2.6.6 Gillnet Gillnet secara harfiah berarti jaring insang. Alat tangkap ini disebut jaring
insang karena ikan yang tertangkap oleh gillnet umumnya tersangkut pada tutup insangnya Sadhori, 1985. Martasuganda 2002, mengemukakan bahwa yang
dimaksud dengan jaring insang adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang, dimana mata jaring dari bagian jaring utama ukurannya sama dan
jumlah mata jaring ke arah horisontal lebih banyak dari pada jumlah mata jaring arah vertikal. Pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa pemberat dan
bagian bawahnya dilengkapi dengan beberapa pemberat sehingga adanya dua gaya yang berlawanan. Bentuk alat penangkapan ikan jenis gill net ditampilkan
pada Gambar 8. Gambar 7. Alat tangkap bubu
Gambar 8. Alat tangkap gill net
2.6.7 Sero
Sero adalah alat penangkap ikan yang dioperasikan di perairan pantai, bersifat menetap dan berfungsi sebagai perangkap ikan yang melakukan
gerakan ke pantai atau ikan yang habitatnya di pantai. Sifat ikan sasaran, umumnya adalah berenang menyusuri pantai karena pola ruayanya dan pada
waktu tertentu akan kembali mendekati pantai Martasuganda, 2002. Unit penangkapan sero, umunya terbuat dari kombinasi antara jaring dan bambu
yang disusun menyerupai pagar. Bentuk alat penangkapan ikan jenis sero ditampilkan pada Gambar 9.
2.7 Analisis Kebijakan
Kebijakan adalah suatu peraturan yang mengatur atau mengubah suatu kondisi ke kondisi yang lebih baik Murtadi 1999. Manusia menetapkan suatu
kebijakan merupakan upaya manusia untuk mengetahui dan mengatasi sesuatu. Kebijakan dapat dibedakan menjadi kebijakan publik public policy dan
kebijakan pribadi privat policy. Salah satu kebijakan publik adalah pengelolaan perikanan tangkap. Mustodidjaja 1992 mendefinisikan bahwa kebijakan publik
merupakan suatu keputusan untuk mengatasi masalah tertentu, kegiatan tertentu atau untuk mencapai tujuan tertentu yang dilakukan oleh instansi pemerintah
yang secara formal dituangkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Hogwood dan Gun 1984 menjelaskan kebijakan publik adalah tindakan kolektif
yang diwujudkan melalui kewenangan pemerintah yang legitimasi untuk mendorong, menghambat, melarang atau mengatur tindakan pribadi individu
atau lembaga swasta. Kebijakan publik memiliki dua ciri pokok, yaitu: 1 dibuat Gambar 9. Alat tangkap sero
atau diproses oleh lembaga pemerintahan atau berdasarkan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah; dan 2 bersifat memaksa atau berpengaruh
terhadap tindakan pribadi masyarakat luas public. Kebijakan privat adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga swasta dan tidak bersifat
memaksa kepada orang lain atau lembaga lain. Analisis kebijakan adalah sebuah disiplin ilmu sosial terapan yang
menggunakan berbagai metode penelitian dan argumentasi untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang ada hubungannya dengan kebijakan sehingga
dapat dimanfaatkan di tingkat politik dalam rangka memecahkan masalah masalah kebijakan. Analisis kebijakan adalah suatu bentuk analisis yang
menghasilkan dan menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga memberi landasan bagi pembuat kebijakan dalam mengambil keputusan Dunn 1998.
Analisis kebijakan dilakukan untuk menentukan alternatif kebijakan terbaik guna mengatasi permasalahan atau untuk mencapai sejumlah tujuan yang diinginkan.
Analisis kebijakan tidak hanya membatasi diri pada pengujian-pengujian teori deskriptif umum maupun teori-teori ekonomi, karena masalah-masalah
kebijakan cukup kompleks. Oleh karena itu, teori-teori semacam ini sering gagal untuk memberikan informasi yang memungkinkan para pengambil keputusan
mengendalikan dan memanipulasi proses kebijakan. Analisis kebijakan juga menghasilkan informasi yang ada hubungannya dengan kebijakan yang dapat
dimanfaatkan untuk memecahkan masalah. Selain itu, analisis kebijakan juga menghasilkan informasi mengenai nilai-nilai dan arah tindakan yang lebih baik.
Dengan demikian, analisis kebijakan meliputi evaluasi maupun anjuran kebijakan.
2.8 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan mempunyai topik mengenai model pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan di Sulawesi Selatan. Komponen yang dilakukan
kajian meliputi : 1 pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap; 2 keberlanjutan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap; merumuskan model
pengelolaan perikanan tangkap berkelanjutan; dan 4 menganalisis kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap di Sulawesi Selatan.
Adapun penelitian terdahulu yang telah dilakukan, terkait dengan penelitian yang dilakukan sebagai berikut :