pertama, mengingatkan
pentingnya keterbatasan kendala sumberdaya alam dan lingkungan dalam mendukung pola pembangunan dan konsumsi dan pemanfaatan sumberdaya,
dan kedua, menyangkut kebutuhan untuk kesejahteraan well being generasi kini dan yang akan datang.
Pembangunan berkelanjutan memiliki tiga pilar utama yaitu ekonomi, sosial dan ekologi. Ketiga pilar tersebut akan saling berinteraksi tergantung kepada titik
prioritas bersama yang akan terjadi saling tolak angsur trade-off antar tujuan Munasinghe 1993. Konsep pembangunan berkelanjutan terdiri atas tiga
dimensi keberlanjutan, yaitu keberlanjutan ekonomi profit, keberlanjutan kehidupan sosial people, dan keberlanjutan ekologi. Ketiga dimensi tersebut
saling mempengaruhi dan harus diperhatikan secara berimbang. Kerangka dimensi keberlanjutan dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Kerangka tiga dimensi pembangunan berkelanjutan
Kerangka tiga dimensi pembangunan berkelanjutan menjelaskan, suatu kegiatan pembangunan termasuk pengelolaan sumberdaya alam dan berbagai
dimensinya dinyatakan berkelanjutan jika kegiatan tersebut secara ekonomi, ekologi, dan sosial bersifat berkelanjutan Serageldin 1996. Berkelanjutan
secara ekonomi berarti bahwa suatu kegiatan pembangunan harus dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi, kualitas sumberdaya alam terpelihara
secara baik, dan penggunaan sumberdaya secara efisien, serta adanya distribusi hasil pemanfaatan yang berkeadilan diantara para pihak terkait.
Pembangunan merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama, sehingga memberikan dampak terhadap aspek ekonomi, sosial, dan
politik. Tujuan pembangunan yang merupakan vector dari berbagai aspek yang didukung dengan ketersediaan sumberdaya diarahkan untuk mencapai
kesejahteraan melalui a peningkatan pendapatan per kapita; b peningkatan kondisi kesehatan dan gizi masyarakat; c tingkat pendidikan; d akses
terhadap sumberdaya; serta e distribusi pendapatan yang lebih merata dan lainnya. Keberlanjutan merupakan suatu syarat umum dimana karakter vektor
pembangunan tersebut tidak berkurang sesuai dimensi waktu pemanfaatannya. Berkelanjutan secara ekologi mengandung arti bahwa kegiatan tersebut
harus dapat mempertahankan integritas ekosistem, memelihara daya dukung lingkungan, dan konservasi sumberdaya alam termasuk keanekaragaman hayati.
Berkelanjutan secara sosial mensyaratkan bahwa suatu kegiatan pembangunan hendaknya dapat menciptakan pemerataan hasil-hasil pembangunan, mobilitas
sosial, kohesi sosial, partisipasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, identitas sosial, dan pengembangan kelembagaan Cincin-Sain and Knecht
1998. Terkait dengan kebijakan pemerintah, agar segenap tujuan pembangunan
berkelanjutan ini dapat tercapai, maka dalam konteks hubungan antara tujuan sosial dan ekonomi diperlukan kebijakan ekonomi yang meliputi intervensi
pemerintah secara terarah, pemerataan pendapatan, penciptaan kesempatan kerja, dan pemberian subsidi bagi kegiatan pembangunan yang memerlukannya.
Lebih lanjut, konteks hubungan antara tujuan sosial dan ekologi, strategi yang perlu ditempuh adalah partisipasi masyarakat dan swasta serta konsultasi.
Pada tataran pengembangan konsep, keberlanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan. Charles 2001 mengembangkan sistem pembangunan
perikanan berkelanjutan
dengan memadukan
keberlanjutan ekologi,