Manfaat Penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Ekspor Kepiting Indonesia

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Empiris Mengenai Permintaan Ekspor Kepiting Indonesia

Beberapa penelitian mengenai ekspor kepiting sebelumnya sudah pernah dilaksanakan, salah satunya oleh Meistika 2009 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor kepiting Indonesia di pasar internasional. Penelitian tersebut menggunakan teknik Principal Component Regression PCR sebagai alat analisisnya. Teknik PCR dipilih karena teknik tersebut mampu menghilangkan multikolinearitas yang terjadi antara variabel-variabel bebas yang digunakan. Variabel-variabel bebas yang digunakan pada penelitian tersebut adalah produksi kepiting Indonesia, nilai tukar RupiahUS, harga ekspor kepiting Indonesia, GDP perkapita Amerika Serikat, jumlah penduduk Amerika Serikat, harga ekspor kepiting Kanada, dan dummy krisis ekonomi. Hasil analisis yang diperoleh menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model berpengaruh nyata terhadap permintaan ekspor kepiting Indonesia dan mampu menjelaskan sebesar 84,8 keragaman pada model tersebut. Lebih jauh lagi, penelitian tersebut juga menunjukkan tingkt keelastisitasan permintaan ekspor kepiting Indonesia terhadap variabel-variabel tersebut. Dalam hal elastisitas permintaannya, ekspor kepiting Indonesia hanya elastis terhadap perubahan meningkat atau menurun dua variabel bebas saja yakni GDP perkapita dan jumlah penduduk Amerika Serikat. Permintaan ekspor kepiting Indonesia cenderung tidak terlalu responsif inelastis terhadap perubahan pada variabel bebas lainnya yang terdapat di dalam model tersebut. Lubis dan Rahmawati 2010 melakukan studi mengenai dampak China-ASEAN Free Trade Agreement CAFTA terhadap perdagangan di sektor perikanan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari masa Early Harvest Program 2006 hingga tahun 2010 tidak terjadi adanya perubahan yang berarti pada struktur perdagangan perikanan antara Indonesia dengan RRC, namun terjadi penurunan daya saing komoditas perikanan Indonesia terhadap produk dari RRC. Hal tersebut diakibatkan oleh lebih siapnya RRC dalam menyongsong perdagangan bebas dengan meningkatkan kualitas dan efisiensi produksinya melalui perbaikan infrastruktur, teknologi produksi, serta efisiensi tenaga kerja yang tinggi.

2.2 Kajian Empiris Mengenai Aliran Perdagangan

Hasil dari beberapa studi empiris mengenai aliran perdagangan menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aliran perdagangan suatu komoditi. Studi-studi empiris tersebut juga menunjukkan bahwa setiap komoditi memiliki faktor-faktor yang berbeda dalam mempengaruhi aliran perdagangan suatu negara. Studi empiris terdahulu menunjukkan bahwa Gross Domestic Product GDP atau Produk Domestik Bruto PDB suatu negara berpengaruh positif terhadap ekspor Setyo 2009 dan Kartikasari 2008. GDP menggambarkan keadaan perekonomian suatu negara. GDP merupakan ukuran ekonomi suatu negara yang menggambarkan kemampuan suatu negara di dalam memproduksi suatu barang atau jasa pada periode ekonomi tertentu. Selain itu GDP juga menggambarkan jumlah pendapatan masyarakat suatu negara yang secara tidak langsung mencerminkan kemampuan daya beli masyarakat di negara tersebut terhadap suatu barang konsumsi. Apabila suatu negara memiliki tingkat GDP yang tinggi, maka negara tersebut akan memiliki kemampuan yang semakin besar dalam menyerap barang-barang yang diperdagangkan di pasar Internasional. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya GDP suatu negara akan meningkatkan volume ekspor ke negara tersebut. Populasi negara tujuan ekspor berpengaruh positif dan nyata terhadap besarnya ekspor dan Kartikasari 2008. Semakin besar populasi negara tujuan maka akan menyebabkan besarnya permintaan domestik akan suatu produk di negara tujuan, dengan demikian apabila kebutuhan dalam negeri tidak terpenuhi maka negara tersebut harus mengimpor kekurangan permintaan domestiknya dari negara lain yang menjadi mitra dagangnya. Selain itu, meningkatnya jumlah penduduk suatu negara diharapkan dapat meningkatkan permintaan komoditi ekspor, maka jumlah komoditi yang diperdagangkan di antara dua atau beberapa negara semakin besar. Sedangkan menurut hasil studi Setyo 2009, bertambahnya populasi negara tujuan berpengaruh