Dimensi Sosial Model Of Sustainable Fishing Management In South Sulawesi
78
2. Jumlah rumah tangga nelayan Jumlah rumah tangga mencerminkan pengeluaran rumah tangga. Jumlah
anak yang tertanggung dalam keluarga akan berdampak pada besar – kecilnya
pengeluaran suatu keluarga. Demikian juga anggota keluarga yang lanjut usia. Mereka tidak bisa menanggung biaya hidupnya sendiri sehingga mereka
bergantung kepada kepala keluarga. Anak – anak yang belum dewasa perlu di
bantu biaya pendidikan, kesehatan dan biaya hidup lainnya. Jumalah anggota yang di tanggung baik yang tinggal bersama dalam satu rumah maupun di
tempat lain tetapi masih menjadi tanggung jawab rumah tangga tersebut. Jumlah angka keluarga menentukan jumlah kebutuhan keluarga. Semakin banyak
anggota keluarga berarti semakin banyak pula jumlah kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi. Setiap individu mempunyai kebutuhan sendiri, sehingga dalam
keluarga yang mempunyai jumlah anggota keluarganya banyak maka kebutuhannya akan banyak pula. Hal ini akan mempengaruhi tingkat
kesejahteraan.
Gambar 27 Nilai indeks keberlanjutan dimensi sosial perikanan tangkap Provinsi Sulawesi Selatan
79
Gambar 28 Leverage factor pada dimensi sosial perikanan tangkap Sulawesi Selatan
3. Jumlah rumah tangga nelayan Jumlah rumah tangga mencerminkan pengeluaran rumah tangga. Jumlah
anak yang tertanggung dalam keluarga akan berdampak pada besar – kecilnya
pengeluaran suatu keluarga. Demikian juga anggota keluarga yang lanjut usia. Mereka tidak bisa menanggung biaya hidupnya sendiri sehingga mereka
bergantung kepada kepala keluarga. Anak – anak yang belum dewasa perlu di
bantu biaya pendidikan, kesehatan dan biaya hidup lainnya. Jumalah anggota yang di tanggung baik yang tinggal bersama dalam satu rumah maupun di
tempat lain tetapi masih menjadi tanggung jawab rumah tangga tersebut. Jumlah angka keluarga menentukan jumlah kebutuhan keluarga. Semakin banyak
anggota keluarga berarti semakin banyak pula jumlah kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi. Setiap individu mempunyai kebutuhan sendiri, sehingga dalam
keluarga yang mempunyai jumlah anggota keluarganya banyak maka kebutuhannya akan banyak pula. Hal ini akan mempengaruhi tingkat
kesejahteraan.
80
4. Ketergantungan rumah tangga nelayan Nelayan dapat diartikan sebagai orang yang hasil mata pencaharian
utamanya berasal dari menangkap ikan di laut. Menurut Setyohadi 1998, nelayan dikategorikan sebagai seseorang yang pekerjaannya menangkap ikan
dengan menggunakan alat tangkap yang sederhana, mulai dari pancing, jala dan jaring, bagan, bubu sampai dengan perahu atau jukung yang dilengkapi dengan
alat tangkap ikan. Namun dalam perkembangannya nelayan dapat pula dikategorikan sebagai seorang yang profesinya menangkap ikan dengan alat
yang lebih modern berupa kapal ikan beserta peralatan tangkapnya yang sekarang dikenal sebagai anak buah kapal ABK. Di samping itu juga nelayan
dapat diartikan sebagai petani ikan yang melakukan budidaya ikan di tambak dan keramba-keramba di pantai
Pemberdayaan nelayan diperlukan untuk menciptakan keberlanjutan prikanan tangkap di Sulawesi Selatan. Menurut Sitorus 1999 dalam Ihromi
1999, strategi ekonomi keluarga nelayan miskin menunjuk pada alokasi potensi sumberdaya rumahtangga secara rasional kedua sektor kegiatan sekaligus, yaitu
sektor produksi dan sektor non produksi. Di bidang produksi, rumahtangga nelayan miskin menerapkan pola nafkah ganda, yaitu melibatkan sebanyak
mungkin potensi tenaga kerja rumahtangga di berbagai kegiatan ekonomi pertanian dan luar pertanian, baik dalam status berusaha sendiri maupun status
memburuh. Sektor non produksi atau lembaga kesejahteraan asli merupakan bagian penting dalam strategi ekonomi rumahtangga nelayan miskin. Sekalipun
sifatnya tidak rutin, keterlibatan anggota rumahtangga di lembaga kesejahteraan asli dapat memberikan manfaat ekonomi yang penting bagi rumahtangga, secara
langsung maupun tidak langsung. Penerimaan dari lembaga arisan, memungkinkan rumah tangga nelayan miskin untuk dapat membiayai kebutuhan
yang memerlukan biaya cukup besar, antara lain perbaikan rumah, biaya sekolah anak, dan modal usaha.
Penerimaan tersebut tidak saja membantu rumahtangga nelayan miskin dalam mengatasi konsekuensi kemiskinan berupa kekurangan konsumsi tetapi
pada tingkat tertentu juga dapat mengatasi penyebab kemiskinan berupa kekurangan modal produksi. Menurut Kusnadi 2000, strategi nelayan dalam
menghadapi kemiskinana dapat dilakukan melalui:
81
o Peranan anggota keluarga nelayan istri dan anak.
Kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota rumahtangga nelayan istri dan anak merupakan salah satu dari strategi adaptasi yang harus
ditempuh untuk menjaga kelangsungan hidup mereka o
Diversifikasi pekerjaan Dalam menghadapi ketidakpastian penghasilan, keluarga nelayan dapat
melakukan kombinasi pekerjaan. o
Jaringan sosial Melalui jaringan sosial, individu-individu rumah tangga akan lebih efektif
dan efisien untuk mencapai atau memperoleh akses terhadap sumberdaya yang tersedia di lingkungannya. Jaringan sosial memberikan rasa aman bagi
rumahtangga nelayan miskin dalam menghadapi setiap kesulitan hidup sehingga dapat mengarungi kehidupan dengan baik. Jaringan sosial secara alamiah bisa
ditemukan dalam segala bentuk masyarakat dan manifestasi dari hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Tindakan sosial-budaya yang bersifat kreatif ini
mencerminkan bahwa tekanan-tekanan atau kesulitan ekonomi yang di hadapi nelayan tidak direspon dengan sikap yang pasrah. Secara umum, bagi
rumahtangga nelayan yang pendapatan setiap harinya bergantung sepenuhnya pada penghasilan melaut, jaringan sosial berfungsi sangat strategis dalam
menjaga kelangsungan kehidupan nelayan. 5. Pengetahuan nelayan tentang peralatan tangkap ramah lingkungan
Pendidikan yang rendah membatasi seseorang untuk terserap dalam akses sumber-sumber ekonomi yang lebih baik sehingga seseorang dengan tingkat
pendidikan rendah cenderung mengalami kemiskinan dan ketertinggalan. Persoalan kemiskinan inilah yang menjadi penyebab ketidakmampuan nelayan
untuk meningkatkan kualitasnya sehingga inovasi dan transfer pengetahuan tidak terjadi Dahuri 2002. Nelayan yang miskin umumnya belum banyak tersentuh
teknologi modern, kualitas sumber daya manusia rendah dan tingkat produktivitas hasil tangkapannya juga sangat rendah. Rendahnya pendidikan
pula menyebabkan upaya pemanfaatan sumberdaya perikanan yang dilakukan oleh nelayan di Sulawesi Selatan seringkali tidak mengindahkan kerusakan
lingkungan yang diakibatkan. Kerusakan lingkungan yang terjadi diakibatkan oleh penggunaan alat tangkap yang merusak.
82
Tingkat perekonomian yang kurang mapanrendah karena rendahnya tingkat pendidikan nelayan, sehingga dalam memenuhi kehidupan sehari-hari
lebih lanjut mengakibatkan nelayan di Sulawesi Selatan tidak menyadari telah melakukan kerusakan di lingkungan wilayah pesisirnya. Sifat dasar nelayan yang
boros didalam membelanjakan kebutuhan sehari-hari yang tidak dipikirkan penting tidaknya barang tersebut dibeli sehingga menyebabkan pengeluaran
yang banyak, hal tersebut mengakibatkan tidak adanya simpanan atau tabungan untuk kehidupan yang akan datang hal ini juga harus di pahami karena tingkat
pendidikan rendah oleh sebagian besar para nelayan. Kurangnya kesadaran nelayan karena sibuk mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan keluarga yang menyebabkan apapun akan dilakukan demi untuk mendapatkan hasil tangkapan yang banyak dan kebutuhan keluarga dapat
terpenuhi. Sampai-sampai nelayan tidak menyadari kalau dalam menangkap ikan menggunakan alat tangkap yang dapat menyebabkan kerusakan dalam
sumberdaya laut. b. Atribut yang berpengaruh tidak sensitif
Terdapat 6 enam atribut yang tidak berpengaruh terhadap peningkatan atau penurunan status keberlanjutan nilai indeks keberlanjutan sosial, artinya
memiiki peranan yang kecil dalam penentuan status keberlanjutan. Atribut yang paling tidak berpengaruh terhadap nilai indeks keberlanjutan sosial yaitu : 1
jumlah anggota keluarga nelayan RMS = 0,05 1. Jumlah anggota keluarga nelayan
Tanggungan keluarga adaiah banyaknya anggota keluarga yang menjadi tanggungan kepala kelaurga, yaitu istri, anak dan anggota keluarga lainnya.
Lebih lnjut jumlah tanggungan keluarga secara langsung tidak mempengaruhi tingkat produksi, namun akan mempengaruhi produksi yang dilakukan Asih
2008. Berdasarkan hal tersebut, atribut yang berpengaruh terhadap produksi perikanan tangkap merupakan atribut yang lebih penting dalam menciptakan
keberlanjutan dimensi sosial. Lebih lanjut, Hamid dan Islamiah 2008 menyatakan jumlah tanggungan keluarga dengan bertambahnya tanggungan
keluarga tidak meningkatkan pendapatan, malah justru memperkecil pendapatan perkapita apalagi tanggungan keluarga tidak bekerja.
83