Pembangunan Berkelanjutan Model Of Sustainable Fishing Management In South Sulawesi

Kerangka tiga dimensi pembangunan berkelanjutan menjelaskan, suatu kegiatan pembangunan termasuk pengelolaan sumberdaya alam dan berbagai dimensinya dinyatakan berkelanjutan jika kegiatan tersebut secara ekonomi, ekologi, dan sosial bersifat berkelanjutan Serageldin 1996. Berkelanjutan secara ekonomi berarti bahwa suatu kegiatan pembangunan harus dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi, kualitas sumberdaya alam terpelihara secara baik, dan penggunaan sumberdaya secara efisien, serta adanya distribusi hasil pemanfaatan yang berkeadilan diantara para pihak terkait. Pembangunan merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama, sehingga memberikan dampak terhadap aspek ekonomi, sosial, dan politik. Tujuan pembangunan yang merupakan vector dari berbagai aspek yang didukung dengan ketersediaan sumberdaya diarahkan untuk mencapai kesejahteraan melalui a peningkatan pendapatan per kapita; b peningkatan kondisi kesehatan dan gizi masyarakat; c tingkat pendidikan; d akses terhadap sumberdaya; serta e distribusi pendapatan yang lebih merata dan lainnya. Keberlanjutan merupakan suatu syarat umum dimana karakter vektor pembangunan tersebut tidak berkurang sesuai dimensi waktu pemanfaatannya. Berkelanjutan secara ekologi mengandung arti bahwa kegiatan tersebut harus dapat mempertahankan integritas ekosistem, memelihara daya dukung lingkungan, dan konservasi sumberdaya alam termasuk keanekaragaman hayati. Berkelanjutan secara sosial mensyaratkan bahwa suatu kegiatan pembangunan hendaknya dapat menciptakan pemerataan hasil-hasil pembangunan, mobilitas sosial, kohesi sosial, partisipasi masyarakat, pemberdayaan masyarakat, identitas sosial, dan pengembangan kelembagaan Cincin-Sain and Knecht 1998. Terkait dengan kebijakan pemerintah, agar segenap tujuan pembangunan berkelanjutan ini dapat tercapai, maka dalam konteks hubungan antara tujuan sosial dan ekonomi diperlukan kebijakan ekonomi yang meliputi intervensi pemerintah secara terarah, pemerataan pendapatan, penciptaan kesempatan kerja, dan pemberian subsidi bagi kegiatan pembangunan yang memerlukannya. Lebih lanjut, konteks hubungan antara tujuan sosial dan ekologi, strategi yang perlu ditempuh adalah partisipasi masyarakat dan swasta serta konsultasi. Pada tataran pengembangan konsep, keberlanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan. Charles 2001 mengembangkan sistem pembangunan perikanan berkelanjutan dengan memadukan keberlanjutan ekologi, keberlanjutan ekonomi, keberlanjutan sosial, dan keberlanjutan kelembagaan. FAO mengembangkan indikator keberlanjutan untuk pembangunan wilayah pesisir berdasarkan aspek ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan, teknologi, dan pertahanan keamanan. Konsep pembangunan berkelanjutan mengandung 4 empat aspek keberlanjutan yaitu keberlanjutan ekologi, sosial ekonomi,masyarakatkomunitas, dan kelembagaan Fauzi dan Anna, 2005. Keberlanjutan ekologi ecological sustainability yaitu adanya upaya memelihara stok biomass sehingga tidak melebihi daya dukungnya, serta meningkatkan kapasitas dan kualitas ekosistemnya. Keberlanjutan sosio-ekonomi socio-economic sustainability harus memperhatikan keberlanjutan dari kesejahteraan pelaku perikanan pada tingkat individu dan pencapaian kepada kesejahteraan masyarakat. Keberlanjutan masyarakatkomunitas community sustainability yaitu masyarakat harus menjadi perhatian utama dalam pembangunan perikanan. Keberlanjutan kelembagaan institutional sustainability yaitu adanya keberlanjutan pada aspek finansial dan administrasi yang sehat yang merupakan prasyarat untuk mencapai ketiga aspek keberlanjutan sebelumnya.

