Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Hubungan antara kelompok asli dan asal lihat gambar berikut: Gambar 2.1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw 28 tiap kelompok ahli memiliki satu anggota dari tim asal b. Jenis Jigsaw dan Langkah-Langkah Pelaksanaannya 1 Jigsaw I Metode jigsaw ini mirip dengan jigsaw II dalam sebagian besar aspeknya, tetapi juga mempunyai perbedaan penting. Dalam jigsaw I, para siswa membaca bagian-bagian yang berbeda dengan yang dibaca oleh teman satu timnya. Ini memang berguna untuk membantu para ahli menguasai informasi yang unik, sehingga membuat tim sangat menghargai kontribusi tiap anggotanya. Misalnya, dalam unit tentang chile, satu siswa mungkin saja memiliki informasi tentang ekonomi chile, satu siswa yang lain tentang geografinya, yang ketiga tentang sejarahnya, dan seterusnya. Untuk mengetahui segala sesuatu tentang chile, siswa harus bergantung kepada teman satu timnya. Jigsaw I juga membutuhkan waktu yang lebih sedikit dibandingkan dengan jigsaw II. Bacaannya singkat, hanya satu bagian dari seluruh unit yang harus 28 Durmus Kilic, The Effect Of Jigsaw Technique On Learning The Concept Of The Principles And Methods Of Teaching, From World Applied Science Journal 4 Supple 1: 109- 114, 2008, Pp. 111 dipelajari. Bagian yang paling sulit dari jigsaw orisinil ini adalah tiap bagain harus ditulis supaya dengan sendirinya dapat dipahami. 29 Model jigsaw, siswa bekerja kelompok selama dua kali. Yakni dalam kelompok sendiriasal siswa dan dalam “kelompok ahli”. Setelah anggota menjelaskan bagiannya masing-masing kepada teman-teman satu kelompoknya, mereka mulai bersiap untuk diuji secara individu biasanya dengan kuis. Guru memberikan kuis kepada setiap anggota kelompok untuk dikerjakan sendiri-sendiri, tanpa bantuan siapapun. Skor yang diperoleh setiap anggota dari hasil ujian atau kuis inidividu ini akan menentukan skor yang diperoleh kelompok masing-masing. 30 Kegiatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini diatur secara intruksional sebagai berikut: 31  Membaca Para siswa menerima topik ahli dan membaca meteri yang diminta untuk menemukan informasi yang berhubungan dengan topik mereka.  Diskusi kelompok ahli Para siswa dengan keahlian yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok-kelompok ahli.  Laporan tim Para ahli kembali mereka masing-masing kelompok asal untuk mengajari topik-topik mereka kepada teman satu timnya. 29 Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, Terj. Dari Cooperative Learning: Theory, Reserch And Practice Oleh Nurulita Yusron, Bandung: Nusa Media, 2011, h. 245 30 Huda, Op. Cit, h. 121 31 Indah Budi Lestari , “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Biologi Di MAN Babakan Lebaksiu Tegal ,” Skripsi Pada Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2009, h. 15, Dipublikasikan.  Tes Setelah selesai menjelaskan pembelajaran, siswa harus menunjukkan apa yang dipelajari selama bekerja kelompok dengan menggunakan tes secara individual. 2 Jigsaw II Metode jigsaw dikembangkan pertama kalinya oleh Aronson, lalu Slavin mengadopsi dan memodifikasinya kembali. Hasil modifikasi dikenal dengan metode jigsaw versi II. Jigsaw II dapat digunakan apabila materi yang akan dipelajari adalah yang berbentuk narasi tertulis. Metode ini paling sesuai untuk subjek-subjek seperti pelajaran ilmu sosial, literatur, sebagian pelajaran ilmu pengetahuan ilmiah, dan bidang-bidang lain yang tujuan pembelajaran lebih kepada penguasaan konsep dari pada penguasaan kemampuan. 32 Dalam metode ini, setiap kelompok “berkompetisi” untuk memperoleh penghargaan kelompok group reward. Penghargaan ini diperoleh berdasarkan performa individu masing-masing anggota. Setiap kelompok akan memperoleh poin tambahan jika masing-masing anggotanya mampu menunjukkan peningkatan performa dibandingkan sebelumnya saat ditugaskan mengerjakan kuis. 33 Teknis pelaksanaanaya hampir sama dengan jigsaw I, dalam jigsaw II ini, para siswa bekerja dalam tim yang heterogen, seperti dalam STAD dan TGT. Para siswa tersebut diberikan tugas untuk membaca beberapa bab atau unit, dan diberikan “lembar ahli” yang terdiri atas topik yang berbeda-beda yang harus menjadi fokus perhatian masing-masing anggota tim saat membaca. Setelah semua anak selesai membaca, siswa-siswa dari tim yang berbeda yang mempunyai fokus topik yang sama bertemu dalam “kelompok ahli” untuk mendiskusikan topik yang didapatkan siswa sekitar tiga puluh menit. Para ahli tersebut kemudian kembali ke tim asal secara 32 Robert E Slavin, Student Team Learning: A Practical Guide To Cooperative Learning, Washington DC: National Education Association Of The Unites States, 1991, Pp. 47 33 Huda,op.cit, h. 118 bergantian mengajari teman satu timnya mengenai topik yang didiskusikan. Yang terakhir adalah para siswa menerima penilaian yang mencakup seluruh topik, dan skor kuis yang menjadi skor tim, skor-skor dikontribusikan para siswa kepada timnya didasarkan kepada skor perkembangan individual, dan para siswa yang timnya meraih skor tertinggi akan menerima sertifikat atau bentuk-bentuk rekognisi tim lainnya. Sehingga, para siswa termotivasi mempelajari materi dengan baik dan untuk bekerja kerasa dalam kelompok ahli supaya dapat membantu timnya melakukan tugas dengan baik. 34 3 Jigsaw III Metode jigsaw yang ketiga ini dikembangkan oleh Kagan. Tidak ada perbedaan yang menonjol antara JIG I, JIG II, dan JIG III dalam tata laksana dan prosedurnya masing-masing. Hanya saja, dalam JIG III, kagan lebih fokus pada penerapannya di kelas-kelas bilingual. Kelas bilingual dapat dipahami sebagai kelas yang didalamnya terdapat para pembelajar bahasa Inggris dari berbagai daerah dengan level profiency yang berbeda-beda. Dalam kelas bilingual biasanya terdapat 1 siswa-siswa yang mempelajari bahasa inggris sebagai bahasa nasional, 2 siswa-siswa yang bahasa nasionalnya bukan bahasa inggris, 3 siswa-siswa yang bahasa nasionalnya bukan bahasa inggris namun mereka mahir berbahasa inggris. Karena diterapkan dalam kelas bilingual, maka JIG III pada umumnya menggunakan bahasa inggris untuk materi, bahan, lembar kerja, dan kuisnya. 35 c. Kelebihan Model Jigsaw Jhonson and jhonson melakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif model jigsaw yang hasilnya menunjukkan bahwa interaksi 34 Slavin, op. cit., h. 237 35 Huda, op.cit., h. 122 kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. 36 Pengaruh positif tersebut adalah: 1 Meningkatkan hasil belajar 2 Meningkatkan daya ingat 3 Dapat digunakan untuk mencapai taraf penalaran tingkat tinggi 4 Mendorong tumbuhnya motivasi instrinsik kesadaran individu 5 Meningkatkan hubungan antarmanusia yang heterogen 6 Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah 7 Meningkatkan sikap positif terhadap guru 8 Meningkatkan harga diri anak 9 Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif, dan 10 Meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong.

