Dampak Aliran Sesat Aliran Sesat

3. Meyakini turunnya wahyu setelah Al-Qur‟an. 4. Mengingkari otentisitas atau kebenaran isi Al-Qur‟an. 5. Menafsirkan Al-Qur‟an tidak sesuai pada kaidah-kaidah tafsir. 6. Megingkari Hadits Nabi sebagai sumber ajaran Islam. 7. Menghina atau melecehkan atau merendahkan para nabi dan rasul. 8. Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul. 9. Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh Syari‟ah, seperti haji tidak ke Baitullah, shalat wajib tidak 5 waktu. 10. Mengkafirkan sesama muslim.

4. Dampak Aliran Sesat

Paham, aliran, dan gerakan kegamaan baru bermasalah yang banyak berbenturan dengan paham, aliran dan gerakan keagamaan yang telah lama mapan, dari segi sosiokultural dapat menimbulkan dampak sebagai berikut: 55 1. Dampak terhadap korban atau pengikut dapat berupa: a. Pengucilan oleh keluarga baik secara sosial maupun ekonomi. b. Terganggunya pendidikan korban baik prestasi belajar, disiplin maupun berkelanjutan pendidikan. c. Penghujatan dan pendiskreditan oleh pihak yang menentang. 55 Puslitbang Kementrian Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI , Pedoman Penanganan Aliran dan Gerakan Keagamaan Bermasalah di Indonesia , h.24-26. d. Pemberitaan secara merugikan baik oleh media massa maupun oleh masyarakat dari mulut ke mulut. e. Keadaan psikologis yang tertekan dan terintimidasi berproses frustrasi, konflik batin, anxietas, depressi berwujud stress sehingga menimbulkan gejala keabnormalan jiwa seperti kelainan jiwa adjustive mechanism, gangguan jiwa psychoneuroses, penyakit jiwa psychoses, penyakit phisik akibat guncangan jiwa psychosomatic, dan gangguan khusus specific disorders lainnya. f. Perubahan pola hidup yang keluar dari kebiasaan, serta membangun relasi yang anti sosial. g. Pelarian dari situasi dan kondisi wajar ke arah yang lebih buruk. h. Pemidanaan dan pemenjaraan. 2. Dampak terhadap keluarga dapat berupa: a. Perpecahan anggota keluarga antara anak dan orang tua, keluarga dan anggota keluarga serta kerabat lainnya. b. Pengucilan dari masyarakat sekitar terhadap keluarga. c. Penanggungan beban psikologis dan ekonomi atas keluarga. d. Rentan terpengaruhi dan terindoktrinasi lebih awal menjadi korban. e. Perampasan hak berkeluarga. f. Perampasan hak mendapatkan nafkah. 3. Dampak terhadap masyarakat dapat berupa: a. Timbulnya aksi dan reaksi antar anggota dan kelompok masyarakat. b. Timbulnya konflik dalam masyarakat yang berpotensi melahirkan disintegrasi sosial. c. Timbulnya rasa takut akan menjadi korban penyimpangan. d. Termanipulasi oleh paham dan ajaran yang salah. e. Menderita kekerasan fisik dari kelompok yang tidak sepaham. 4. Dampak terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara dapat berupa: a. Ancaman terhadap Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara. b. Ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. c. Memupuk tumbuh dan berkembangnya ideologi religiusitas baru yang merusak tatanan kekitabsucian, aqidah, peribadatan, tarikh, dan akhlak mulia; serta mengobrak-abrik falsafah dan regulasi acuan kehidupan berbangsa dan bernegara. 5. Dampak terhadap citra Indonesia di dunia internasional a. Terorisme dan konflik keagamaan menjadi catatan penting yang memengaruhi iklim investasi di Indonesia. b. Citra Indonesia sebagai negara yang penuh kerukunan dan harmoni di mata dunia juga menurun akibat konflik dan kekerasan atas dasar aliran dan gerakan keagamaan mainstream versus aliran dan gerakan keagamaan bermasalah yang penuh kontroversi. 53

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Pers di Indonesia

1. Masa Penjajahan Belanda

Sejarah pers di Indonesia menurut Supriyanto yang dikutip Mondry, dapat diklasifikasikan menjadi dua periode. Periode tersebut meliputi masa penjajahan dan masa setelah kemerdekaan hingga kini. Atas dasar tersebut dapat dikatakan bahwa surat kabar yang tercatat muncul pertama di Indonesia adalah Baviasche Nouvelles pada tahun 1744. Surat kabar tersebut terbit di Batavia, dan diterbitkan oleh orang kulit putih yang mendukung sistem pemerintahan kolonial pada masa itu. 1 Dari surat kabar ini dapat diketahui pula mengenai peranan kaum militer Belanda dan sejarah agama Kristen di Indonesia. Selain itu terdapat pula iklan yang umumnya tentang berita kematian, penguburan, juga mengenai iklan penawaran dan pembelian barang. 2 Perkembangan sejarah pers Belanda sampai akhir abad ke-19 di Hindia Belanda bertalian erat dengan suasana masyarakat kolonial. Para pejabat Belanda pada saat itu memerintah dengan otoriter dan mempertahankan sistem kasta dalam mengatur kehidupan di Hindia Belanda. Sebuah media massa yang dapat membuka kemungkinan 1 Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik Bogor: Ghalia Indonesia, 2008,h.30. 2 Nurudin, Jurnalisme Masa Kini Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009 h, 31.