Ekspor Impor Jagung dan Daging Ayam

Tanpa perdagangan harga jagung dan daging ayam di negara eksportir sebesar OP 1 A dan di negara importir OP 1 B . Jika di negara eksportir harga di atas P P 1 A , produsen akan memproduksi lebih besar dari OQ E A yang selama ini diminta oleh konsumen. Jadi fungsi penawaran S di atas keseimbangan E mencerminkan fungsi excess supply negara eksportir. Dengan cara yang sama di negara importir, bila harga di bawah P A A 1 B , konsumen akan meminta lebih banyak dari OQ E B . Jadi fungsi permintaan di bawah keseimbangan E mencerminkan fungsi excess demand negara importir. B Bila terjadi perdagangan antar kedua negara, dengan asumsi biaya transport sama dengan nol, maka kurva penawaran dan permintaan di pasar dunia merupakan kurva excess supply dan excess demand kedua negara, dimana keseimbangan terjadi pada titk E W dengan tingkat harga P W dan volume perdagangan sebesar Q E W impor sama dengan ekspor. Secara umum, jumlah impor sangat dipengaruhi oleh harga impor, pendapatan income, dan jumlah impor tahun sebelumnya Labys, 1975, sehingga model impor diformulasikan sebagai berikut: M t = f PM t , Y, M t-1 ...................................................................... 37 Gambar 4 memperlihatkan perilaku penawaran dan permintaaan jagung dan daging ayam yang terjadi pada perdagangan dua negara. Pada Gambar 4 dapat dilihat adanya keterkaitan antara penawaran, permintaan, harga, ekspor impor jagung dan daging ayam. Peubah-peubah tersebut masih dipengaruhi oleh peubah- peubah lain yang bersifat kompleks dan membentuk sistem yang simultan. Artinya, perubahan pada satu peubah akan mempengaruhi sistem secara menyeluruh.

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Perumusan Model Pasar Jagung, Pakan dan Daging Ayam Ras di Indonesia

Model merupakan abstraksi atau penyederhanaan dari fenomena yang terjadi. Dengan penyederhanaan itu, idealnya yang ditampilkan adalah komponen- komponen utama dari fenomena nyata yang diamati, sehingga dapat dilakukan estimasi secara akurat. Salah satu model pendekatan kuantitatif yang dipakai untuk menganalisis masalah ekonomi adalah model ekonometrika Hallam, 1990 dalam Purba, 1999. Pembentukan model dimulai dari identifikasi masalah aktual yang terjadi, lalu dipilih metode pendekatan masalah yang digunakan, yaitu model ekonometrika. Langkah-langkah yang ditempuh adalah spesifikasi, identifikasi dan metode pendugaan model. Selanjutnya melakukan evaluasi hasil untuk menentukan apakah parameter-parameter yang diduga bermakna dilihat dari kriteria ekonomi dan memuaskan dilihat dari kriteria statistika dan ekonometrika. Langkah selanjutnya adalah penerapan model dalam bentuk simulasi kebijakan. Tahapan pembentukan model ini merupakan suatu proses berulang iteratif sampai diperoleh suatu model yang lebih sahih yang bisa menangkap permasalahan yang ada. Model ekonometrika adalah merupakan suatu model statistika yang menghubungkan peubah-peubah ekonomi yang mencakup unsur statistika Intriligator, 1978. Koutsoyiannis 1977 lebih lanjut menyatakan bahwa suatu model yang baik seharusnya dapat memenuhi kriteria ekonomi, statistika dan ekonometrika. Pasar jagung, pakan dan daging ayam ras di Indonesia merupakan suatu sistem yang terdiri dari tiga pasar, yaitu: 1 pasar jagung, 2 pasar pakan dan 3 pasar daging ayam. Volume dan harga yang terjadi pada masing-masing pasar tidak ditentukan oleh pasar yang bersangkutan saja, namun ditentukan secara bersama-sama dengan pasar lainnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa ada keterkaitan di ketiga pasar yang dikaji. Setiap komponen dalam masing-masing pasar diwakili oleh sebuah peubah endogenous, sedangkan instrumen faktor internal seperti suku bunga, nilai tukar, tarif impor dan depresiasi rupiah merupakan peubah exogenous dalam model pasar jagung, pakan dan daging ayam ras di Indonesia. Perubahan faktor internal dan eksternal akan berdampak terhadap kinerja di ketiga pasar yang dikaji. Adanya perubahan faktor internal seperti perubahan tarif impor jagung dan daging ayam akan menyebabkan perubahan harga serta volume impor jagung dan daging ayam. Perubahan tersebut akan mempengaruhi volume dan harga pakan di pasar pakan dan selanjutnya mempengaruhi volume dan harga jagung di pasar jagung. Berubahnya harga dunia akan mempengaruhi harga impor dan selanjutnya akan mempengaruhi produksi, permintaan dan harga di ketiga pasar domestik, namun tidak berlaku sebaliknya karena Indonesia merupakan negara kecil small country dalam perdagangan jagung dan daging ayam dunia. Model pasar jagung, pakan dan daging daging ayam ras di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 5. 57 Gambar 5. Model Pasar Jagung, Pakan, dan Daging Ayam Ras di Indonesia