untuk meningkat, hal tersebut tidak diimbangi oleh volume ekspornya yang cenderung menurun sejak tahun 2006. Hal ini tentu saja ironis karena berdasarkan
Tabel 6, laju konsumsi kepiting dunia cenderung meningkat setiap tahunnya namun ekspor kepiting Indonesia justru mengalami penurunan. Untuk menanggapi hal ini,
perlu adanya upaya perbaikan serta peningkatan dari seluruh pihak terkait secara menyeluruh dan tepat sasaran. Hal ini bertujuan agar upaya serta kebijakan yang
ditempuh dapat berpengaruh secara nyata terhadap perkembangan ekspor komoditas kepiting Indonesia. Salah satu langkahnya adalah dengan terlebih dahulu mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan ekspor kepiting Indonesia.
Tabel 6.
Perkembangan Konsumsi Kepiting Dunia Tahun 1990-2007
Tahun Total Konsumsi
KgKapitaTahun Tahun
Total Konsumsi KgKapitaTahun
1990 0,92
1999 1,34
1991 1,00
2000 1,40
1992 1,02
2001 1,43
1993 1,06
2002 1,49
1994 1,13
2003 1,46
1995 1,20
2004 1,52
1996 1,25
2005 1,53
1997 1,27
2006 1,55
1998 1,32
2007 1,62
Laju tahun 3,41
Sumber : Food and Agriculture Organization, 2009
1.2 Perumusan Masalah
Saat ini, produksi perikanan tangkap Indonesia berada di peringkat ketiga dunia setelah RRC, dan Peru, sedangkan perikanan budidaya Indonesia berada di
peringkat keempat setelah RRC, India, dan Vietnam KKP, 2011. Bahkan pada pasar ekspor komoditas kepiting, Indonesia berhasil menempati peringkat kedua setelah
Kanada. Meskipun demikian, dominasi ekspor kepiting Indonesia terus menghadapi berbagai tantangan dari negara-negara pesaingnya. Kesalahan dalam menyusun
strategi pemasaran produk perikanan di pasar internasional sering kali luput dari perhatian para stakeholder kita. Kebijakan pemasaran yang dilakukan sering kali
berorientasi pada keuntungan jangka pendek dan cenderung tidak responsif terhadap
keadaan pasar tujuannya. Akibatnya, daya saing komoditas perikanan Indonesia terus mengalami penurunan terhadap negara pesaingnya. Hal ini dibuktikan oleh jumlah
volume ekspor komoditas kepiting Indonesia yang terus berfluktuasi bahkan cenderung turun.
Berdasarkan data United Nations Commodity Trade, ekspor komoditas kepiting Indonesia dalam kurun waktu sepuluh tahun dari tahun 2001 hingga 2010
terus mengalami fluktuasi. Pada tahun 2008 dan 2009 volume ekspor kepiting mengalami penurunan yang cukup drastis secara berturut-turut menjadi 8.676 dan
7.743 ton dari sebesar 10.539 ton pada tahun 2007. Di sisi lain, negara pesaing utama Indonesia seperti RRC dan Filipina justru mencatatkan peningkatan pada ekspor
kepiting segarnya. Bahkan Filipina mengalami kenaikan volume ekspor pada tahun 2009 menjadi sebesar 4.145 ton dari tahun 2008 yang hanya sebesar 2.207 ton.
Mengingat sumberdaya perikanan di kedua negara tersebut yang hampir serupa dengan Indonesia, maka keberhasilan di pasar ekspor kepiting segar tersebut akan
banyak ditentukan oleh efisiensi perdagangannya. Dengan ketersediaan sumberdaya yang melimpah serta belum optimalnya
pemanfaatan potensi pasar ekspor kepiting Indonesia maka diperlukan adanya suatu upaya agar ekspor komoditas kepiting Indonesia kembali meningkat seiring dengan
usaha pemulihan ekonomi global. Beberapa jenis kepiting Indonesia seperti kepiting bakau dan rajungan memang telah berhasil dipasarkan ke luar negeri, akan tetapi
aliran perdagangan permintaan ekspor dari komoditas tersebut memiliki kecenderungan yang berfluktuasi. Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya
fluktuasi tersebut baik dari faktor internal maupun eksternal. Dalam permasalahan kali ini faktor-faktor yang diperkirakan menjadi penyebab berfluktuasinya volume
ekspor kepiting Indonesia antara lain Produk Domestik Bruto GDP Indonesia, GDP negara tujuan ekspor, nilai tukar negara tujuan ekspor terhadap rupiah, harga kepiting
Indonesia di negara tujuan, dan jarak ekonomi antara Indonesia dengan negara tujuan ekspor.
Agar dapat meningkatkan volume dan nilai ekspor kepiting Indonesia secara optimal serta mengantisipasi permintaan ekspor yang terus berfluktuasi, maka
diperlukan adanya suatu analisis dan kajian mengenai aliran perdagangan ekspor kepiting dari negara Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor yang tentu memiliki
karakteristik yang berbeda satu sama lainnya. Melalui kajian ini, kita juga akan melihat nilai potensial perdagangan dengan negara-negara yang selama ini menjadi
importir komoditas kepiting Indonesia yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam penyusunan strategi perdagangan yang lebih efisien.
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah yang dikaji dan dianalisis lebih lanjut dalam penelitian ini adalah:
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi aliran perdagangan kepiting Indonesia dan faktor apa yang memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan volume
ekspor ke negara-negara tujuan? 2. Bagaimana nilai potensial perdagangan ekspor komoditas kepiting Indonesia di
masing-masing negara tujuan?
1.3 Tujuan Penelitian