Uji Hipotesis Pengujian Prasyarat Analisis

diletakkan dibawahnya setelah itu menghubungkan konsep-konsep itu dengan kata-kata penghubung. Tahap selanjutnya masing-masing siswa bergabung dengan siswa dari kelompok lain yang mendapatkan lembar ahli dengan materi yang sama yang disebut “kelompok ahli”. Kemudian kelompok ahli ini mengerjakan lembar ahli 10 bersama-sama dan setiap siswa dalam kelompok ahli harus menjelaskan kepada teman-teman kelompoknya. Dalam tahap ini peran guru lebih banyak sebagai fasilitator, yaitu memfasilitasi agar pelaksanaan kegiatan diskusi dalam kelompok ahli maupun penularan dalam kelompok asal berjalan secara efektif dan optimal. 11 Kelompok ahli kembali kepada kelompok asal. Lalu masing-masing siswa menjelaskan materi yang dikerjakan di kelompok ahli kepada teman-teman dalam kelompok asal. Hal ini menunjukkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam proses pembelajaran. Siswa tidak hanya bertanggung jawab untuk dirinya sendiri melainkan setiap siswa dituntut untuk mengajarkan temannya di dalam kelompok. Dengan demikian proses pembelajaran menitikberatkan kepada siswa itu sendiri. Hal ini dapat menciptakan suasana kelas yang aktif. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini juga menyajikan pengalaman belajar berkelompok yang menyenangkan karena setiap siswa dapat berbicara dan berpendapat dalam memahami materi tersebut. Selain itu jigsaw juga merupakan strategi yang mampu menciptakan pluralis di dalam sosial peserta didik, ras, suku, agama dan potensi-potensi lain. 12 Kelompok asal menyusun sebuah peta konsep 13 sesuai dari lembar ahli yang telah dikerjakan. Penggunaan peta dalam penelitian bertujuan untuk memfokuskan setiap konsep yang dikerjakan siswa dan membantu siswa dalam memahami konsep yang sukar dengan sajian visual tentang topik yang sedang dipelajari. Hasil skor peta konsep tertinggi tentang konsep jaringan 10 Lampiran 19 hal 192 11 Sofan Amri, Pengembangan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2013, Hal. 11 12 Martinis Yamin, Strategi Metode Dalam Model Pembelajaran, Jakarta:Referensi GP Press Group, 2013, Hal. 90 13 Lampiran 20 hal 232 tumbuhan adalah kelompok tiga dengan nilai skor total 54 sedangkan nilai terendah adalah kelompok satu dengan skor 38. Pada konsep organ tumbuhan nilai peta konsep tertinggi adalah kelompok empat dengan skor jumlah total 44, sedangkan nilai terendah diperoleh oleh kelompok lima dengan skor jumlah total 31. Pada konsep trasnportasi dan adaptasi tumbuhan nilai skor peta konsep tertinggi adalah kelompok satu dengan skor jumlah total 44, sedangkan nilai skor terendah ada pada kelompok dua dengan skor jumlah total 27 14 . Tahap selanjutnya adalah presentasi peta konsep yang dilakukan oleh perwakilan kelompok, hal ini sebagai alat evaluasi karena peta konsep bertujuan untuk memperjelas pemahaman suatu bacaan, dengan cara meminta siswa untuk membaca peta konsep dan menjelaskan hubungan antara konsep satu dengan konsep lain dalam satu konsep. Penelitian pada kelas kontrol diawali dengan memberikan pretest. Tahap selanjutnya siswa berkelompok secara heterogen. Masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Siswa membaca topik yang telah diberikan oleh guru. Guru memberikan lembar ahli pada masing-masing anggota kelompok. Siswa berkumpul dengan kelompok lain yang mendapatkan subtopik yang sama, kemudian berdiskusi. Tahap selanjutnya siswa kembali ke kelompok asal untuk mendiskusikan kembali topik yang didapatkannya. Selanjutnya siswa membuat rangkuman dan 3 kelompok terpilih secara acak maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil rangkuman yang telah dibuat. Rangkuman yang dibuat siswa berupa rangkuman secara umum tentang konsep yang sedang dibahas, nilai rata-rata rangkuman pada konsep jaringan tumbuhan adalah 57, pada organ tumbuhan siswa mendapatkan nilai rata-rata 52 dan pada konsep transportasi dan adaptasi tumbuhan mendapatkan nilai rata-rata 75 15 . Nilai rata-rata peta konsep pada konsep jaringan tumbuhan adalah 63, pada konsep organ tumbuhan adalah 36 dan pada konsep trasnportasi dan adaptasi tumbuhan adalah 83. 14 Lampiran 16 hal 166 15 Lampiran 17 hal 167

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi

1 20 162

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

Pengaruh startegi peta konsep (concept mapping) terhadap hasil belajar fisika siswa: studi quasi eksperimen di MTs Al-Mukhsin Cibinong

1 8 88

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui penerapan Metode Jigsaw Pada Pelajaran PKN Materi Perundang-undangan Tingkat Dan Daerah Siswa Kelas V SDN Pondok Kacang Timur 03

0 5 128

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TEKNIK MERINGKAS MENGGUNAKAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMAN KELAS XI IPA DI KABUPATEN ACEH TAMIANG.

0 1 16

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 SEI BINGAI LANGKAT.

0 1 23

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TEKNIK MERINGKAS CATATAN MENGGUNAKAN MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KECAKAPAN SOSIAL MAHASISWA.

0 0 28

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PETA KONSEP (CONCEPT MAP) PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PETA KONSEP (CONCEPT MAP) DENGAN MEDIA VISUAL POKOK MATERI EKOSISTEM PADA SISWA

0 0 14

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW

0 0 7