Tabel 4.12 Uji-t Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol Data
Taraf signifikan
α t
tabel
t
hitung
Keterangan
pretest 5
1,6716 0,51
H diterima
postest 5
1,6716 2,51
H ditolak
Data tabel 4.12 menunjukkan perolehan t
hitung
pada pretest adalah 0,51 dan pada posttest adalah 2,51. Sedangkan nilai t
tabel
pada taraf signifikan 5 adalah 1,6716. Hal ini menunjukkan bahwa pada pretest t
hitung
t
tabel
pada taraf signifikan 5
8
. Dapat disimpulkan bahwa pada tahap uji hipotesis dalam pretest tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar biologi
siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal sebaliknya, pada postest diperoleh t
hitung
t
tabel
pada taraf signifikan 5. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pada tahap uji hipotesis hasil posttest terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar Biologi siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
C. Pembahasan
Pengujian hipotesis dilakukan terhadap data pretest kelas eksperimen dan kontrol dengan menggunakan uji-t, menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Artinya kelas eksperimen dan kontrol memiliki kemampuan awal
yang sama. Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan strategi peta konsep concept map menunjukkan rata-rata hasil belajar
yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa di kelas kontrol yang hanya menggunakan model jigsaw.
Uji hipotesis statistik diperoleh t
hitung
t
tabel
2,51 1,6716 pada taraf 5. Yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
8
Lampiran 11, 14 hal 154, 161
hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam penelitian ini baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama-sama mengalami peningkatan.
Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata kelas antara pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Data uji N-Gain, menunjukkan peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal tersebut dapat dilihat dari lebih
banyak siswa yang memperoleh nilai N-Gain dalam kategori tinggi pada kelas eksperimen, yaitu sebanyak 19 siswa memperoleh nilai tinggi, 11 siswa
memperoleh nilai N-Gain sedang dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai N-Gain rendah. Sedangkan pada kelas kontrol sebanyak 14 siswa memperoleh
nilai N-Gain tinggi, 11 siswa yang memperoleh nilai N-Gain sedang dan 5 siswa yang memperoleh nilai N-Gain rendah. Rata-rata nilai N-Gain kelas
eksperimen lebih tinggi, yaitu 0,78 termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan nilai rata-rata N-Gain kelas kontrol yaitu 0,62 termasuk kategori sedang
9
. Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dengan cara siswa
belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling berketergantungan positif
dan siswa bekerja sama secara mandiri. Model jigsaw dengan menggunakan strategi peta konsep yang dilakukan dalam penelitian ini di kelas eksperimen
dibagi menjadi tiga pertemuan, pertemuan pertama membahas tentang jaringan pada tumbuhan, pertemuan kedua membahas tentang organ tumbuhan
dan pertemuan ketiga membahas tentang transport dan adaptasi pada tumbuhan
Guru memberikan pretest pada pertemuan pertama untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang konsep struktur dan fungsi tumbuhan. Guru
memberikan penjelasan tentang konsep yang akan dibahas, cara membuat peta konsep yang benar, dengan cara menentukan konsep-konsep yang relevan dari
LKS yang telah dikerjakan. Siswa mengurutkan konsep-konsep dari konsep umum ke konsep yang lebih khusus dan contoh-contoh. Konsep yang lebih
umum diletakkan pada puncak dan konsep-konsep yang lebih khusus
9
Lampiran 15 hal 163