Analisis Pemberitaan tanggal 3 Februari 2016 “MUI: Gafatar Sesat Analisis Pemberitaan tanggal 3 Februari 2016 “Menag Segera

A. Analisis Semiotika Sosial Pemberitaan Detik.com

1. Analisis Pemberitaan tanggal 3 Februari 2016 “MUI: Gafatar Sesat

dan Menyesatkan” Tabel 4.2 Kategori Temuan Keterangan Medan Wacana Field Of Discourse “Majelis Ulama Indonesia menyatakan ajaran kelompok Gerakan Fajar Nusantara Gafatar sebagai aliran sesat. Ajaran kelompok ini dinilai sesat karena mencampur adukan ajaran Islam, Kristen, dan Yahudi.” Paragraf 1 “... MUI memutuskan aliran Gafatar itu sesat, menyesatkan. Karena dia, yang pertama reinkarnasi, metamorfosis dari Alqiyadah Islamiyah. Menjadikan Ahmad Musadek itu sebagai guru spritualnya...” Paragraf 3 “...Ketua Fatwa MUI Hasanudin AF menambahkan bagi umat muslim Pernyataan MUI mengenai ajaran Gaftar sesat karena mencampuradukkan ajaran Islam Kristen dan Yahudi. MUI memutuskan ajaran Gafatar sesat karena merupakan metamorfosis dari Al Qiyadah Al Islamiyah dan menjadikan Ahmad Musadeq sebagai guru spiritualnya. Himbauan MUI melalui Hasanudin AF kepada yang menjalankan paham Gafatar maka diwajibkan kembali ke ajaran Islam.” Paragraf 4 “Mereka ini para eks Gafatar wajib dilindungi pemerintah...” Paragraf 5 pengikut Gafatar agar kembali kepada ajaran Islam. Penegasan bahwa persoalan Gafatar ini merupakan tanggungjawab pemerintah. Pelibat Wacana Tenor Of Discourse 1. KH. Ma‟ruf Amin 2. Ahmad Musadeq

3. Hasanudin AF

Ketua MUI; Penyampai Fatwa. Aktor dibalik pendirian dan pimpinan Gafatar. Ketua Fatwa MUI; memberikan himbauan kepada masyarakat. Sarana Wacana Mode Of Discourse “...MUI memutuskan aliran Gafatar itu sesat, menyesatkan. Karena dia, yang pertama reinkarnasi, metamorfosis dari Alqiyadah Islamiyah..” “...Mereka ini para eks Gafatar wajib dilindungi pemerintah...” Majas Paralelisme Tautologi. Penekanan bahwa persoalan Gafatar adalah tanggung jawab pemerintah.

