Transkrip Wawancara Republika Online Narasumber: Ahmad Subarkah
Di Kantor Republika 13 Juni 2016
1. Apa kelebihan yang dimiliki ROL dibandingkan media online lain dalam konteks isi
berita? Ya kami ga bisa menilai diri kami sendiri, kamu yang harus nilai, gitu kan. Kami adalah
media massa umum. Republika itu inget loh, republika itu media massa umum loh bukan media massa Islam. Media massa umum tapi kita menyuarakan aspirasi Islam, jadi
semua orang, milik semua orang. Jadi itu nilai khasnya disitu. Itulah istimewanya Republika. Satu-satunya media massa umum yang menyuarakan sikap dari umat Islam.
2. Lalu apa strategi yang dilakukan oleh ROL agar pembacanya mudah mengerti
terhadap berita? Mudah mengerti ya kamu kan tau bahwa disitu ada apa, ya berita ya harus dekat,
sesederhana mungkin dan semua orang tau, tapi syaratnya tetap harus berlandaskan dengan kaidah jurnalistik. Kita tidak bisa keluar dari kaidah etika jurnalistik, tanpa itu
kami bukan media massa, mungkin kami hanya sekedar media sosial pribadi yang menyuarakan pendapat pribadi, tapi kami terikat pada atauran etika jurnalistik dan
hukum media massa, hukum pers kita.
3. Terkait isu, kriteria apa saja yang diangkat oleh ROL untuk dijadikan berita?
Isunya bisa apa saja, tentang semua hal-hal apa saja mulai dari ekonomi, politik sosial, olahraga. Kalau kriteria khusus engga ada.
4. Terkait isu gafatar, seberapa penting isu gafatar ini dijadikan pemberitaan oleh
ROL? Gafatar itu bagi umat islam adalah isu yang deket dengan umat islam karena ada
dikalangan umat Islam dan terkait dengan umat islam indonesia terutama. Jadi itu memang penting seperti apa sikap-sikap umat Islam itu sendiri. Jadi sebenarnya apasih
Gafatar itu yang harus disampaikan sampai sekarang kan tidak tahu, dan sampai sekarang pemimpinnya baru saja ditangkap lagi kan, karena ternyata ketahuan mereka
tidak hanya sekedar mendirikan komunitas tetapi seperti mendirikan sebuah negara dalam negara gitu kan. Jadi itu penting dan masyarakat tau sepeerti apa.
5. Pandangan ROL sendiri terhadap Gafatar ini dari segi sosial dan agama?
Dari segi kedua-duanya adalah masalah sosial dan masalah agama. Masalah sosial karena itu berhubungan dengan banyak orang kan, pasti ada persoalan sosial disitu
kan, ada persoalan ekonomi, politik, ada orang pindah kesana, hidup disana tiba tiba. Masalah agama karena selama ini terjadi kontroversi. Kita tahu pemimpinnya Mushadeq
adalah mengaku nabi kan, itu jadi persoalan apakah seperti itu, ternyatra setelah ditelusuri kemudian Mushadeq bikin agama baru dengan mencampuradukkan semua
agama, sinkretisme agama. dan ini makin susah karena menyangkut kemudian mereka tinggal di sebuah tempat dengan menyewa lahan segala macem, mereka merekrut orang,
membuat struktur kaya pemerintahan, ada struktur polisis segala, nah itukan negara dalam negara, nah itupun ketahuannya sekarang-sekarang dulu-dulunya belum terlalu
jelas cara-cara seperti apa.
6. Secara khusus pandangan ROL soal agamanya itu sendiri? Berbahayakah?
Kami tidak pernah tahu berbahaya atau tidak karena yang memastikan berbahaya atau tidak adalah pihak-pihak yang mempunyai wewenang, Majelis Ulama Indonesia atau
Kementrian Agama, gitu. Republika tidak pernah menyatakan itu berbahaya tapi kami hanya menyebarkan bagaimana pandangan dan sikap dari Kementrian Agama MUI
segala macem dan juga sikap-sikap dari pengadilan-pengadilan dan polisi yang selama ini mengurusi masalah Gafatar itu.
7. Lalu kriteria apa yang dijadikan narasumber oleh ROL dalam berita?