Produk Domestik Bruto PDB Harga Komoditas

Pada penerapannya dalam perdagangan antar negara, bentuk model ini disusun oleh tiga jenis variabel utama, yang terdapat pada setiap gravity model untuk aliran perdagangan bilateral yaitu: 1. Variabel yang mewakili total permintaan potensial negara pengimpor Yi dan Yj 2. Variabel yang mewakili total penawaran potensial negara pengekspor Xij. 3. Variabel yang mewakili pendukung atau penghambat aliran perdagangan Dij dan Pj. Berdasarkan hasil studi tinjauan terdahulu dari beberapa penelitian sebelumnya yang telah dilakukan, maka variabel-variabel yang akan digunakan dalam gravity model aliran perdagangan kepiting Indonesia adalah Produk Domestik Bruto GDP per kapita Indonesia, Produk Domestik Bruto GDP per kapita negara tujuan, harga komoditas kepiting di negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor, dan nilai tukar mata uang negara tujuan ekspor terhadap nilai tukar rupiah.

A. Produk Domestik Bruto PDB

Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product GDP sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian suatu negara. GDP menyatakan pendapatan total dan pengeluaran total nasional pada output barang dan jasa Mankiw, 2003. Gross Domestic Product GDP sebagai salah satu variabel utama dalam analisis aliran perdagangan gravity model menunjukkan besarnya kemampuan perekonomian suatu negara. GDP per kapita merupakan nilai total GDP yang telah dibagi dengan jumlah penduduk. Nilai GDP per kapita umumnya digunakan untuk menilai penghasilan dan daya beli rata-rata dari penduduk di negara tersebut. GDP per kapita suatu negara juga mengindikasikan kapasitas rata-rata penduduk untuk memproduksi komoditi ekspor negara tersebut. Oleh sebab itu, GDP per kapita negara produsen dan GDP per kapita negara tujuan ekspor akan mempengaruhi volume perdagangan. Bagi negara pengimpor, peningkatan GDP dapat dilihat sebagai peningkatan daya beli rata-rata masyarakatnya. Semakin besar daya beli tentunya akan meningkatkan jumlah permintaan di negara tersebut yang akan mendorongnya untuk melakukan impor. Sedangkan bagi negara pengekspor, peningkatan GDP per kapita di negara tersebut justru akan mengurangi volume ekspornya. Seperti yang kita ketahui sebekumnya, semakin meningkatnya GDP per kapita di suatu negara mengindikasikan adanya kenaikan daya beli masyarakatnya dan berimplikasi pada meningkatnya permintaan di negara tersebut sehingga mengurangi volume komoditas yang akan diekspor.

B. Harga Komoditas

Harga komoditas merupakan salah satu faktor penentu bagi sebuah negara sebelum melakukan perdagangan. Harga merupakan refleksi dari keunggulan komparatif yang dimiliki oleh kedua negara dan menjadi dasar untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Semakin besar selisih antara harga di pasar domestik dengan harga di pasar internasional akan mendorong negara pengekspor untuk melakukan ekspor. Sebaliknya bagi negara pengimpor, harga komoditas memiliki korelasi negatif dengan jumlah komoditas yang akan diimpor olehnya. Semakin tinggi harga suatu komoditas maka akan semakin sedikit pula permintaan komoditasnya dan sebaliknya, semakin rendah harga suatu komoditas maka akan semakin banyak pula komoditas yang akan diminta.

C. Jarak antara Indonesia dengan Negara Tujuan