b Melakukan pertemuan dengan guru untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran.
c Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.
d Evaluasi tindakan 1.
Pada siklus 2 tindakan yang dilakukan adalah : 1 Rencana Plan, Rencana pelaksanaan PTK pada siklus 2 mencakup
beberapa kegiatan sebagai berikut : a Menetapkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Materi
Pembelajaran yang akan dicari alternatif pemecahannya. b Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP sebagai pedoman
pelaksanaan pembelajaran agar proses pembelajaran lebih terarah dan terpogram guna tercapainya tujuan pembelajaran.
c Menyiapkan kertas kosong A4 dan membagi kelompok d Menyusun instrument penelitian untuk mengumpulkan data-data yang
diperlukan berupa lembar observasi guru dan siswa. e Memberikan informasi kepada observer guru mata pelajaran IPS dan
rekan sejawat yang membantu dalam penelitian ini untuk mengamati jalannya pelaksanaan tindakan sesuai dengan instrumen-instrumen yang
ada f Mempersiapkan cara-cara melakukan observasi terhadap proses dan hasil
pada pelaksanaan tindakan yang berlangsung. 2 Tindakan Act, tindakan PTK merupakan implentasi atau penerapan
tindakan yang sesuai skenario pembelajaran RPP. a Menerapkan media dongeng yang telah disusun dalam RPP pada materi
Pedagang, Penguasa, dan Pujangga pada Masa Klasik Hindu dan Budha.
b Pada akhir pembelajaran mengadakan evaluasi. 3 Observasi Observe, observasi pada siklus 2 terdiri dari pengumpulan dan
analisis data tindakan kedua. a Observasi dan pengamatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP.
b Observasi dan pengamatan aktivitas guru menggunakan media
pembelajaran dongeng bercerita. c Observasi dab pengamatan kerjasama dan kreatifitas siswa dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan media dongeng. 4 Refleksi Reflect, kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi siklus II
adalah evaluasi tindakan kelas. Jika pada kenyataanya hasil dari ke-2 siklus tersebut, masih kurang untuk meningkatkan pemahaman siswa, maka akan
dilakukan siklus III, dan seterusnya. Model penelitian yang digunakan adalah model spiral dari Kemmis dan Taggrat yang dikutip oleh Rochiati
Wiriatmadja. REFLEKSI
PLAN
OBSERVE ACTION
REFLEKSI PLAN
OBSERVE ACTION
Bagan 2 Model Desain Kemmis Mc Taggart
F. Data dan Sumber Data.
Data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah, baik yang berupa angka-angka golongan
maupun yang berbentuk kategori, seperti baik, buruk, tinggi, rendah, dan sebagainya.
Jenis data dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas. penelitian tindakan kelas yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja di munculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang di lakukan oleh siswa
5
. G.
Instrument dan Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik non tes yang terdiri atas observasi, tes yang terdiri atas observasi, rekaman vidio dan dan
foto. Uraian masing-masing teknik tersebut di jelaskan lebih rinci dibawah ini : 1 Observasi
Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan sistematika dari fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk menemukan
data dan informasi dari gejala-gejala atau fenomena kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa secara sistematis dan didasarkan pada tujuan penyelidikan
yang telah dirumuskan. Observasi yang dilakukan observer ini adalah untuk melihat aktivitas
siswa dan guru serta untuk merekam dan memotret jalannya pembelajaran sesuai skenario pembelajaran.
2 Lembar Observasi Pada alat pengumpulan data berupa observasi ini menggunakan lembar
observasi untuk mengukur tingkat aktivitas siswa dalam belajar, menilai keprofesionalan guru dalam mengajar dan kefektifan model pembelajaran yang
digunakan. Peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi karena peneliti akan mengukur perilaku manusia, proses kerja serta gejala
alam. 3 Angket
Angket merupakan instrumen pengumpul data penelitian berupa sejumlah pertanyaan secara tertulis yang diberikan kepada subyek penelitian.
Pengambilan angket ditujukan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa. Daryanto mengatakan dengan kuisioner ini orang dapat diketahui
tentang keadaandata diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya dan lain-lain. Maksud dari pendapat di atas angket mampu mengukur tentang
5
Ibid, H. 3
pribadi, perasaan, kebiasaan, pengalaman, dan pendapatnya. Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan atau
yang memakai data tersbut. Dalam penelitian ini peneliti mengambil langsung data yang akan digunakan, berdasarkan teori peneliti menggunakan data primer
sebagai data yang dipakai dalam penelitian ini. Pengambilan data primer yang menggunakan angket ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan para siswa
dengan pembelajaran yang akhir-akhir ini mereka rasakan, dalam hal ini pembelajaran sejarah yang menggunakan media dongeng atau cerita. Angket
terdiri 11 butir pernyataan dengan penyebaran beberapa pernyataan positif dan negatif.
4 Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang langsung di tunjukan
pada subjek penelitian, namun melalui dokumentasi merupakan ciri dengan proses sistematis, proses yang di arahkan untuk menggeneralisasikan,
memanifestasikan dan mengikuti aturan tertentu. Proses sistematis, obyektif yang di gunakan untuk mengkaji masalah yang berkenaan dengan hubungan
antar variabel dengan cara mengumpulkan dan menganalisis keterangan atau informasi yang sesuai dengan lingkup batasan kajian, merupakan hakikat dari
penelitian. Salah satu sumber informasi untuk penelitian dapat diperoleh melalui keterangan yang terdapat dalam dokumentasi.
5 Tes Tes menggunakan instrumen soal untuk mengukur hasil belajar siswa.
Adapun bentuk tes dapat dilihat dari bentuknya yang terbagi menjadi dua yaitu: a
”Tes obyektif, istilah obyektif adalah tidak adanya faktor lain yang mempengaruhi proses pemeriksaan pekerjaan test”. Dengan artian tes
obyektif telah memiliki jawaban yang pasti dan tidak dapat diubah-ubah semaunya. Hal ini hanya memungkinkan siswa untuk menjawab soal
dengan satu jawaban saja, sehingga siswa tidak memiliki kebebasan mengeluarkan pendapat dalam menjawab soal. Ini sejalan dengan pendapat
Cece Rahmat dan Didi Suherdi, bahwa dalam tes obyektif, siswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengorganisasikan jawabannya sendiri,