Uji Homogenitas Pengujian Prasyarat Analisis
hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam penelitian ini baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama-sama mengalami peningkatan.
Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata kelas antara pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Data uji N-Gain, menunjukkan peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal tersebut dapat dilihat dari lebih
banyak siswa yang memperoleh nilai N-Gain dalam kategori tinggi pada kelas eksperimen, yaitu sebanyak 19 siswa memperoleh nilai tinggi, 11 siswa
memperoleh nilai N-Gain sedang dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai N-Gain rendah. Sedangkan pada kelas kontrol sebanyak 14 siswa memperoleh
nilai N-Gain tinggi, 11 siswa yang memperoleh nilai N-Gain sedang dan 5 siswa yang memperoleh nilai N-Gain rendah. Rata-rata nilai N-Gain kelas
eksperimen lebih tinggi, yaitu 0,78 termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan nilai rata-rata N-Gain kelas kontrol yaitu 0,62 termasuk kategori sedang
9
. Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dengan cara siswa
belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling berketergantungan positif
dan siswa bekerja sama secara mandiri. Model jigsaw dengan menggunakan strategi peta konsep yang dilakukan dalam penelitian ini di kelas eksperimen
dibagi menjadi tiga pertemuan, pertemuan pertama membahas tentang jaringan pada tumbuhan, pertemuan kedua membahas tentang organ tumbuhan
dan pertemuan ketiga membahas tentang transport dan adaptasi pada tumbuhan
Guru memberikan pretest pada pertemuan pertama untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang konsep struktur dan fungsi tumbuhan. Guru
memberikan penjelasan tentang konsep yang akan dibahas, cara membuat peta konsep yang benar, dengan cara menentukan konsep-konsep yang relevan dari
LKS yang telah dikerjakan. Siswa mengurutkan konsep-konsep dari konsep umum ke konsep yang lebih khusus dan contoh-contoh. Konsep yang lebih
umum diletakkan pada puncak dan konsep-konsep yang lebih khusus
9
Lampiran 15 hal 163
diletakkan dibawahnya setelah itu menghubungkan konsep-konsep itu dengan kata-kata penghubung.
Tahap selanjutnya masing-masing siswa bergabung dengan siswa dari kelompok lain yang mendapatkan lembar ahli dengan materi yang sama yang
disebut “kelompok ahli”. Kemudian kelompok ahli ini mengerjakan lembar ahli
10
bersama-sama dan setiap siswa dalam kelompok ahli harus menjelaskan kepada teman-teman kelompoknya. Dalam tahap ini peran guru lebih banyak
sebagai fasilitator, yaitu memfasilitasi agar pelaksanaan kegiatan diskusi dalam kelompok ahli maupun penularan dalam kelompok asal berjalan secara
efektif dan optimal.
11
Kelompok ahli kembali kepada kelompok asal. Lalu masing-masing siswa menjelaskan materi yang dikerjakan di kelompok ahli kepada teman-teman
dalam kelompok asal. Hal ini menunjukkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam proses pembelajaran. Siswa tidak hanya bertanggung jawab untuk
dirinya sendiri melainkan setiap siswa dituntut untuk mengajarkan temannya di dalam kelompok. Dengan demikian proses pembelajaran menitikberatkan
kepada siswa itu sendiri. Hal ini dapat menciptakan suasana kelas yang aktif. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini juga menyajikan pengalaman belajar
berkelompok yang menyenangkan karena setiap siswa dapat berbicara dan berpendapat dalam memahami materi tersebut. Selain itu jigsaw juga
merupakan strategi yang mampu menciptakan pluralis di dalam sosial peserta didik, ras, suku, agama dan potensi-potensi lain.
12
Kelompok asal menyusun sebuah peta konsep
13
sesuai dari lembar ahli yang telah dikerjakan. Penggunaan peta dalam penelitian bertujuan untuk
memfokuskan setiap konsep yang dikerjakan siswa dan membantu siswa dalam memahami konsep yang sukar dengan sajian visual tentang topik yang
sedang dipelajari. Hasil skor peta konsep tertinggi tentang konsep jaringan
10
Lampiran 19 hal 192
11
Sofan Amri, Pengembangan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2013, Hal. 11
12
Martinis Yamin, Strategi Metode Dalam Model Pembelajaran, Jakarta:Referensi GP Press Group, 2013, Hal. 90
13
Lampiran 20 hal 232