Surplus Produsen dan Surplus Konsumen

e p = ∂Q ∂P P Q ...................................................................... 32 e γ = ∂Q ∂Y Y Q ...................................................................... 33 e xy = ∂Q x ∂P y y P x Q ............................................................... 34 dimana: Q = jumlah barang yang diminta Q = rata-rata Q P = harga Q P = rata-rata P Q x = jumlah barang X yang diminta x Q = rata-rata jumlah barang X yang diminta P y = harga barang Y y P = rata-rata P y Nilai elastisitas pendapatan yang bernilai positif untuk barang normal, bernilai nol untuk barang netral dan bernilai negatif untuk barang inferior. Beberapa penulis dapat mengklasifikasikan barang mewah dan barang kebutuhan pokok dari nilai elastisitas pendapatan. Jika nilai elastisitas pendapatan lebih besar dari satu maka barang tersebut termasuk barang mewah dan jika lebih kecil dari satu termasuk barang kebutuhan pokok. Nilai elastisitas silang e xy dapat mengklasifikasikan apakah suatu barang berhubungan sebagai substitusi atau komplemen. Jika tanda elastisitas silang negatif maka barang X bersifat komplemen terhadap barang Y dan jika bertanda positif, maka barang X merupakan barang substitusi terhadap barang Y.

3.7. Surplus Produsen dan Surplus Konsumen

Konsep surplus konsumen dan surplus produsen sering digunakan untuk mengukur perubahan kesejahteraan masyarakat, sebagai akibat adanya perubahan faktor internal dan faktor eksternal. Krugman dan Obstfeld 1991 dalam Imron 2007 menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu barang akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan konsumen dan produsen dari barang tersebut, yang dapat diukur dari besaran surplus produsen dan konsumen. Secara grafis disajikan pada Gambar 2. P Gambar 2. Distribusi Surplus Konsumen dan Produsen Gambar 2 menunjukkan besarnya surplus produsen dan surplus konsumen dalam perekonomian yang mengalami keseimbangan penawaran dan permintaan. Distribusi kesejahteraan diukur dari besar surplus yang diterima oleh masing- masing pelaku ekonomi, baik produsen maupun konsumen. Segitiga AEP E menunjukkan besarnya surplus konsumen, sedangkan segitiga BEP E menunjukkan besarnya surplus produsen. Surplus produsen dapat didefenisikan sebagai perbedaan antara jumlah nilai uang yang benar-benar diterima produsen dengan jumlah nilai minimum yang diinginkan produsen tersebut. Surplus konsumen adalah perbedaan antara jumlah maksimum nilai uang yang ingin dibayar oleh konsumen dengan nilai yang benar-benar dibayar terhadap jumlah tertentu dari suatu produk. S A E P P E D B Q O Q E Vesdapunt 1984 dalam Sitepu 2002 menyatakan bahwa ada tiga dasar postulat yang penting dalam penggunaan surplus produsen dan surplus konsumen untuk mengukur tingkat kesejahteraan, yaitu : 1 pemerintah merupakan refleksi dari keinginan untuk membayar, 2 penawaran merupakan refleksi dari biaya marginal marginal cost dan 3 perubahan pada pendapatan individu bersifat penambahan additive. Besar surplus dapat diukur berdasarkan asumsi bahwa kepuasan marginal uang sama bagi tiap individu. Secara matematis, surplus produsen dan surplus konsumen diukur dengan pengintegralan fungsi penawaran dan fungsi permintaan Chiang, 1984 ......................................................................... 35 ∫ = pd Pe dP P Qd CS ....................................................................... 36 ∫ = pe Pm dP P Qm PS dimana: CS = besar surplus konsumen Rp PS = besar surplus produsen Rp Pe = harga keseimbangan Rp Pd = harga pada perpotongan kurva permintaan dengan sumbu harga Pm = harga pada perpotongan kurva penawaran dengan sumbu harga Dalam hal perdagangan dunia, pemerintah dapat melindungi produsen maupun konsumen domestik dengan melakukan kebijakan tarif, pembatasan restriction, quota dan monopoli impor untuk kasus negara pengimpor, atau subsidi ekspor untuk negara pengekspor. Kebijakan ini umumnya berdampak terhadap produsen, konsumen maupun pemerintah.

3.8. Tarif Impor