b. “Menag Segera Tindaklanjuti Fatwa MUI Gafatar Sesat dan
Menyesatkan” pada edisi Rabu, 3 Februari 2016 pukul 17:15 WIB. c.
“MUI Nyatakan Gafatar Sesat, Ini Tanggapan Menko Luhut” pada edisi Kamis, 4 Februari 2016 pukul 12:38 WIB.
d. “Pimpinan DPR Taufik Kurniawan: Proses Hukum Pengurus
Gafatar” pada edisi Kamis, 4 Februari 2016 pukul 13:25 WIB. 2.
Republika Online a.
“MUI Nyatakan Gafatar Sesat dan Menyesatkan” pada edisi Rabu, 3 Februari 2016 pukul 14:35 WIB.
b. “Gafatar difatwa Sesat, Menag Minta Pengikutnya Dilindungi”
pada edisi Rabu, 3 Februari 2016 pukul 21:29 WIB. c.
“Umat Islam Dinilai Krisis Panutan” pada edisi Kamis, 4 Februari 2016 pukul 05:00 WIB.
d. “MUI Minta Pemerintah Segera Proses Hukum Pimpinan
Gafatar ” pada edisi Kamis, 4 Februari pukul 12:35 WIB.
5. Teknik Pengumpulan Data
a.
Observasi Teks
Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode observasi teks atau document research. Dalam penelitian ini, peneliti
mengobservasi teks-teks pemberitaan mengenai Ormas Gafatar sebagai aliran sesat di Detik.com dan Republika Online edisi Februari 2016.
Peneliti mengumpulkan berbagai macam bentuk data yang ada pada wacana pemberitaan dalam teks pemberitaan kedua media tersebut.
b.
Wawancara
Wawancara atau interview merupakan sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara melakukan tanya jawab
sambil bertatap muka antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai.
19
Dalam penelitian ini yang diwawancarai merupakan tim redaksi dari Detik.com dan Republika Online. Yaitu Ahmad Subarkah selaku
asisten redaktur pelaksana Republika Online dan Erwin Dariyanto selaku News Editor
dari Detik.com. Peneliti melakukan wawancara seputar medan wacana, pelibat wacana dan sarana wacana dalam pemberitaan aliran sesat
Gafatar di kedua media tersebut. Hasil wawancara ini kemudian dijadikan data tambahan dalam proses analisis data.
c.
Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data dengan cara mengkaji buku-buku, website, artikel dan lainnya yang berhubungan dengan materi
penelitian dan selanjutnya dijadikan bahan argumen.
19
Moh. Nazin, Metode Penelitian, Bandung: Ghalia Indonesia, 1999, h.234.
6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan oleh peneliti adalah model analisis semiotika sosial M.A.K Halliday. Pada umumnya
ada tiga jenis masalah yang hendak diulas dalam analisis semiotika.
Pertama, membahas masalah makna the problem of meaning, yaitu tentang bagaimana orang memahami pesan. Kedua, masalah
tindakan the problem of action atau pengetahuan tentang bagaimana memperoleh sesuatu melalui pembicaraan. Ketiga, masalah koherensi
problem of coherence, yang menggambarkan bagaimana membentuk suatu pola pembicaraan masuk akal logic dan dapat dimengerti
sensible.
20
Dalam semiotika sosial, ada tiga unsur yang menjadi pusat perhatian penafsiran teks secara kontekstual, yaitu:
21
a. Medan Wacana field of discourse: menunjuk pada hal yang terjadi pada tindakan sosial yang sedang berlangsung dan apa yang
dijadikan wacana oleh pelaku media massa mengenai sesuatu yang
sedang terjadi di lapangan peristiwa.
b. Pelibat Wacana tenor of discourse menunjuk pada orang-orang yang ambil bagian dan dicantumkan dalam teks berita; sifat orang-orang
20
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, Analisis Framing,
h. 148
21
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika,
Semiotika, Analisis Framing, h. 148
itu, kedudukan dan peranan mereka. Dengan kata lain, siapa saja yang
dikutip dan bagaimana sumber itu digambarkan sifatnya.
c. Sarana Wacana mode of discourse menunjuk pada bagian yang diperankan oleh bahasa: bagaimana komunikator media massa
menggunakan gaya bahasa untuk menggambarkan medan situasi dan pelibat orang-orang yang dikutip. Lalu mengenai organisasi simbolik
teks, apakah menggunakan bahasa yang diperhalus atau vulgar dan sebagainya.
E. Tinjauan Pustaka