5. Strategi Pembelajaran

a. Pengertian Strategi Strategi diartikan sebagai sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 37 Strategi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. 38 Jadi strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan guru, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaan sumber belajar dan penilaian asesmen agar pembelajaran 36 Davi Sulaiman Putra, dan Sasmita Kristina Yuli Hartati, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Chest Pass Pada Permainan Bola Basket, Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02, 2014, h. 528 37 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasikan Standar Proses Pendidikan Jakarta: Kencana Media Grup, 2008, h. 126 38 Akhmad Sudrajat , Pengertian Pendekatan Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran, h. 2 Http:103.23.244.11DirektoriFIPJUR._PEND._LUAR_SEKOLAH197012101998022- IIP_SARIPAHPengertian_Pendekatanx.Pdf lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 39 b. Macam-Macam Strategi Strategi belajar yang dapat digunakan dan diajarkan, yaitu: 40 1 Strategi mengulang, yaitu mengulang pelajaran dan menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan awal. 2 Strategi Elaborasi Elaboration Strategies, yaitu proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang dengan menggunakan gabungan dan hubungan antara informasi baru dengan apa yang telah diketahui. Dapat dilakukan dengan cara dengan pembuatan catatan, analogi, dan PQ4R. 3 Strategi Organisasi Organization Strategies, yaitu strategi yang bertujuan untuk membantu pelajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru, terutama dilakukan dengan struktur-struktur pengorganisasian baru pada bahan-bahan tersebut. Strategi organisasi dapat terdiri dari pengelompokan ulang ide-ide atau istilah-istilah menjadi sub set yang lebih kecil seperti Outlining, mapping, mnemonics yang meliputi pemotongan, akronim dan kata terkait.

