Sedangkan bagi negara pengekspor, peningkatan GDP per kapita di negara tersebut justru akan mengurangi volume ekspornya. Seperti yang kita ketahui
sebekumnya, semakin meningkatnya GDP per kapita di suatu negara mengindikasikan adanya kenaikan daya beli masyarakatnya dan berimplikasi pada
meningkatnya permintaan di negara tersebut sehingga mengurangi volume komoditas yang akan diekspor.
B. Harga Komoditas
Harga komoditas merupakan salah satu faktor penentu bagi sebuah negara sebelum melakukan perdagangan. Harga merupakan refleksi dari keunggulan
komparatif yang dimiliki oleh kedua negara dan menjadi dasar untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Semakin besar selisih
antara harga di pasar domestik dengan harga di pasar internasional akan mendorong negara pengekspor untuk melakukan ekspor. Sebaliknya bagi negara pengimpor,
harga komoditas memiliki korelasi negatif dengan jumlah komoditas yang akan diimpor olehnya. Semakin tinggi harga suatu komoditas maka akan semakin sedikit
pula permintaan komoditasnya dan sebaliknya, semakin rendah harga suatu komoditas maka akan semakin banyak pula komoditas yang akan diminta.
C. Jarak antara Indonesia dengan Negara Tujuan
Variabel jarak merupakan salah satu variabel utama di dalam analisis aliran perdagangan gravity model yang merupakan variabel asli dari persamaan gravitasi
Newton. Variabel jarak merupakan indikasi adanya biaya transportasi di dalam melakukan suatu perdagangan. Jarak dari titik produksi ke titik konsumsi atau dari
negara pengekspor ke negara pengimpor cenderung sama atau konstan dari waktu ke waktu, namun yang membedakannya adalah biaya transportasi. Oleh sebab itu, dalam
penelitian kali ini, variabel jarak sebagai proksi dari biaya transportasi merupakan hasil dari pengalian jumlah jarak dengan harga minyak dunia pada tahun tersebut. Hal
ini bertujuan agar variabel jarak menjadi dinamis terhadap perubahan waktu. Adanya biaya transportasi akan dibebankan langsung kepada produk yang diperdagangkan
melalui kenaikan ataupun peningkatan harga pada negara importir. Semakin besar biaya transportasi yang dikeluarkan maka akan berdampak pada penurunan dalam
produksi yang selanjutnya akan berdampak pada penurunan volume perdagangan.
D. Nilai Tukar Mata Uang Negara Tujuan terhadap Rupiah
Nilai tukar perdagangan suatu negara merupakan rasio antara harga komoditi ekspor suatu negara terhadap harga komoditi impornya. Kurs exchange rate antara
dua negara adalah harga dimana kedua negara saling melakukan perdagangan. Kondisi penawaran dan permintaan pada keseimbangan parsial aliran perdagangan
juga turut mempengaruhi nilai tukar perdagangan dan volume perdagangan. Ketika permintaan dan penawaran pada keseimbangan parsial mengalami perubahan maka
kurva keseimbangan parsial akan mengalami pergeseran dan pergeseran kurva tersebut dapat merubah nilai tukar dan volume perdagangan negara bersangkutan.
Nilai tukar perdagangan mengacu pada nilai tukar perdagangan komoditi commodity term of trade. Peningkatan ataupun perbaikan nilai tukar perdagangan
yang dilakukan oleh negara bersangkutan akan menguntungkan bagi negara itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh harga yang diperoleh dari harga ekspornya akan lebih
tinggi dan meningkat secara relatif terhadap harga barang ataupun komoditi yang harus dibayarkan untuk mendapatkan produk atau komoditi impor. Nilai tukar juga
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan internasional. Tinggi rendahnya nilai mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain akan
mempengaruhi volume dan nilai ekspor suatu negara. Dari sisi permintaan, kondisi dimana terapresiasinya mata uang domestik
negara tujuan ekspor terhadap mata uang negara asal ekspor mengakibatkan harga suatu komoditi di luar negeri atau di pasar internasional relatif lebih murah
dibandingkan harga komoditi domestik yang relatif lebih mahal. Sehingga hal ini membawa implikasi terdorongnya penduduk domestik untuk membeli produk impor.
Tentunya hal ini akan mendorong terjadinya peningkatan volume impor dari negara tujuan ekspor. Sementara untuk sisi penawaran, kondisi dimana terdepresiasinya mata
uang domestik negara pengekspor, dalam hal ini Indonesia yaitu rupiah terhadap mata uang negara importir akan menyebabkan harga komoditi di pasar internasional
menjadi lebih murah dan mendorong terjadinya peningkatan jumlah penawaran ekspor. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penurunan nilai tukar depresiasi
menyebabkan terjadinya peningkatan ekspor sedangkan kenaikan nilai tukar apresiasi akan menyebabkan penurunan ekspor.
3.1.4 Model Regresi Panel Data