2.2 Pembangunan Berkeberlanjutan pada Perikanan Tangkap

Pengelolaan sumberdaya perikanan lestari diawali dengan pendekatan hasil tangkapan maksimum lestari atau maximum sustainable yield MSY yang ditunjukkan oleh produktivitas sumberdaya biologi semata Fauzi 2002. Konsep ini belum mempertimbangkan pada spek sosial ekonomi yang berkembang di masyarakat secara dinamis. Produktivitas setiap species biologis mampu berproduksi melebihi kapasitas prduksi surplus, sehingga pemanenan dilakukan pada sejumlah surplus yang dihasilkan oleh produktivitas ini, dan sumberdaya perikanan tangkap akan terjaga kesinambungannya. Namun kondisi sosial ekonomi berkembang lebih cepat dari perkembangan biologis tersebut. Perikanan tangkap meruapakan suatu sistem agribisnis perikanan yang terdiri dari beberapa subsistem yang berpengaruh satu dengan yang lainnya. Subsistem-subsistem pada perikanan tangkap terdiri dari subsistem a sarana produksi; b usaha penangkapan; c prasarana pelabuhan; d unit pengolahan; e unit pemasaran; dan f unit pembinaan Monintja 2001. Pembangunan berkelanjutan pada perikanan tangkap jika diperoleh kelima kondisi yang dapat diwujudkan, yaitu 1 tingkat kemanfaatan yang diperoleh masyarakat tidak mengalami penurunan di sepanjang waktu pemanfaatannya; 2 sumberdaya dikelola secara baik untuk memberikan kesempatan produksi di masa yang akan datang; 3 kondisi sumberdaya alam yang dikelola tidak mengalami penurunan kualitasnya non-declining; 4 sumberdaya yang dikelola dapat mempertahankan komoditas produksi yang dihasilkan; dan 5 kondisi minimal sumberdaya dapat dipertahankan dan daya lentur sumberdaya dapat dipertahankan resilience Fauzi 2005. Pembangunan berkelanjutan adalah suatu strategi pembangunan yang mampu menghasilkan kondisi ambang batas pada laju pemanfaatan ekosistem alamiah serta sumberdaya yang ada di dalamnya. Ambang batas bersifat luwes flexible tergantung pada kapasitas teknologi dan sosial ekonomi dalam pemanfaatan sumberdaya alam serta daya dukung carrying capacity terhadap dampak kegiatan manusia Charles 2001. Pembangunan berkelanjutan sustainability development diartikan sebagai serangkaian aktivitas perikanan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya. Konsep keberlanjutan adalah pemanfaatan sumberdaya yang dapat memenuhi masyarakat perikanan itu sendiri dan mampu memelihara kondisi sumberdaya perikanan yang dimanfaatkan Fauzi dan Anna 2002. Pembangunan berkelanjutan paling tidak harus ada beberapa komponen yang harus diperhatikan, yaitu 1 ekologi berupa tingkat eksploitasi, keragaman ikan yang ditangkap, perubahan ukuran tangkap; discard dan bycatch serta produktivitas primer tangkapan; 2 aspek ekonomi, yaitu kontribusi perikanan terhadap pendapatan domestik wilayah gross domestic product, penyerapan tenaga kerja, sifat kepemilikan, tingkat subsidi, dan pendapatan income alternatif; 3 teknologi meliputi lama trip, tempat pendaratan, selektivitas alat tangkap, FAD, ukuran kapal da efek samping dari alat tangkap; dan 4 etika, menyangkut kesetaraan, illegal fishing, mitigasi terhadap habitat, mitigasi terhadap ekosistem, dan sikap terhadaplimbah dan bycatch Fauzi dan Anna 2002. Keseluruhan ini diperlukan sebagai prasarana dari dipenuhinya pembangunan berkelanjutan sebagaimana diamanatkan Food Agricultural Organization FAO tentang Code of Conduct for Responsible Fisheries, CCRF FAO 1995. Tujuan pembangunan perikanan pelagis berkelanjutan adalah memelihara stok sumberdaya perikanan dengan melindungi habitatnya. Dalam pengelolaan sumberdaya perikanan pelagis yang berkelanjutan, pemanfaatan dilakukan