9 0,434
Valid 10
0,420 Valid
11 0,422
Valid 12
0,556 Valid
13 0,450
Valid 14
0,422 Valid
15 0,418
Valid 16
0,372 Valid
17 0,089
Drop 18
0,632 Valid
19 -0,075
Drop 20
0,430 Valid
21 -0,206
Drop 22
-0,028 Drop
23 0,596
Valid 24
0,352 Valid
25 0,467
Valid 26
0,435 Valid
27 0,574
Valid 28
0,490 Valid
29 0,337
Valid 30
0,532 Valid
31 0,438
Valid 32
0,350 Valid
33 0,359
Valid 34
0,032 Drop
35 0,405
Valid
Berdasarkan perhitungan validitas soal pada uji coba instrumen siklus I didapatkan 30 butir soal valid dan 5 butir soal tidak valid. Sehingga soal yang
akan digunakan untuk mengukur hasil belajar sejarah siswa pada kelas sampel yang valid. Berikut ini hasil interpretasi validitas uji coba instrumen hasil
belajar sejarah siswa pada siklus II:
Tabel 3.3 Hasil Interpretasi Validitas Uji Coba Instrumen Hasil Belajar
Sejarah Siswa Pada Siklus II: No
r
hitung
r
tabel
Status
1 0,259
0,334 Drop
2 0,345
Valid 3
0,123 Drop
4 0,308
Drop 5
0,535 Valid
6 0,474
Valid 7
0,504 Valid
8 0,538
Valid 9
0,372 Valid
10 0,433
Valid 11
0,461 Valid
12 0,521
Valid 13
0,371 Valid
14 0,369
Valid 15
0,383 Valid
16 0,452
Valid 17
0,396 Valid
18 0,464
Valid 19
0,352 Valid
20 0,546
Valid 21
0,369 Valid
22 0,523
Valid 23
-0,063 Drop
24 0,543
Valid
25 0,488
Valid 26
0,461 Valid
27 0,405
Valid 28
0,384 Valid
29 0,043
Drop 30
0,452 Valid
Berdasarkan perhitungan validitas soal pada uji coba instrumen siklus II didapatkan 25 butir soal valid dan 5 butir soal tidak valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Dalam sebuah tes, validitas itu penting dan reliabilitas itu perlu karena suatu tes mungkin reliabel tetapi tidak valid. Sebaliknya sebuah tes yang valid
biasanya reliabel, oleh karena itu jika sudah mengetahui instrumen soal mana saja yang valid, maka tahap selanjutnya adalah tahap mengukur reliabilitas
pada sekumpulan butir soal yang telah terbukti valid. Reliabilitas instrumen berhubungan dengan keajekkan suatu tes. Pada
penelitian ini peneliti menggunakan 1 kelas yang berbeda untuk uji instrumen. Jadi reliabilitas dilakukan untuk setiap uji coba yang dilakukan agar
mendapatkan instrumen yang sesuai dan layak untuk diujikan kepada subyek penelitian. Perhitungan uji reliabilitas pada siklus I dan II ini rumus yang
digunakan peneliti adalah rumus Kuder - Richardson K-R.20
8
, rumusnya yaitu:
2 11
2
1
t i
i t
s p q
k r
k s
Keterangan : r
11
: Koefisien reliabilitas k
: Jumlah soal
i
p
: Proporsi banyak subjek yang menjawab benar pada butir soal ke-i
i
q
: Proporsi banyak subjek yang menjawab salah pada butir soal ke-i
8
Erman Suherman. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka. Depdikbud. 1993 hlm.160
s
t 2
: Varians dari skor total Setelah diperoleh nilai
11
r
, dan nilai ini dibandingkan dengan nilai
tabel
r
dengan taraf signifikan
0, 05
. Adapun kriteria pengujian uji coba reliabilitas butir soal sebagai berikut :
a. Jika r
11
r
tabel
maka butir soal reliabel. b. Jika r
11
≤ r
tabel
maka butir soal tidak reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan analisis uji reliabilitas pada siklus I yang
diperoleh pada uji coba instrumen
11
= ℎ
= 0,873 dan nilai =
0,334. Sehingga diperoleh ℎ
= 0,873 0,334 = . Berdasarkan
hasil perhitungan analisis uji reliabilitas pada siklus II yang diperoleh pada uji coba instrumen, diperoleh
11
= ℎ
= 0,853 dan nilai = 0,334.
Sehingga diperoleh ℎ
= 0,853 0,36 = . Dapat disimpulkan
bahwa uji coba instrument siklus I dan II reliabel. Berikut ini merupakan rekapitulasi hasil perhitungan reliabilitas pada siklus I dan siklus II.
Tabel 3.4 Hasil Interpretasi Reliabilitas Uji Coba Instrumen Hasil Belajar
Sejarah Siswa Pada Siklus I dan Siklus II Siklus
Kemampuan Kriteria
Kategori
I
Hasil Belajar Sejarah
0,873 0,334
Reliabel Sangat Tinggi
II
0,853 Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel 3.5 diperoleh bahwa soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar sejarah siswa pada siklus I dari total 35 soal yang
diujikan valid 30 soal. Sedangkan dari siklus II dari total 30 soal yang diujikan 25 valid. Reliabilitas pada Siklus I tergolong tinggi dengan perolehan
ℎ
= 0,873 0,334 =
, dan pada siklus II tergolong tinggi dengan perolehan ℎ
= 0,853 0,334 = . Jadi dapat disimpulkan bahwa soal layak
diujikan kepada siswa dikelas X SMK Pembangunan Global.
I. Analisis Data.
Pengolahan dan analisis data yang dimaksud adalah untuk mengolah data mentah berupa hasil penelitian agar dapat ditafsirkan dan mengandung makna.