a. Medan wacana

Ditinjau dari medan wacana teks yang dibicarakan dalam teks berita edisi ini adalah merujuk pada pernyataan yang dikemukakan oleh Majelis Ulama Indonesia MUI bahwa ajaran Gafatar merupakan aliran sesat. MUI menyatakan ajaran Gafatar sesat karena telah mencampuradukkan tiga ajaran agama yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Hal ini ditegaskan dalam kutipan berikut: Jakarta - Majelis Ulama Indonesia menyatakan ajaran kelompok Gerakan Fajar Nusantara Gafatar sebagai aliran sesat. Ajaran kelompok ini dinilai sesat karena mencampur adukan ajaran Islam, Kristen, dan Yahudi. 1 Setelah dilakukan pengkajian dari daerah-daerah, MUI memutuskan aliran Gafatar itu sesat, menyesatkan. Karena dia, yang pertama reinkarnasi, metamorfosis dari Alqiyadah Islamiyah. Menjadikan Ahmad Musadek itu sebagai guru spritualnya, ujar Maruf dalam jumpa pers di di Gedung MUI, Jl Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu 322016. 2 Dalam kutipan berita ini dijelaskan bahwa MUI menilai ajaran Ormas Gafatar ini merupakan aliran sesat berdasarkan tiga alasan. Pertama, karena dalam ajaran Gafatar, mereka mencampuradukkan tiga ajaran agama yakni Islam, Kristen dan Yahudi. Kedua, Gafatar dinilai MUI sebagai metamorfosis dari ajaran AlQiyadah Al Islamiyah. Ketiga, menjadikan Ahmad Musadeq sebagai guru spiritualnya. 1 “MUI: Gafatar Sesat dan Menyesatkan”, Detik.com, 3 Februari 2016, Paragraf 1. 2 “MUI: Gafatar Sesat dan Menyesatkan”, Detik.com, 3 Februari 2016, Paragraf 3. Ajaran dalam Gafatar ini dapat diklasifikasikan masuk ke dalam 10 kriteria paham dan aliran sesat berdasarkan ketetapan MUI hasil Munas tahun 2007 yang salah satunya yaitu meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan Al- Qur‟an dan Sunnah. Berdasarkan ketetapan MUI tersebutlah yang kemudian menjadi acuan dasar MUI mengeluarkan fatwa sesat kepada Gafatar yang dalam ajarannya menggabungkan tiga ajaran agama. Selanjutnya, mengenai ajaran Gafatar yang merupakan metamorfosis dari ajaran Al-Qiyadah Al-Islamiyah dan Pemimpinnya Ahmad Musadeq. Al- Qiyadah sendiri merupakan aliran yang dinyatakan sesat oleh MUI pada tahun 2007 dengan Ahmad Musadeq sebagai pemimpinnya dan keberadaannya dilarang oleh pemerintah. Atas dasar hal tersebut pula, MUI menyatakan Gafatar sebagai aliran sesat. Pada bahasan selanjutnya yang terdapat dalam alinea ke empat dan lima, MUI melalui Ketua Komisi Fatwanya, Hasanudin AF menghimbau kepada mayarakat agar masyarakat yang telah menjalankan ajaran Gafatar segera kembali kepada ajaran Islam yang benar. Yang tertuang dalam kutipan berikut: Sementara, Ketua Fatwa MUI Hasanudin AF menambahkan bagi umat muslim yang menjalankan paham Gafatar maka diwajibkan kembali ke ajaran Islam. Dia menekankan MUI akan berkoordinasi dengan pemerintah terkait upaya pencegahan paham ini kepada eks Gafatar maupun bagi masyarakat lain. 3 3 “MUI: Gafatar Sesat dan Menyesatkan”, Detik.com, 3 Februari 2016, Paragraf 4. Kami akan koordinasi dengan pemerintah. Mohon masyarakat muslim agar tidak mengucilkan eks Gafatar. Mereka ini para eks Gafatar wajib dilindungi pemerintah, sebut Hasanudin. 4 Dalam alinea terakhir, pengambilan kutipan langsung terhadap pernyataan yang dikeluarkan oleh Hasanudin AF menegaskan secara eksplisit bahwasanya Detik.com menganggap persoalan Gafatar ini merupakan pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan pemerintah. Kelanjutan nasib serta perlindungan terhadap para eks Gafatar ini merupakan kewajiban pemerintah.

b. Pelibat Wacana

Dari sisi pelibat wacana, sumber-sumber yang legitimate dikutip atau disebut Detik.com dalam berita edisi ini untuk menunjukkan bahwa berita ini penting sebagai bukti kesesatan Gafatar. Yang pertama adalah KH. Ma‟ruf Amin yang merupakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia MUI saat ini. Ma‟ruf Amin terpilih menjadi Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI Pusat masa bakti 2015-2020 menggantikan ketua umum sebelumnya Din Syamsudin. Pada berita ini Ma‟ruf Amin sebagai Ketua MUI yang menyampaikan fatwa kepada masyarakat perihal kesesatan Gafatar. Selanjutnya, yang kedua adalah Ahmad Musadeq. Ahmad Musadeq merupakan pimpinan dari Al-Qiyadah Al Islamiyah, sebuah organiasai yang difatwa sesat oleh MUI pada tanggal 4 Oktober 2007. Ahmad Musadeq kemudian divonis 4 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tahun 2008 atas pasal penodaan agama. Setelah itu, Ahmad Musadeq 4 “MUI: Gafatar Sesat dan Menyesatkan”, Detik.com, 3 Februari 2016, Paragraf 5. dianggap masih menyebarkan ajarannya, yaitu sebagai pimpinan komunitas Milah Abraham dan juga yang terakhir sebagai pemimpin Gerakan Fajar Nusantara Gafatar. Dalam berita ini, Ahmad Musadeq disebutkan dan terlibat dalam teks berita karena keterkaitannya dengan Gafatar serta keterkaitannya dengan ajaran dan gerakan sesat lainnya yang juga dipimpin olehnya. Ketiga adalah Hasanudin AF yang merupakan Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia. Dalam berita ini Hasanudin AF memberikan himbauan kepada masyarakat yang menjalankan paham Gafatar agar kembali kepada ajaran Islam yang benar. Serta mengatakan bahwa MUI akan berkoordinasi dengan pemerintah terkait hal tersebut.

