Bangka Belitung 6.363
6.209 7.547
9,56 Jawa Barat
8.666 4.077
6.718 5,91
Sulawesi Tenggara 6.483
6.658 6.410
-0,51 Kalimantan Timur
3.935 4.080
5.053 13,77
Sumatera Utara 4.309
4.564 4.809
5,64 Kalimantan Selatan
5.549 2.635
2.160 -35,27
Sumatera Barat 1.788
1.486 901
-28,13 Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2011
Produksi kepiting di Indonesia awalnya lebih dari 70 berasal dari hasil tangkap kekayaan laut, tetapi dalam beberapa tahun terakhir telah diberlakukan usaha
budidaya kepiting di Indonesia. Pada tahun 1994 dan 1998, terjadi penurunan produksi kepiting karena terdapat beberapa permasalahan seperti penurunan hasil
tangkapan nelayan karena keadaan laut yang tidak terurus serta adanya keterbatasan dalam hal teknologi maupun dalam hal pengelolaan penangkapan. Oleh sebab itu,
budidaya tambak kepiting masih merupakan solusi terbaik untuk permasalahan produksi tersebut. Usaha untuk menggalakan budidaya tambak kepiting ini
sebenarnya sudah ada sejak tahun 1990-an, namun perluasan wilayah tangkap masih lebih banyak dipiih oleh para pelaku bisnis ini pada masa itu karena dinilai relatif
lebih mudah, murah, dan cepat menghasilkan. Kendala yang dihadapi dalam usaha budidaya kepiting antara lain kurangnya
minat para investor menanamkan modal karena biaya operasionalnya yang tinggi, risiko kerugian dianggap besar, serta ketersediaan teknologi yang belum mendukung.
Namun usaha budidaya ini sangatlah potensial dan menguntungkan mengingat terus menurunnya kualitas dan jumlah kepiting hasil tangkap. Hal ini dibuktikan dengan
semakin pesatnya pertumbuhan usaha budidaya tambak kepiting pada beberapa tahun terakhir seperti di daerah pantai utara Pantura Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, serta
Cilacap.
5.6 Negara Pesaing Indonesia dalam Ekspor Kepiting
Filipina, Vietnam, dan Thailand merupakan beberapa negara pengekspor produk perikanan di kawasan Asia Tenggara. Letak geografis yang berdekatan serta
sumberdaya alam yang hampir sama dengan Indonesia menjadikan kedua negara
tersebut sebagai pesaing utama dalam hal ekspor komoditas perikanan. Kedua negara tersebut juga banyak mengekspor komoditas perikanan seperti ikan bandeng, udang,
dan kepiting yang selama ini menjadi komoditas unggulan Indonesia. Dalam hal ekspor komoditas kepiting, Filipina merupakan ancaman terbesar bagi Indonesia
karena mengekspor jenis komoditas yang sama yakni rajungan dan kepiting bakau dalam jumlah yang cukup besar.
Berdasarkan data FAO, pada tahun 2009, Filipina menyumbang sekitar 20 dari total 28 ribu ton produksi kepiting rajungan di dunia. Jumlah tersebut
menempatkan Filipina sebagai produsen kepiting rajungan terbesar di dunia di atas Indonesia 16. Sedangkan untuk komoditas kepiting bakau, Indonesia pada tahun
2007 menjadi produsen tangkap terbesar yakni sebesar 25.640 ton, jauh di atas Thailand dan Filipina yang hanya sebesar 3.340 ton dan 1.800 ton. Namun sebaliknya
dalam hal budidaya kepiting bakau, Indonesia hanya mampu menghasilkan 6.630 ton dan berada di bawah Filipina yang mampu menghasilkan 9.300 ton per tahun.
Tabel 11.
Volume dan Nilai Ekspor Kepiting Segar Dunia Tahun 2008-2010
2008 2009
2010 Negara
Volume
Ton
Nilai
1000
Negara Volume
Ton
Nilai
1000
Negara Volume
Ton
Nilai
1000
Indonesia 8.676
91.139 Indonesia 7.743
54.281 Indonesia 9.347
78.049 Inggris
11.222 51.986 Kanada
6.292 50.099 Kanada
7.859 67.987
Kanada 8.340
50.785 Inggris 12.242
46.469 Inggris 11.922
49.777 India
4.737 26.493 India
6.198 31.644 USA
7.755 39.610
USA 5.836
24.681 USA 5.941
26.049 RRC 3.583
23.208 Irlandia
3.654 19.174 RRC
3.590 19.157 Filipina
4.533 22.088
RRC 3.535
16.404 Filipina 4.145
18.222 India 3.545
20.827 Perancis
2.602 15.045 Irlandia
3.163 14.356 Irlandia
3.212 15.809
Vietnam 2.002
12.193 Perancis 2.258
12.872 Hongkong 3.057
15.634 Korea
1.081 10.446 Hongkong
2.360 11.871 Pakistan
6.361 13.769
Jerman 1.202
10.145 Vietnam 1.597
10.808 Perancis 2.052
11.791 Filipina
2.207 9.834 Korea
549 9.032 Korea
495 11.701
Australia 560
7.477 Australia 616
7.742 Jepang 808
10.470 Thailand
3.227 7.224 Pakistan
4.042 7.020 Australia
506 7.813
Sumber: United Nations Commodity Trade, 2012
Produksi kepiting Indonesia memang sejauh ini mampu mendominasi para pesaing tersebut. Berdasarkan Tabel 11, nilai ekspor Indonesia menjadi yang terbesar
di dunia selama beberapa tahun terakhir. Filipina dan Thailand hanya mampu menempati peringkat ke 13 dan 15 pada tahun 2008. Namun ekspor dari Filipina terus
meningkat secara signifikan hingga pada tahun 2010, menempati peringkat ke 6 dalam hal ekspor kepiting segar. Melihat fakta tersebut, Indonesia harus segera
berbenah terutama dalam hal kesinambungan produksi maupun efisiensi pemasarannya agar tetap mampu bersaing dan mempertahankan dominasinya. Pada
Tabel 11 juga terdapat beberapa negara yang menjadi tujuan utama ekspor kepiting Indonesia seperti Amerika Serikat, RRC, dan Korea Selatan. Hal tersebut disebabkan
oleh perbedaan jenis spesies yang diekspor dan diimpor oleh mereka dari Indonesia mud crabs dan blue swimming crabs. Ekspor kepiting RRC didominasi oleh mitten
crabs sedangkan Amerika Serikat banyak mengekspor jenis king crabs, stone crabs,
dan dungeness crabs.
5.7 Harga Kepiting 5.7.1 Harga Kepiting Indonesia