Penafsiran data tersebut antara lain untuk menjawab pertanyaan pada rumusan masalah.
1 Untuk mengetahui keterlaksanaan media pembelajaran tipe Dongeng Bercerita yang meliputi aktivitas guru dan siswa.
Teknik analisis datanya dilakukan dengan cara dihitung dan dipaparkan secara sederhana hasil analisis lembar observasi setiap siklus. Kemudian dirata-
ratakan dan di presentasikan ke dalam grafik sederhana. Presentasi dihitung dengan persamaan :
100 Skor hasil observasi
Presentase x
Skor total
Tabel 3.5 Interpretasi Keterlaksanaan
Presentase Bobot
Kategori
≤54 Sangat Kurang
55-59 1
Kurang 60-75
2 Sedang
76-85 3
Baik 86-100
4 Sangat Baik
Sumber : Purwanto, 2009:103 2 Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran Sejarah
pada siklus.
100 jumlah jawaban benar yang dicapai oleh siswa
Ketercapaian individu x
Jumlah soal
Katercapaian klasikal =
100 Jumlah siswa yang tuntas
Jumlah seluruh s a
x isw
3 Untuk mengetahui nilai rata-rata peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran Sejarah pada setiap siklus dan akhir siklus.
Adapun untuk mengetahui nilai rata-rata peningkatan pemahaman siswa di gunakan rumus :
Rata-rara peningkatan kemampuan belajar siswa =
100 Jumlah skor total siswa
x Jumlah seluruh siswa
Tabel 3.6 Interpretasi Hasil Belajar
Sumber : Adi Suryanto, 2008: 47
J. Tindak Lanjut Pengembangan Perencanaan Tindakan.
Proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan Media Dongeng dalam pembelajaran IPS Sejarah Pada Materi Pedagang, Penguasa, dan
Pujangga pada Masa Klasik Hindu dan Budha berlangsung beberapa pertemuan. Observasi dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran. Hal ini
dilakukan dengan memperhatikan pedoman observasi kegiatan pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya dan untuk memperoleh gambaran
pembelajaran
media dongeng atau cerita
serta sesuai tidak langkah-langkah model pembelajaran dan proses pembelajaran yang berlangsung dengan
media dongeng atau cerita
di dalam kelas yang dilakukan peneliti sebagai observer. Penelitian ini dilakukan secara individu yang dimana peneliti Observer, guru
Guru Model, dan siswa Dokumentasi. Observasi ini fokus untuk aktivitas guru dan siswa.
Mengenai aktivitas guru dan siswa berdasarkan hasil data observasi yang telah dilakukan interaksinya berlangsung dengan cukup baik. Proses
pembelajaran pun dilaksanakan sesuai dengan media dongeng yang berlangsung selama beberapa pertemuan. Adapun tahap-tahap yang dilakukan
dalam proses pembelajaran ini adalah sebagai berikut : a. Memberikan materi.
No Presentase Hasil Belajar
Kategori
1 70
Kurang 2
70-79 Cukup
3 80-89
Tinggi 4
90-100 Sangat Tinggi
Tahapan yang dilakukan oleh guru adalah memberikan materi tentang Pedagang, Penguasa, dan Pujangga pada Masa Klasik Hindu dan Budha
setelah menerangkan guru memberikan contoh cara pembelajaran media dongeng di papan tulis di hubungkan dengan materi yang diberikan guru.
b. Pengelompokkan. Guru membentuk pengelompokkan peserta satu kelas terdiri dari 5
kelompok, setiap kelompok memiliki 6 sampai 7 peserta. Pengelompokkan ini tidak berdasarkan tingkat kepintaran, status sosial, agama, suku, warna kulit,
maupun lainnya. Pengelompokkan ini semua siswa dianggap sama tidak memiliki perbendaan apapun. Kemudian guru memberikan bahan ajar dan
contoh media dongeng kepada masing-masing kelompok, tiap satu kelompok di berikan contoh bercertita atau berdongeng. Walaupun siswa didik dibagi
menjadi kelompok namun diharapkan dalam pembuatan tugas secara bekerjasama, masing-anggota kelompok memiliki tugasnya masing-masing dan
tidak ada yang mengandalkan. Disini guru membebaskan siswa dalam pembuatan cerita atau dongeng dan tidak membatasinya dalam pembuatan
Cerita atau Dongeng tetai tetap dalam pengawasan guru sehingga timbul kreatifitas pada diri siswa. Setelah selesai guru meminta perwakilan dari
masing-masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil yang telah ada.
c. Guru memberikan tugas Buku Paket. Pada tahap ini Guru memberikan tugas buku paket dalam BAB II, untuk
dikerjakan perkelompok. Pada buku paket ini karena tidak adanya LKS, maka guru memberikan tugas pada BAB II dalam buku paket yang terdiri dari
beberapa materi dan di bagi menajdi beberapa pertemuan, dikerjakan setelah proses pengelompokkan pembuatan media dongeng atau cerita.
d. Kesimpulan. Setelah semua kegiatan terlaksana, maka siswa dan guru menyampaikan
kesimpulan dari materi yang diberikan. Dengan adanya kesimpulan tersebut guru dapat menilai apakah pembelajaran yang dilaksanakan berhasil diserap
oleh peserta didik.
K. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini antara lain: 1. Pelaksanaan pembelajaran dengan model discovery learning berjalan sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. 2. Adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa hingga mencapai
kualifikasi yang ditentukan sebagai berikut: a. Kriteria ketuntasan minimal KKM yang ideal adalah 75.
b. Persentase kelulusan ideal adalah 75. 3. Adanya peningkatan nilai rata-rata dari sebelum siklus, siklus I, dan siklus II