Kandungan dan Manfaat Kepiting Jenis-Jenis Kepiting Komersial di Indonesia

V GAMBARAN UMUM KOMODITAS KEPITING 5.1 Karakteristik Kepiting Berdasarkan taksonomi, kepiting tergolong ke dalam kelas crustacea karena tubuhnya yang dilindungi oleh kerangka luar yang sangat keras, tersusun dari kitin, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Hewan berkaki sepuluh dari infraordo Brachyura ini memiliki perut abdomen yang sama sekali tersembunyi di bawah dada thorax. Brachyura sendiri berasal dari bahasa Yunani yang artinya mempunyai “ekor” yang sangat “pendek” brachy = pendek, ura = ekor. Brachyura mencakup kepiting, ketam, dan rajungan. Beragam jenis kepiting tersebar di semua samudera dunia. Ada pula beberapa jenis kepiting air tawar dan darat, khususnya di wilayah- wilayah tropis. Kepiting beraneka ragam ukurannya dari ketam kacang, yang lebarnya hanya beberapa millimeter hingga kepiting laba-laba Jepang, dengan rentangan kaki hingga 4 m.

5.2 Kandungan dan Manfaat Kepiting

Kepiting mengandung nutrisi yang penting bagi kesehatan tubuh. Daging kepiting rendah kandungan lemak jenuh serta merupakan sumber niacin, folate, pottassium , sumber protein, vitamin B 12 , phosphorous, zinc, copper, dan selenium yang sangat baik untuk tubuh. Selenium diyakini berperan dalam mencegah kanker, perusakan kromosom, serta meningkatkan daya tahan terhadap infeksi virus dan bakteri Kasry, 1996. Fisheries Research and Development Corporation di Australia berpendapat, bahwa dalam 100 gram daging kepiting bakau terkandung 22 mg Omega-3 EPA, 58 mg Omega-3 DHA, dan 15 mg Omega-6 AA yang sangat penting untuk pertumbuhan dan kecerdasan anak. Kandungan asam lemak yang lebih besar dimiliki oleh rajungan, yaitu sebesar 137 mg Omega-3 EPA, 90 mg Omega-3 DHA, dan 86 mg Omega-6 AA untuk setiap 100 gram dagingnya. Selain dagingnya, kulit kepiting juga memiliki nilai komersial. Kulit kepiting umumnya diekspor dalam bentuk kering sebagai sumber chitin, chitosan dan karotenoid yang dimanfaatkan oleh berbagai industri sebagai bahan baku obat, kosmetik, pangan, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut memiliki peran sebagai anti virus, anti bakteri, dan digunakan sebagai obat untuk meringankan serta mengobati luka bakar. Selain itu, bahan tersebut dapat juga digunakan untuk bahan pengawet makanan yang murah dan aman.

5.3 Jenis-Jenis Kepiting Komersial di Indonesia

Moosa 1980 menyebutkan bahwa di Indo Pasifik Barat, jenis kepiting dan rajungan diperkirakan ada 234 jenis, sedangkan di Indonesia terdapat sekitar 124 jenis. Tidak semua jenis kepiting dan rajungan merupakan jenis yang dapat dimakan edible crab karena ukuran tubuhnya yang tidak cukup besar ataupun menimbulkan keracunan. Di Indonesia, kepiting bakau dan rajungan merupakan jenis kepiting konsumsi yang mendominasi ekspor komoditas kepiting Indonesia. Kepiting banyak terdapat di area pesisir dimana terdapat mangrove dan air payau. Habitat kepiting bakau terdapat di perairan yang memiliki hutan mangrove. Hutan mangrove menjadi habitat berbagai jenis organisme yang memiliki kemampuan beradaptasi terhadap perubahan ekosistem. Kepiting bakau ditemukan di daerah estuari dan kebanyakan ditangkap di daerah pesisir seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua Sulistiono et al., 1994. Kepiting bakau dapat dibagi dalam 4 golongan tiga spesies dan satu subspesies yaitu S. serrata, S. oceanica, S. tranquberica dan S. serrata var. paramamosain . Kepiting bakau hijau Scylla serrata dikenal sebagai “giant mud crab ”, karena ukurannya yang dapat mencapai 2-3 kg per ekor. Scylla serrata dapat dibedakan dengan dua jenis lainnya berdasarkan morfologi terutama bentuk duri baik pada carapace maupun pada bagian capitnya serta warna dominan pada tubuhnya. Scylla serrata memiliki duri yang relatif pendek dibanding dua species lainnya. Warna kemerahan hingga oranye terutama pada capit dan kakinya, sedangkan pada jenis lain dominan warna ungu pucat atau kehitaman. Ciri lain yaitu pada Scylla oceanic berwarna kehijauan dan terdapat garis-garis biru coklat hampir pada bagian seluruh tubuhnya kecuali bagian perut. Scylla transquebarica berwarna kehijauan sampai kehitaman dengan sedikit garis-garis berwarna kecoklatan pada kaki renangnya. Secara umum Scylla oceanica, dan Scylla transquebarica memiliki ukuran lebih besar daripada S. serrata untuk umur yang sama. Kepiting jantan dicirikan oleh bagian abdomen yang berbentuk agak lancip menyerupai segitiga sama kaki, sedangkan pada kepiting betina dewasa agak membundar dan melebar. Pada kepiting dewasa, yang jantan memiliki ukuran capit lebih besar dibandingkan dengan betina untuk umur yang sama demikian pula halnya dengan ukuran tubuhnya. Selain kepiting bakau, jenis lain yang memiliki nilai ekspor adalah rajungan atau dikena l dengan nama “swimming crab.” Kepiting bakau cukup mudah dibedakan dengan famili lainnya, khususnya rajungan. Perbedaan kepiting bakau dengan rajungan Portunus pelagicus dapat terlihat cukup dengan melihat warna karapas dan jumlah duri-duri pada karapasnya. Rajungan memiliki warna yang menarik pada karapasnya. Duri akhir pada kedua sisi karapas rajungan relatif lebih panjang dan lebih runcing dari duri akhir pada kepiting bakau. Rajungan bila tidak berada di lingkungan air laut hanya tahan hidup beberapa jam saja Kasry, 1996. Jenis rajungan yang umum dimakan edible crab ialah jenis-jenis yang termasuk cukup besar yaitu sub famili Portuninae dan Podopthalminae. Jenis-jenis lainnya walaupun dapat dimakan, tetapi berukuran kecil dan tidak memiliki daging yang berarti. Jenis- jenis rajungan yang umum terdapat di pasar-pasar Indonesia adalah Portunus pelagicus . Jenis yang kurang umum tetapi masih sering dijumpai di pasar adalah rajungan bintang Portunus sanguinolentus, rajungan angin Podopthalamus vigil, rajungan karang Charybdis feriatus. Jenis-jenis lainnya yang berukuran cukup besar dan biasa dimakan, tetapi jarang dijumpai dipasar-pasar adalah Charybdis callanassa, Charybdis lucifera, Charybdis natatas, Charybdis tunicata, Thalamita crenata, Thalamita danae, Thalamita puguna, dan Thalamita spimmata. Rajungan jantan memiliki abdomen yang sempit, berbentuk T pada sisi abdomen dan capit berwarna biru. Sedangkan rajungan betina yang belum matang memiliki bentuk abdomen “V” atau rajungan dewasa memiliki bentuk abdomen “U”. Pada hewan ini terlihat adanya perbedaan yang mencolok antara jantan dan betina. Jantan mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dan capit yang lebih panjang dibandingkan dengan rajungan betina.

5.4 Perkembangan Luas Areal Budidaya Tambak