6. Peta Konsep

a. Pengertian Peta Konsep Concept Maping Peta konsep dikembangkan oleh guru besar Joseph D. Novack dari Cornell universitas. Peta konsep adalah teknik yang secara visual mewakili struktur informasi bagaimana konsep di dalam suatu daerah saling berhubungan. Peta konsep ini didasarkan pada teori Ausubel yaitu 39 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, h. 20 40 Devi Meliyawati, Pengaruh Penggunaan Strategi Belajar Peta Konsep Concept Mapping Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Semester II SD Negeri Gedong 02 Kecamatan Banyubiru tah un 20112012”, skripsi pada Universitas kristen Satya Wacana Salatiga, Salatiga, 2012, h. 12, dipublikasikan tentang pelajaran penuh makna yang menekankan bahwa belajar pengetahuan baru adalah bergantung pada apa yang telah dikenal. 41 Peta konsep adalah istilah yang dikenal dengan sebutan “consep mapping” atau “Pattern Noting” Pannen mengartikan peta konsep sebagai peta kognitif yang dapat memperlihatkan arti suatu konsep berdasarkan proposisi konsep tersebut dengan konsep-konsep lain. 42 Peta konsep merupakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik. 43 Secara sederhana peta konsep hanya terdiri atas dua konsep yang dihubungkan oleh suatu kata penghubung untuk membentuk suatu proposisi. Misalnya “air diperlukan untuk makhluk hidup” akan merupakan suatu peta konsep yang sederhana sekali, terdiri atas dua konsep, yaitu air dan makhluk hidup dihubungkan oleh kata diperlukan. Proposisi yang menyangkut konsep “makhluk hidup” dapat diperluas kembali arti ketelitiannya. Proposisi-proposisi itu antara lain adalah: makhluk hidup seperti tumbuhan, makhluk hidup seperti hewan, makhluk hidup itu bernafas. Maka, belajar bermakna lebih mudah jika konsep-konsep baru dikaitkan pada konsep yang lebih inklusif, maka peta konsep harus disusun secara hirarki. Konsep yang lebih inklusif ada di puncak. Makin kebawah konsep-konsep diurutkan makin menjadi lebih khusus. 41 Eric Plotnick, Concept Mapping: A Graphical System For Understanding The Relationship Between, Eric Digests, 1997, h. 2 42 C.I. Yogihati, Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fisika Umum Melalui Pembelajaran Bermakna Dengan Menggunakan Peta Konsep, Edukasi, 6, 2010, h. 105 43 Ika Rohmawati , “Peningkatan Pemahaman Siswa Dengan Metode Penugasan Peta Konsep Pada Konsep System Peredaran Darah ” Skripsi Pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011, h. 13, Tidak Dipublikasikan Gambar 2.2 Peta konsep yang memperlihatkan konsep yang berkaitan 44 b. Ciri-Ciri Peta Konsep Pemahaman terhadap peta konsep dapat lebih jelas, maka Tianto, 45 mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut: 1 Peta konsep atau pemetaan konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu studi, apakah itu bidang fisika, kimia, biologi, matematika. Dengan menggunakan peta konsep, siswa dapat melihat bidang studi itu lebih jelas dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna. 2 Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi, atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan-hubungan proporsional antara konsep- konsep. 3 Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama. Ini berarti ada konsep yang lebih inklusif dari pada konsep-konsep yang lain. 4 Bila dua atau lebih konsep digambarkan dibawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hirarki pada peta konsep tersebut. 44 Zulfiani, Op. Cit, h. 30 45 Trianto, Op.Cit, h. 159 Makhluk hidup tumbuhan hewan air molekul gerak panas padat hewan gas cair dapat dapat mengandung mengandung Dalam keadaan Meningkat karena beruba dapat dapat dapat

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi

1 20 162

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Pengaruh startegi peta konsep (concept mapping) terhadap hasil belajar fisika siswa: studi quasi eksperimen di MTs Al-Mukhsin Cibinong

1 8 88

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui penerapan Metode Jigsaw Pada Pelajaran PKN Materi Perundang-undangan Tingkat Dan Daerah Siswa Kelas V SDN Pondok Kacang Timur 03

0 5 128

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TEKNIK MERINGKAS MENGGUNAKAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMAN KELAS XI IPA DI KABUPATEN ACEH TAMIANG.

0 1 16

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 SEI BINGAI LANGKAT.

0 1 23

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TEKNIK MERINGKAS CATATAN MENGGUNAKAN MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KECAKAPAN SOSIAL MAHASISWA.

0 0 28

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PETA KONSEP (CONCEPT MAP) PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PETA KONSEP (CONCEPT MAP) DENGAN MEDIA VISUAL POKOK MATERI EKOSISTEM PADA SISWA

0 0 14

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW

0 0 7