c. Sarana Wacana

Dari sisi sarana wacana atau penggunaan gaya bahasa, berita ini menggunakan kata-kata yang mencoba melegitimasi bahwa Gafatar merupakan aliran sesat dengan merujuk pada putusan fatwa MUI. Sementara itu, contoh kalimat yang dapat dikaji dengan majas yang terdapat dalam berita edisi ini adalah majas paralelisme tautologi yang terdapat dalam kutipan “Karena dia, yang pertama reinkarnasi, metamorfosis dari Alqiyadah Islamiyah”. Majas paralelisme tautologi dapat diartikan sebagai penegasan dengan menggunakan kata yang sejajar atau kelompok kata penegasan dengan pengulangan kata, kelompok kata atau sinonimnya. 5 Kata „reinkarnasi‟ dan „metamorfosis‟ merupakan kedua kata yang bermakna sama, yang mencoba menggambarkan bahwa Gafatar merupakan perwujudan baru dari Al Qiyadah Al Islamiyah. Sementara itu, pada kalimat “...Mereka ini para eks Gafatar wajib dilindungi pemerintah...” Pengambilan kutipan langsung dalam teks berita tersebut, Detik.com berupaya memberikan aksentuasi bahwasanya perlindungan terhadap para mantan pengikut Gafatar ini merupakan kewajiban pemerintah.

2. Analisis Pemberitaan tanggal 3 Februari 2016 “Menag Segera

Tindaklanjuti Fatwa MUI Gafatar Sesat dan Menyesatkan” Tabel 4.3 Kategori Temuan Keterangan Medan Wacana Field of Discourse Kita menghargai dan menghormati putusan itu. Dan tentu Kementerian Agama, pemerintah akan menindaklanjuti putusan itu, fatwa tersebut, Paragraf 2. “Terkait paham keagamaan bagi bekas pengikut Gafatar, lanjut Lukman, harus dibangun Pernyataan yang disampaikan Mentri Agama, Lukman Hakim Saifuddin terkait fatwa sesat MUI kepada gafatar. Himbauan Menag kepada masyarakat agar membangun pendekatan 5 M. Isa Mulyoutomo, RAPET BINDO, Jakarta: Limas, 2011 h. 195. pendekatan yang empatik. Agar mereka bisa memegang pokok- pokok ajaran agama itu yang tidak dinilai sesat sebagaimana yang dipahami mayoritas mainstream masyarakat Indonesia, Paragraf 5 Mengenai pengusiran- pengusiran ini konteksnya bisa bermacam-macam, bisa persoalan sosial dan persoalan hukum, tentu harus dilihat kasus demi kasus, faktor penyebabnya dan sebagainya. Jadi kalau kemudian ada indikasi kuat pelanggaran hukum, tentunya aparat hukum yang harus menindaklanjuti. Atau kalau ada pelanggaran norma- norma sosial tentunya juga aparat penegak hukum, jelas Lukman. Paragraf 7 yang empatik untuk para pengikut Gafatar. Penjelasan Menag mengenai kasus Gafatar yang jika ada indikasi pelanggaran hukum dan norma sosial harus ditindak oleh aparat penegak hukum. Pelibat Wacana Tenor of Discourse

1. Lukman Hakim Saifuddin Mentri Agama Republik