peraturan pemerintah berpatokan pada dunia usaha dan seluk-beluknya. Rumitnya perizinan sangat kakunya peraturan saat itu membuat perubahan
sekecil apapun dinilai sebagai sebuah pelanggaran teknis atas izin. Pemberedelan yang menimpa DeTIK dan Editor pada tahun 1994 silam
merupakan bukti nyata dari pelanggaran teknis. Namun sudah menjadi rahasia umum bahwa akar permasalahannya adalah karena kedua media
tersebut memuat berita yang mengkritik orang-orang dekat presiden.
23
Terlepas dari berbagai gelombang bredel, sejak tahun 1978 pasarlah yang menentukan hidup matinya sebuah media, bukan
pemerintah. Beberapa memang diberangus pemerintah namun berbagai sumber turunnya penerbitan adalah terkait masalah pengumpulan dana.
Alasan utamanya adalah sejak SIUPP tidak lagi bisa diperjualbelikan, ekspansi perusahaan pers dilakukan lewat kerjasama manajeman dan
penanaman modal gabungan dengan media-media lain yang tidak jelas masa depannya. Yang terjadi adalah sederetan surat kabar daerah tumbang
sementara koran-koran kecil dihisap masuk kedalam imperium pers metropolis. Imperium terkaya tersebut antara lain adalah Kompas, Suara
Pembaruan, Tempo dan Media Indonesia.
24
5. Pers saat ini
Sejak jatuhnya rezim Soeharto dan memasuki era Reformasi, kran kebebasan pers di Indonesia telah dibuka. Saat ini khususnya, koran-koran
23
David T. Hill, Pers di Masa Orde Baru, h. 53-54.
24
David T. Hill, Pers di Masa Orde Baru, h. 60.
besar, stasiun televisi, serta kehadiran media online mengalami pertumbuhan yang pesat. Kebutuhan masyarakat akan informasi dan
didukung oleh kebebasan serta kemajuan teknologi menjadikan media massa saat ini sebagai lahan bisnis yang menguntungkan bagi para
pengusaha. Media massa di Indonesia sekarang ini memang lebih bersaing
ketat mencari keuntungan, bahkan tidak sedikit pemilik modal kuat ikut mengambil bagian dalam perusahaan media massa. Kondisi tersebut
membuat anggota konglomerasi pers tidak lagi memiliki kemerdekaan menentukan dirinya sendiri. Artinya peran media massa tidak semata-mata
memberikan informasi dan mencerahkan kehidupan masyarakat namun juga menjadi kepentingan bisnis didalamnya.
25
Setelah Orde Baru tumbang, kita memang masih melihat banyak bertumbuhan media berbasis internet seperti Detik.com, mandiri.com,
satunet.com serta beberapa surat kabar dan majalah yang kemudian merilis
versi online seperti Kompas, Media Indonesia, Republika, Gatra dan lain sebagainya. Namun jelas bahwa mereka tidak bisa disebut sebagai media
alternatif karena orientasinya adalah bisnis yang berbeda dengan media alternatif berbasis internet di era Orde Baru.
26
Media alternatif pada masa itu dapat di artikan sebagai media yang bergerak di luar media arus utama
25
Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, h.56-58
26
Ade Armando dkk, Media dan Integrasi Sosial Jembatan Antar Umat Beragama, Jakarta: Center for The Study and Culture CSRC UIN Syarif Hidayatullah, 2011, h. 71
mainstream yang membentuk situasi ke arah solidaritas sosial untuk melawan rezim Orde Baru kala itu.
Saat tujuan komersial yang utama, para pengelola media akan menempatkan apa yang disukai masyarakat sebagai penentu utama. Dalam
kondisi seperti ini, media jadi berorientasi pada menyajikan hal-hal yang menyenangkan hati konsumen, kendatipun itu mungkin bukan sesuatu
yang relevan dengan kepentingan publik.
27
Intervensi pemilik media kian tak bisa terelakkan. Intervensi ini biasanya menyangkut ruang atau rubrik pemberitaan yang kadang tidak
berimbang atau kurang proporsional bagi orang atau institusi pemberi iklan terhadap media tersebut. Sebab sebagaimana dikeyahui bersama,
media tidak bisa hanya mengandalkan daya survival mereka pada pangsa pasar tradisional semisal pelanggan regular dan pembeli eceran. Dalam
industri media modern, iklan menjadi tulang punggung utama yang menentukan apakah media bisa survive atau tidak. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan iklan, tak jarang media harus berpihak atau membela terlebih dahulu kepada kepentingan institusi tertentu yang memiliki kemungkinan
untuk memberikan iklannya kepada media tersebut.
28
Belakangan muncul inisiatif memanfaatkan jejaring dunia maya menjadi jurnalisme warga citizen journalism dimana setiap anggota
pengguna internet dapat memanfaatkan suatu jejaring seperti Twitter,
27
Ade Armando dkk, Media dan Integrasi Sosial Jembatan Antar Umat Beragama, h. 19
28
Ade Armando dkk, Media dan Integrasi Sosial Jembatan Antar Umat Beragama, h. 116
Facebook dan yang lainnya untuk kemudian menjadikan mereka sebagai wartawan yang dapat aktif mengabarkan apa saja yang perlu diketahui
oleh orang lain. Jejaring sosial ini juga menjadi wadah menyalurkan opini dan menggalang solidaritas melawan ketidakadilan.
29
Jadi dapat dikatakan bahwa dalam konteks citizen journalism ini, masyarakat dapat menjadi
produsen bukan saja menjadi konsumen informasi. Kehadiran internet dan jejaring sosial menjadikan sebuah ruang
publik baru yang memungkinkan masyarakat bertukar pendapat dan membangun opini bersama secara bebas tanpa tekanan dari negara.
Perwujudan ruang publik di media massa ini menjadi bagian penting dalam menegakkan demokrasi dan penguatan partisipasi civil society
masyarakat sipil. Sementara itu menurut GunGun Heryanto, penggunaan internet
dapat berrfungsi untuk kegiatan politik. Hal ini terkait dengan beberapa faktor diantaranya adalah sistem politik yang berjalan kian demokratis
pasca reformasi menimbulkan tumbuh kembangnya kebebasan pers dan kebebasan menyatakan pendapat. Kebebasan tersebut menyebabkan setiap
orang menggunakan internet untuk menyampaikan ide, gagasan, protes, himbauan dan tekanan kepada kekuasaan. Fenomena tersebut dengan
sendirinya memunculkan ruang publik baru new public sphere dalam proses demokrasi di dunia cyber melalui proses konvergensi simbolik di
29
Ade Armando dkk, Media dan Integrasi Sosial Jembatan Antar Umat Beragama, h. 72.
situs jejaring sosial social network sites dan weblog interaktif. Komunitas virtual di jejaring sosial dapat menjadi kelompok pengontrol
dan penekan yang memunculkan fenomena kesadaran kelompok dari attentive public
publik berperhatian di masyarakat. Karena interaksi public attentive
di dunia maya tidak dapat diintervensi oleh negara maupun di dominasi oleh pasar.
30
B. Profil Detik.com