4 – du DW 4 – dl
Hasil tidak dapat ditentukan 2 DW 4
– du Terima H
, tidak ada korelasi serial du DW 2
Terima H tidak ada korelasi serial
dl DW du Hasil tidak dapat ditentukan
0 DW dl Tolak H
, korelasi serial positif Sumber : Gujarati 2004
Korelasi serial terjadi apabila error dari periode waktu yang berbeda saling berkorelasi. Untuk mendeteksi hal ini yaitu dengan melihat pola random error dari
hasil regresi. Dalam pendekatan fixed effect tidak mensyaratkan persamaan terbebas dari masalah autokorelasi sehinga asumsi adanya autokorelasi dapat diabaikan.
4.7.4 Uji Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi dari model persamaan regresi adalah bahwa ragam sisaan ε
t
sama atau homogen, asumsi ini disebut homoskedastisitas. Sedangkan jika ragam sisaan tidak konstan atau berubah-ubah maka hal tersebut dinamakan
heteroskedastisitas. Adanya heteroskedastisitas dalam hasil olahan data panel dapat dilakukan dengan melihat grafik plot residual. Apabila titik-titik pada grafik tersebut
tersebar di atas dan di bawah 0 serta tidak menunjukkan adanya pola tertentu maka dapat disimpulkan bahwa model tersebut terbebas dari adanya heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas juga dapat dideteksi dengan melihat nilai sum square residual nya apabila model menggunakan metode Generalize Least Square dan pembobotan.
Apabila nilai sum square residual pada weighted statistic lebih kecil daripada nilai sum square residual
pada unweighted statistic nya maka dapat disimpulkan bahwa terdapat heteroskedastisitas pada model tersebut.
4.8 Nilai Potensial Perdagangan
Nilai potensial perdagangan PP pada penelitian kali ini merupakan rasio antara nilai aktual perdagangan dengan nilai prediksi dari perdagangan komoditas
kepiting antara Indonesia dengan ketujuh mitra dagangnya. Penghitungan nilai potensial perdagangan dapat dijelaskan sebagai berikut:
PP
Dimana : PP : Nilai Potensial Perdagangan
A : Nilai Aktual Perdagangan P : Nilai Prediksi Perdagangan
Adapun nilai A dan P pada persamaan di atas diperoleh dari hasil pengolahan gravity model. Pada software eviews 7, nilai A dan P diperoleh dengan melihat
actual, fitted, residual table Lampiran 11. Nilai A merupakan nilai actual per
negara pada akhir periode time series tahun 2010 pada tabel tersebut, sedangkan Nilai P adalah nilai fitted tahun 2010 per negaracross section pada tabel tersebut.
Setelah dimasukkan ke dalam persamaan di atas, maka dapat dilakukan interpretasi sesuai dengan keterangan berikut :
PP 1 telah terjadi kelebihan perdagangan atau over trade dengan negara
tersebut PP 1
masih terdapat kekurangan perdagangan atau under trade dengan negara tersebut
Apabila nilai potensial perdagangan yang diperoleh lebih besar daripada 1, maka dapat disimpulkan bahwa perdagangan antara negara pengimpor dan
pengekspor tersebut telah melebihi potensi pasarnya over trade. Terjadinya Over trade
menandakan bahwa pasar di negara tersebut telah jenuh dan akan mengakibatkan kecenderungan negara pengimpor untuk mengurangi volume
perdagangan dengan negara pengekspor tersebut. Sebaliknya apabila nilai potensial
perdagangannya kurang dari 1, maka dapat disimpulkan bahwa perdagangan antar
negara pengimpor dan pengekspor tersebut masih kurang dari potensi pasarnya under trade dan negara pengimpor akan cenderung untuk menambah volume
perdagangannya dengan negara mitra dagangnya tersebut. 4.9 Definisi Operasional
1. Volume permintaan ekspor kepiting Indonesia di negara tujuan ekspor yang menjadi variabel tak bebas dalam model merupakan total permintaan ekspor